• 80 •
Tian menyandarkan tubuhnya di tiang koridor lab bahasa. Letaknya yang berada di halaman belakang sekolah dan jarang dikunjungi menjadi pilihan Tara, namun lima menit berlalu perempuan ini tak kunjung angkat suara.
Terdengar helaan napas di depannya membuat Tian menoleh. Wajah yang beberapa bulan lalu selalu menjadi objek favoritnya, kini terlihat gusar sambil memilin tali tasnya.
"Gue mau minta maaf sama lo. Salah gue yang udah bawa lo ke dalam masalah ini."
"Masalah?" Tian membeo.
Tara mengangguk. "Sori, gue manfaatin perasan lo biar Raka menjauh dari gue. Bahkan gue melakukannya tanpa pikir panjang hal ini bisa nyakitin perasaan lo."
"Jadi selama ini ... "
"Selama ini gue gak punya perasaan apapun sama lo. Gue nerima apapun yang lo tawarin biar Raka ngejauh dan berpikir kalau gue sama lo emang dekat. Tolong jangan sakitin Raka kayak kemarin, dia gak tahu apa-apa. Karena ini semua murni salah gue. Kalau lo benci, silahkan benci sama gue. Raka gak punya andil apapun dalam masalah kita."
Tian tertawa dalam hati. Mana mungkin ia membenci Tara.
"Jangan jadiin Raka samsak kekesalan lo sama gue." Tara memejamkan matanya, menahan air matanya agar tidak jatuh. Hatinya sesak melihat Raka kena imbas dari perbuatannya.
Tiba-tiba saja dadanya terasa nyeri saat Tara mengatakannya. Perempuan yang dicintainya melindungi laki-laki lain. "Lo masih ngarepin Raka?"
Tara menggeleng. Ia kembali menatap Tian. "Nggak."
"Bohong."
"Nggak. Hubungan gue sama Raka udah berakhir, begitu pun dengan perasaan gue ke dia," tegasnya.
"Terus kenapa lo gak mau ngasih gue kesempatan buat bikin lo suka sama gue?"
"Gue gak mau."
"Kenapa?" Tian berjalan mendekat ke arah Tara. "Lo benci sama gue?"
"Nggak." Tara memegang dada Tian agar tidak mendekat. "Gue emang gak berniat menjalin hubungan dengan siapapun. Sori banget udah bikin lo marah. Gue cuma bisa bilang ini aja. Setelah ini gue harus ngurus kepindahan gue ke Makassar."
Tatapan Tian melemah. "Pindah? Kenapa?"
Tara menggeleng. "Rahasia."
"Bisa jelasin, kenapa? Biar semuanya jelas. Gue gak bisa dikasih tahu setengah-setengah."
"Lo harus maafin gue makanya." Setelah itu, Tara meninggalkan Tian yang masih dipenuhi tanda tanya.
[].
Tara jahat gak sih?
Btw, makasih untuk para readers setiaku, yang nunggu cerita ini dari awal sampai hari ini, yang sering vomments, tanpa kalian donatlumer bukan lah apa-apa.
Karena hari ini ...
TARAKA SUKSES MASUK #1trueshortstory YEAYYYYY SENENG BANGETTTTTT!!!!! 😍😍😍😍
—Salam donat;)
16/10/19
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro