Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

• 50 •

Pukul dua siang mereka baru sampai rumah, tahun baru kali ini sama saja dengan tahun kemarin, macet di sepanjang jalanan Pucak-Cisarua.

Tara yang masih mengantuk hanya bisa pasrah saat Pak Didi mengambil alih bawaannya. Setelah semalam  menangis di selasar, ia tidak kembali ke kolam, memilih ke kamar dan tidur tanpa memedulikan acara barbeque.

Ia mengerjap saat Kaila berteriak di depan pintu utama. “Kenapa?”

Arsen dan Eva hanya tersenyum.

“Pa, Ma, ini ada apa?!” seru Kaila membalikan tubuhnya ke arah Arsen dan Eva yang masih di dekat mobil.

Dio menatap rumah dengan penasaran. “Kenapa, sih?”

Dengan semangat Kaila menarik Tara dan Dio untuk ikut masuk. Ruang tamu yang terlihat kalem, didekorasi menjadi terang dengan ornamen, dipenuhi balon dan foto-foto Kaila, Tara dan Dio sejak kecil menggantung. Di meja ada tiramisu dengan angka gabungan umur Tara, Kaila  dan Dio. Di dinding seberang pintu ada buntingflag bertuliskan ‘Happy Birthday My Childern!’

Tunggu, ini pesta anak tujuh tahun atau tujuh belas tahun? batin Tara.

“Happy Birthday!” seru Arsen dan Eva dari belakang.

Wish u all the best untuk anak-anakku!” ucap Eva lalu berhambur ke pelukan ketiganya. “Maaf telat.”

Tara mengusap air matanya dengan cepat. Ibunya ingat, ingat hari ulang tahunnya. Tara pikir, Eva lupa karena tidak mengucapkan apapun padanya.

Setelah melepas pelukannya, mereka berhampuran ke arah Arsen, memeluknya dan mengucapkan terimakasih. Kaila bahkan tersedu-sedu di pelukan Papanya.

Dio kembali memeluk Eva, lalu mengucapkan terima kasih. Dengan ragu, Tara berjalan mendekat, sudah dua hari ia tidak berbicara dengan Eva.

“Sini, Dek,” ujar Eva pada Tara.

Dengan rasa haru, ia kembali memeluk Eva dan Dio.

“Maaf, maafin ibu, selalu maksain apa yang gak kalian sukai, jarang merhatiin kalian, sibuk dengan kerjaan. Padahal ibu tahu, kalian pengin ibu ada kayak ibu lainnya.” Eva tak bisa menahan air matanya. Ia sangat merasa bersalah, terlebih saat memarahi Tara tempo hari, padahal ini bukan sepenuhnya salah anaknya.

“Ibu sayang kalian, sayang Kaila dan Papa Arsen juga.” Dalam pelukannya Tara mengangguk, ia tidak akan bertindak egois kembali.

“Dio minta maaf, Bu,” ujar Dio.

“Tara juga. Tara banyak salah sama Ibu.” Akhirnya ia bisa mengucapkan itu, setelah ia berusaha mengumpulkan keberanian untuk menegur Eva.

Suara perut Kaila berhasil membuat mereka memotong kue dan memakannya bersama-sama di ruang tamu. Hari ini, resolusi Tara terkabulkan. Ia ingin memiliki keluarga yang hangat dan harmonis kembali, meskipun tidak dengan orang tua kandung yang lengkap.

Kadang, apa yang terjadi di masa lalu, bukan untuk terus diratapi kesedihannya, dibayangkan seandainya tidak terjadi. Tapi dijadikan pelajaran agar ke depannya harus menjadi lebih baik lagi agar tidak terulang.



[].

Haiii!!
Jadi gini, tanggal dua puluh satunya Tara ulang tahun ke tujuh belas, tanggal dua puluh tujuhnya Dio ulang tahun ke empat belas tahun, dan satu Januarinya Kaila ulang tahun. Makanya Raka bilang agak maleman mau telepon lagi, terus barbeque itu sebenernya sekalian merayakan ulang tahun ketiganya, tapi Tara lagi sedih, huhu😭😭😭🤧🤧🤧
Sekian dari donat💙💙



—Salam donat;)
11/08/19

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro