• 58 •
Hari kamis tiba, Tara bersiap merapikan bukunya ke dalam tas, sudah pukul tiga lewat lima belas sore, kelas sudah sepi. Tersisa Tara dan Kanaya yang baru selesai mencatat rangkuman ekonominya.
"Tar, duluan, ya," ujarnya.
Setelah mendapat anggukan dari Tara, ia keluar kelas. Kanaya mengernyit heran mendapati Raka tengah bersandar di pilar kelasnya. Kaila sudah keluar sejak bel bunyi.
"Cari siapa, ya?"
Raka menoleh. "Ada Tara?"
"Ada." Kanaya mengangguk. "Masih di dalam, kenapa?" Seketika ia ingat ucapan Karina tentang Raka yang sering menggangu Tara.
"Ada perlu," katanya.
"Ada perlu apa?" Suara itu berasal dari pintu kelas. Tara sudah berdiri di sana dengan alis bertaut.
Merasa kehadirannya tidak dibutuhkan, Kanaya melangkah mundur setelah menyikut lengan Tara.
"Ke rumah gue."
"Ngapain?"
"Bikin kue. Mami pengin kue buatan lo untuk hari Sabtu nanti."
"Oh, oke." Tara tak bisa menolak.
[].
"Beres!" Tara menatap puas adonan terakhir yang sudah siap dioven. "Kue sus kering ini butuh waktu pemanggangan yang cukup lama, jadi harus sabar supaya benar-benar kering. Kalau belum kering nanti mudah melempem, Mi," jelasnya.
Kiera mengangguk paham. "Mami bisa kayaknya, gampang ternyata."
"Kue yang udah dingin ini Kita masukin ke dalam toples. Jangan sampai dimakan tikus, Mi, ini buat lusa," ucap Tara.
"Gue dengar, ya," sahut Raka yang sedang melihat acara TV.
"Emangnya gue ngomong sama lo?" tanya Tara.
"Lho, tadi tikus-tikus, lo nyindir gue 'kan," kata Raka. Ia membalikan tubuhnya menghadap Tara yang sedang menatapnya dalam jarak empat meter.
"Oh, lo ngerasa jadi tikus?" Tara bertanya sarkastik.
Raka membuang napas kasar. "Suruh siapa bikin kuenya jago banget. Kan jadi gue makanin terus," gerutunya.
"Idih." Tara menatap Raka sebal.
Mendengar perdebatan kedua anak remaja ini membuat Kiera tertawa. "Kok Mami jadi ingat masa muda, ya. Apalagi kalian cocok banget. Kenapa gak balikan aja coba?"
Ringan banget rahang si Mami. Raka melotot. "Mi," tegurnya. "Kita udah punya pasangan masing-masing."
Tara mengernyit. Siapa?
"Tara udah punya pacar?" tanya Kiera.
Tara menggeleng.
"Hampir, Mi, hampir," ralat Raka.
"Apaan sih, gak jelas lo," bantah Tara. Ia tidak merasa sedang PDKT dengan siapapun.
"Emang benar 'kan, hampir pacaran." Raka meyakinkan Kiera.
"Tapi bisa aja besok, orang yang kalian jaga perasaanya lagi jaga perasaan orang lain juga, makanya gak mau pacaran," jelas Kiera. "gak apa, Tara baru PDKT, masih abu-abu antara ditinggal atau jadian. Jangan nyerah dong, Ka."
[].
Ada yang kangen TaRaka ngebacot gak?:(
—Salam donat;)
26/08/19
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro