Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

tiga puluh empat - Sabrina Errasya

CHAPTER INI DIAMBIL DARI DI SUDUT PANDANG RAKA. HARI TERJADINYA KECELAKAAN SESHA DAN ERRASH.

🍩

Siang itu tanpa ada yang bisa mencegahnya, Raka meninggalkan pekerjaanya begitu saja. Ia mengemudikan mobilnya ke rumah sakit tempat Sesha dan Errash dilarikan dengan perasaan kalut. Banyak wartawan yang menunggu di parkiran rumah sakit untuk mengetahui kabar selanjutnya dari Errash dan Raka mengabaikannya. 

Di sana, di depan ruang ICU, keluarganya berseteru dengan manager Errash. Oma dan opa duduk bersama papi dan maminya sedikit jauh dari keributan Satria—ayah Sesha—dengan manager Errash.

"Kamu yang dipercaya menjaga Errash sejak kecil, dan sekarang apa? Mengendalikan sifat brengseknya saja kamu nggak mampu!" 

"Mas, udah. Malu didengar sama yang lain." Tiar—sang istri—berusaha menenangkan.

Raka menghampiri situasi yang tampak masih tegang itu. Ia menghampiri Kevan yang terduduk lemas, mengabaikan keributan di depannya. "Van."

"Errash selingkuh," ujar Kevan.

Ia bahkan belum sepenuhnya duduk dan merileks-an bokongnya saat pernyataan itu terdengar. 

"Si bajingan itu nggak pantas sama kakak gue," lanjutnya.

Raka menatap mami dan papinya, Bian menggeleng samar. Mereka enggan ikut campur lebih dalam dan hanya menunggu kabar dari dokter mengenai kondisi Sesha saat ini.

"Selingkuhnya tuh gimana? Main sama cewek?" tanya Raka.

"Pertanyaan lo nggak perlu jawaban," ketus Kevan. "Lo nggak lihat apa yang udah dia perbuat ke kakak gue? Sesha koma!"

Belum sempat Raka menjawab, dokter dan beberapa perawat keluar dari ruangan di depan mereka. "Mohon maaf Pak, Bu, bapak Pramuerrash tidak bisa kami selamatkan. Hari ini, pada pukul dua siang lewat tiga puluh empat menit, bapak Pramuerrash telah meninggal dunia."

Mendadak di sekelilingnya terasa kacau. Raka bahkan tidak bisa mengenali suara tangisan siapa pun saking berisiknya. Manager Errash terduduk lemas di bangku yang jauh dari kerumunan, ia menumpu tubuhnya pada lutut yang disangga oleh siku. Bahunya bergetar hebat.

Pramuerrash telah meninggalkan semua yang dimilikinya. 

Istrinya, pekerjaan, masalah yang belum selesai, dan  pertanyaan-pertanyaan yang belum sempat pria itu jawab beberapa bulan lalu padanya. Semua masih abu-abu saat Errash memutuskan pergi. 

Tiar menangis tersedu-sedu di pelukan Kiera. Lalu... bagaimana dengan Sesha? Sehancur apa perasaan wanita itu kalau tahu suaminya sudah tiada?

Jasad Errash segera dikebumikan hari itu juga, semua diurus oleh managernya. Ia telah mengonfirmasi pada media, agensi dan seluruh brand dan proyek yang bekerja sama dengan Errash bahwa sang bintang utama tidak bisa lagi bergabung. Banyak ucapan bela sungkawa di akun sosial media pria itu, dari teman sesama artis juga fans-nya yang tidak terhitung jumlahnya. Errash dikenal dengan sosok senior yang baik dan ramah pada orang lain, jadi wajar banyak yang merasakan kehilangan.

Saat hari beranjak malam, para keluarga sudah pulang termasuk Satria yang pulang untuk mengurus masalah ini. Tersisa Tiar dan Raka yang berada di ruang rawat inap, sementara Kevan sedang ke kantin rumah sakit membeli makanan. 

"Tante sangat menyayangi Sesha melebihi apa pun. Dia putri kami, tentu semua harus yang terbaik untuknya. Tante pikir, menikahkannya dengan Errash membuat Sesha bahagia, masa depan mereka akan terjamin, tapi..." terdengar isak tangis lagi dari Tiar. Ia menggenggam jemari dingin anaknya yang tak kunjung membuka mata. "Tante salah. Selama ini Sesha merasakan semuanya sendirian. Tante nggak tahu kalau ternyata mereka sering bertengkar."

Raka yang duduk tak jauh dari ranjang Sesha menghela napas kasar—entah sudah yang keberapa kalinya. Ia masih berusaha mencerna semua kejadian yang dialami sepupunya.

"Sesha nggak pernah mengeluhkan pernikahannya. Dia selalu bilang semua baik-baik aja... dan tante percaya. Sebagai ibunya tante merasa nggak berguna karena nggak memperhatikannya." Tangisan pilu itu begitu menyayat perasaan siapa pun yang mendengarnya. "Dia melalui hal berat ini sendirian. Sesha... nggak pernah mau membagi masalahnya pada siapa pun termasuk kami orang tuanya."   

Kevan kembali dengan beberapa kantung plastik di tangannya, melihat mamanya kembali menangis dan menyalahkan diri sendiri membuat pemuda itu melangkah cepat menghampiri. "Ma, udah, kita nggak tahu kalau semua bakal kayak gini."

"Ini semua salah mama, Van."

Kevan memeluk Tiar. "Nggak, Ma."

Raka melihat Sesha yang terbaring kaku, wajahnya pucat dan terlihat tak bernyawa. Wanita kuat yang selalu ia banggakan di depan Tara, kini harus mengalami hal menyedihkan. Bagaimana kalau saat ia bangun yang pertama ditanyakan adalah suaminya? 

Ia memutuskan untuk keluar dari sana mencari udara segar. Terlalu menyakitkan terus berada di sana. 

"Raka." 

Pria itu menoleh pada sumber suara.

"Ada yang perlu lo tahu. ini tentang Errash," katanya.

"Bang, gue lagi nggak mau diganggu," ucap Raka.

"Sekali ini aja. Setelah itu, keputusan ada di tangan lo."

Raka mengikuti langkah pria di depannya ke tempat yang lebih sepi.

"Tadi siang Sesha ke rumah gue. Errash nggak pulang tiga hari terakhir padahal kerjaan udah beres. Dia juga susah dihubungi. Gue nggak sempet melerai mereka karena harus jagain Sabrina. Mereka pulang, gue pikir semua udah kelar sampai sana," kata Tio. "Tapi gue salah. Di jalan, Errash telepon gue, dia minta bantu jelasin ke Sesha, tapi lo tahu... Sesha keras kepala, dia nggak mau dengar, mereka adu mulut dan Errash hilang kendali."

"Errash nggak ngapa-ngapain Sesha kan?"

"Nggak. Errash nggak bisa nahan emosinya, dia melampiaskannya ke stir mobil dan seperti yang lo dengar di berita siang tadi... mobilnya menabrak mobil lain di depannya." Pria itu menyerahkan sebuah flashdisk pada Raka. "Folder Abin. Dari sana lo bakal tahu semuanya." Setelah itu, ia berbalik meninggalkan Raka dengan tergesa. 

Raka masih menatap benda kecil di tangannya itu dengan bingung. 

🍩

"Tes? Halo?" Wajah Errash muncul di layar laptopnya dengan senyum tipis. "Siang, sore, malam, pagi? Kapan pun waktunya lo lihat video ini, semoga hari lo lagi menyenangkan." Ia terkekeh. "Gimana kabar lo, Ka?" 

Hening sesaat. Raka pun enggan meladeni.

"Harusnya gue ngomong ini langsung, tapi akhir-akhir ini lo lagi banyak kerjaan. Gue denger... lo dijodohin sama anak temen om Bian, ya? Gue kira lo bakal sama Tara," katanya sembari terkekeh. "Lo beneran nggak bisa dapetin Tara lagi, Ka?"

Anjing.

"Sebelumnya gue mau minta maaf yang sebesar-besarnya untuk Sesha, lo, dan semua keluarga besar Winata yang udah mempercayakan Sesha ke gue. Kalian yang menganggap gue benar-benar keluarga, yang selalu support apapun keputusan gue meskipun banyak hal yang jadi korban, termasuk Sesha," katanya dengan helaan napas.

"Sesha mengangkat rahimnya karena udah nggak bisa hamil lagi. Keguguran itu cukup berdampak buruk bagi kami. Gue nggak mau Sesha terus ngerasa bersalah, jadi gue bilang untuk childfree. Gue terlalu cinta sama dia, Ka, gue nggak mau dia terluka. Tapi di sisi lain, ada orang yang tiba-tiba datang ke gue, dia menyerahkan semua miliknya buat gue atas dasar cinta. Awalnya gue nggak terima, gue cinta sama Sesha apa pun yang terjadi di antara kami. Tapi karena keguguran itu, hubungan kami jadi sedikit punya jarak. Gue tergoda untuk main-main. Selama itu...," katanya. 

Raka mengepalkan tangannya di sisi tubuhnya. "Brengsek."

"Sampai gue mendapat kabar kalau ternyata dia hamil. Gue kelewat seneng, gue akan menjadi seorang ayah. Gue nggak  mikirin gimana perasaan Sesha, atau keluarga Winata saat itu. Yang gue tahu, gue mau merawat janin itu dengan baik dan membesarkannya. Makin banyak kebohongan yang gue ciptakan untuk bisa terus lebih lama bersama ibu si janin ini, sampai ketika waktunya melahirkan, dia nggak bisa diselamatkan. Anak gue lahir dengan keadaan nggak punya ibu." Errash mengusap sudut matanya yang berair. 

"Kalau inget hal itu, gue merasa gagal berkali-kali lipat menjadi ayah. Gue marah sama diri gue sendiri, gue benci sama keadaan ini. Gue terlarut dalam kesedihan gue tanpa sadar Sesha mulai curiga. Satu bulan lalu Sesha tahu, dia tahu gue punya Abin. Namanya Sabrina Errasya. Gue udah punya anak, Ka." Errash terkekeh. 

"Gue lihat betapa hancurnya dia saat tahu, terlebih kalau selama ini justru gue pengin banget punya anak. Tapi Sesha tetap kuat, dia berusaha menerima kesalahan gue, keberengsekan gue, dia maafin semuanya bahkan menerima Abin masuk ke dalam keluarga kami. Tapi gue juga nggak bisa membiarkan Sesha mengurus Abin. Gue nggak bisa ngelihat betapa sedihnya dia tiap menatap Abin. Dia mungkin bisa memaafkan gue dan menerima Sabrina, tapi gue tahu rasa sakit di hatinya nggak pernah hilang."

"Raka, untuk pertama kalinya, gue mohon sama lo, tolong... tolong anggap Abin seperti anak lo sendiri, jaga dia seperti lo menjaga Sesha. Gue tahu ini kedengeran kurang ajar dan brengsek, tapi gue yakin, lo bisa menjaga Abin."

Layar menghitam. videonya berhenti di situ. 

Raka tentu saja marah. Ia telah mempercayakan Sesha pada Errash sejak pria itu menjadi bagian dari keluarganya. Rumah tangga mereka tidak selalu berjalan mulus, tapi selama ini Errash mampu mengatasinya. Lalu, kenapa yang ini sulit sekali hingga membuat keluarga kecil mereka hancur?

Sabrina Errasya. 

Sudah sebesar apa anak itu kalau hubungan Errash dengan selingkuhannya sudah berjalan cukup lama.

Jadi... ini alasan kenapa Errash sering kali datang menemuinya dan melihatnya mengurus Moli?

Raka menutup laptopnya dengan kasar. "Dia pikir ngurus anak sama kayak ngurus kucing?"

Malam itu, Raka menangis diam-diam di kamarnya. merasa tidak berguna untuk Sesha sehingga wanita itu merangkak sendirian di gelapnya langkah yang ia tempuh. Raka tidak tahu betapa hancurnya perasaan Sesha selama ini menghadapi semuanya sendirian. Ia simpan semuanya seolah hidupnya sudah baik-baik saja.  

🍩

Siapa yang di chapter kemarin marah-marahin Raka? Dan oleng ke Tara-Vian?🤣🤣

Belom seminggu udah update lagi nih karena chapter kemarin votenya rame. Kalo kayak gini terus donat makin semangat update 😆😆

Janji mau diramein lagi? Mau cepet-cepet ketemu TARAKA lagi?
Ayo ramein! 💜💜

—Salam donat <3
24/10/22

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro