"Ciee ... yang habis jalan sama Tian," cibir Jaffar saat Tara melewatinya di kantin.

Karina melotot. "Berisik lo!"

Jaffar mengerjap kaget. "Buset, dah. Gue gak ngomong sama lo kali," gumamnya.

"Apa lo bilang?!" Karina maju selangkah.

Nando yang berada di sebelah Jaffar hanya menghela napas kasar. Siap siaga jika terjadi adu mulut antara Karina dengan temannya.

"Nggak. Gue cuma bilang asik ya, nemenin Tara jalan." Jaffar menggeleng kaku.

"Gak jelas lo!"

"Udah lah, Na. Biarin aja." Tara menarik seragam Karina, malas meladeni Jaffar.

"Urus tuh temen lo," ujar Karina pada Nando. Lalu menarik tangan Tara keluar dari kantin.

"Mati aja lo, Jap. Nyusahin aja hidup lo," kata Nando kesal.

"Yee, gue kan isengnya ke Tara bukan temennya," elak Jaffar.

"Sama aja lah. Kayak yang baru kenal Karina aja."

"Lagian itu cewek serem banget, sih. Gak ada kalem-kalemnya." Jaffar bergidik ngeri membayangkan dirinya memiliki pasangan seperti Karina.

Nando memutar matanya malas. "Dia bukan serem, tapi tangguh."

"Sama aja lah. Bikin orang takut."

"Emang Tian serius bakal macarin Tara?" tanya Nando.

Jaffar tergelak. "Emang Tara mau sama modelan Tian? Emang Tian siap punya pacar super cuek kayak Tara?"

Nando berpikir sejenak, apa yang dikatakan Jaffar memang benar, tapi bisa saja terjadi. Ini keuntungan bagi Tian dan Kaila, kesialan bagi Tara, dan bencana bagi Raka.

[].

Vomments!!!💙💙

—Salam donat;)
23/08/19