• 75 •
Selepas upacara bendera, kelas sebelas IPS 4 tidak langsung ke toilet untuk berganti pakaian olahraga, melainkan sibuk melihat pertengkaran dua sahabat yang biasanya terlihat akur.
"Bangsat lo!" Tian menunjuk Raka dengan telunjuknya.
"Gak usah nunjuk-nunjuk, anjing!" Raka langsung menepis tangan Tian di depannya.
Tian menendang meja di sebelahnya, membuat para siswi berjengit kaget. Tak menyangka Tian yang biasa tersenyum jahil bisa marah seperti ini, terlebih dengan sahabatnya.
"Banci lo! Pengecut!"teriak Tian yang menarik kerah seragam Raka.
Yang diteriaki tertawa sumbang. "Lo gak terima ditolak Tara? Hah? Ngamuk ke gue jadinya? Elo yang banci, tolol!" Dengan sigap Raka menepis tangan Tian lalu menghadiahi satu pukulan di wajah Tian.
"Bacot lo, anjing!" Tian balas memukul. "Gak guna lo jadi cowok! Nyakitin cewek doang bisanya, gak punya malu lo, ya?!"
Raka tersulut emosi. Ia mendorong Tian hingga ke tembok, tanpa ampun ia memukuli Tian. "Gak usah ikut campur, bangsat! Lo gak tahu apa-apa!"
Tian balik mendorong sampai Raka terjatuh, ia duduk di perut Raka lalu balas memukul. "Apapun alasannya gue gak peduli! Lo tetap banci!"
Tak ada yang berani menengahi, karena hari ini Jaffar tidak masuk sekolah dan Nando sedang dipanggil ke ruang guru oleh Pak Kusnadi. Tak hanya kelas mereka, kelas lain pun ikut melihat saking kagetnya.
"Apaan nih?" Nando mengernyit saat pintu kelasnya dipenuhi orang.
"Ndo! Raka sama Tian berantem!" seru teman kelasnya.
Nando melotot, ia menerobos kerumunan. Melihat kedua sahabatnya babak belur, ia segera menghampiri. "Woi, pada kesetanan ya lo pada!" Ia mendorong keduanya agar berpisah.
Raka meludah, mengusap sudut bibirnya yang mengeluarkan darah. Sementara Tian masih terengah akibat berteriak sejak tadi.
"Bocah banget, sih. Ini sekolah, Bangsat! Ngotak dikit napa sih!" ujar Nando sambil terengah. Tangannya yang memegang keduanya gemetar. "Mau mati ya lo pada?!"
"Teman lo, noh anjing!" seru Raka.
"Elo yang anjing!" balas Tian.
"Diem lo bangsat!"
"Setan lo!"
Nando memegang kepalanya yang terasa pusing. Sebelum kepalanya pecah ia berteriak nyaring, "Panggil guru woi!!"
[].
Yah berantem deh, kemusuhan deh, sambel ijo bubar gak? Wkwk
Aku bikin scene ini karena apa ya, temen-temen sekitar tuh banyak yang suka ke satu orang yang sama terus berantem gitu. Apalagi cewek ya wkwk ngajakin orang musuhannya😂😂😂
—Salam donat;)
05/10/19
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro