2. sekolah
Erwin membelalak kan matanya saat tangannya di tato lagi, entah sudah berapa tato yang ada di tubuhnya. Tato tato itu di buat menggunakan laser.
"Bukan kah ini cantik?" Tanya si gadis.
Erwin ingin melepaskan diri dari kerangka yang mengikatnya ini, tapi bagaimana caranya?
"Akhhhh...." teriaknya saat proses pembuatan Tato itu di buat lagi.
"Jangan melamun donk, sebentar lagi selesai."
Pintu di buka, dan 2 laki laki itu masuk. Menatap Erwin dengan datar lantas tersenyum miring. Mereka melihat kerja sang gadis yang sepertinya sangat enjoy itu.
"Tangannya bagus ya." Ketus salah satunya.
"Iya, banyak tato." Sahut yang lainnya.
0o0o0o0o0
Ely memasuki kamar Eru, lalu membuka balkon dan duduk di sana. Ia tau kebiasaan Eru selalu Jogging saat pagi dan jika keadaan mendukung.
Iri? Tentu saja Ely iri dengan kamar Eru yang bisa langsung menghadap ke depan rumah. Di mana ada rumah keluarga Midorima di sana. Jika pagi hari biasanya Ely akan melihat Midorima Shintarou anak sulung keluarga Midorima itu membersihkan pekarangan, atau mencuci motornya. Dan kemungkinan itu adalah modua besar untuk melihat Eru.
Ely tau ini tak baik, di mana ia menyukai pacar sang kembaran, tapi bagaimana lagi? Ia benar benar menyukai pemuda megane itu, bahkan sebelum Eru mengenal Shintarou.
Ely melihat Eru yang di hampiri oleh Shintarou. Rambut Eru di acak acak oleh Shintarou, lalu Eru mendorong Shintarou menjauh.
"Beruntung nya Eru." Gumamnya. Ia berbalik dan kembali ke kamarnya lagi, cukup sudah untuk hari ini. Melihat sang pujaan hati bersama pacarnya.
Ely menghela nafasnya, tak lama ibunya memanggil untuk meminta bantuannya. Sedangkan Eru langsung masuk ke kamarnya dan bersiap siap ke sekolah.
(Aku jelas kan sedikit tentang sekolah di sini. Tak banyak yang pakai sistem sekolah ini, tapi beberapa memang ada yang menerapkannya.
Jadi di sekolah menengah Atas dan sejenisnya akan ada 3 atau klo ga ya 4 tingkatan. Sedangkan Teiko sendiri ada 4 tingkatan.
Tingkat 1-3 sama kaya sekolah biasa, but buat tingkat 4 di sini kaya mengasah keinginan dan kemampuan murid di bidang yang ingin dia lanjut kan.
Apa yang akan di peroleh? Tentu pekerjaan dan pengalaman. Ini ga wajib jadi klo mau lanjut kuliah atau kerja langsung bisa jadi ga ambil tingkat 4).
Faham? Pasti.
.
.
.
Levi mendengus, sudah beberapa waktu berlalu sejak Niko bangun dari komanya pasca kecelakaan. Dan dia melihat Niko seperti orang gila yang baru tau tempat baru.
"Levi... levi... liat pantai!" Ujarnya sambil menunjuk pantai.
"Di kamarmu jika buka jendela juga keliatan pantai Niko." Dengusnya lelah.
"Cantik ya..."
Levi menatap Niko dengan pandangan e... sayang (?). Sejujurnya ia ingin mengatakan bahwa Niko juga cantik, tapi gengsinya sebagai kakak membuatnya melempari Niko memakai kerikil yang ia pungut.
"Apa sih?!"
"Jalannya di liat aho."
"Baka Levi wleeee...."
"Berani ya sama kakanya..." ujar Levi sambil menarik Niko ke pelukannya lalu memiting kepala Niko.
"AKH SAKIT LEVI... ADUH..."
Beberapa orang di sekitar situ memang sudah tau kebiasaan Niko dan Levi yang sering berangkat sekolah sambil bertengkar itu. Jadi mereka tak heran.
"Harusnya elu manggil gua Nii~san kek pas kecil!"
"Ih apaan, ga ga ada... aduh Levi jan rese.... ihhhhhh.... rambut gua lu kasih apaan ihhhhh...." protes Niko saat Levi memegang rambutnya.
"Jan berisik ini gua lagi gulung rambut lu?! Berantakan banget lu jadi cewe."
"Apa sih?! Sirik ya lu?!" Ketus Niko.
"Trus apa ini? Kenapa lu pake jaket gua?"
"Kata ayah di suruh pake soalnya dingin,"
"Tapi ini punya gua."
"Ga peduli ih..."
Levi menghela nafasnya, ia berjalan lagi beriringan dengan Niko.
"Ne.. Levi nanti makan malamnya apa?" Tanya Niko.
"Buset belum juga ke sekolah dah tanya makan malem. Perut lu kem gentong lama lama."
"Ih apaan ih? Gua tanya nanti malam makan apa?"
"Makan Niko,"
"Eh..." Niko berdiam diri di tempat, ia memandang tubuh kurus Levi yang lebih besar darinya berjalan mendahuluinya.
"Becanda... ayo berangkat dugong."
Niko terkekeh, 'levi bego! Kalo elu kayak gini terus gua bisa jatuh cinta ama lu! Eh ga boleh Niko kamu sukanya kan sama Pemuda hijau itu~♡ ah... pasti di sekolah banyak cogan?!?!? Aw... panen besar, asli!!!' Batin Niko lucknut.
.
.
Hanamiya memberikan smirknya, melihat beberapa kumpulan koin yang sedang di tata oleh anggotanya yang lain. Ia hanya melihat, tak ada niatan membantu.
1 demi 1 pertandingan yang memberikan hasil, walau tim mereka ga bakal di akui oleh sekolah.
"Hanamiya klo ga bantuin ga usah di kasih jatah," ujar hara.
"Jatah apa nieh..." tanya Ova, "kalian mau nge-gay? Aghhh... sial aku aku..."
"Pujho emang serem,"
"Bener."
Si ketua tim itu hanya diam, tak ingin ikut berkomentar. Toh ia tetap bakal dapat jatah uang.
Tok tok tok
Ketukan pintu gym itu membuat semua orang di dalam itu kaget, untungnya salah satu dari mereka sigap tanpa ketauan mengeruk sebagian besar uang itu ke dalam celananya.
Ternyata pelatih datang ke gym mereka, hanamiya berdiri dan menghampiri pelatih itu diikuti oleh Ova.
"Ada apa?" Dengan nada judes ala Hanamiya tentu saja.
"Ah... gomen Sensei. Kami tadi sedang menghitung kas tim." Ujar Ova dengan kikuk.
"Tim ini punya kas? Hahaha... menggelikan sekali. Hey kau manager di sini kan? Lebih baik kau pindah ke tim lain daripada di sini. Tak ada kemajuan sama sekali."
"Oy oy pak tua apa yang ka-..."
"Hanamiya~kun sst... ahahaha sensei mari bicara di ruang lain. Di sini agak tak sopan sepertinya."
Setelahnya Ova dan pelatih itu ke masuk ke ruangan di dalam gym yang sepertinya memang di peruntukkan untuk uks dadakan.
Para anggota yang lain langsung memasukkan koin koin itu dengan cepat ke kantong dan menyembunyikan nya. Sedangkan Hanamiya, wajahnya di penuhi perempatan imajiner dan bawa kelam.
"Orang itu sedang apa sih di sini? Toh dia yang mengusir kita dari tim. Ngapain lagi hah?" Ketus Hanamiya, buku kuku tangannya memutih karena ia kepalkan dengan kuat.
Beberapa menit berlalu kiseki no sedai datang ke gym ini, Akashi Seijurou, Midorima Shintarou, Aomine Daiki, Kise Ryouta, Murasakibara Atsuhi. Dan bayangan mereka Kuroko Tetsuya, serta sang macan Kagami Taiga.
"Ada apa ini?" Tanya Hanamiya.
"Tim ini akan di bubarkan." Jawab Akashi Seijurou.
.
.
.
.
Eru dan Ely sendiri adalah tingkat 3 sekolah Teiko. Kelas mereka tentu berbeda, Aora adalah teman sekelas Eru bersama Niko tentu saja. Levi ada di tingkat 4 bersama Midorima dan Mayuzumi. Ova, Reva, Kagami, Himuro ada di tingkat 2 sedangkan Salma, dan Atara di tingkat 1. Dan tokoh lain bakal nyusul wkwkw
Btw thanks minna
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro