Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

• 44 •

Setelah menempuh perjalanan hampir tiga jam lamanya karena macet yang sangat panjang, akhirnya mereka sampai di hotel paling dekat dengan Cimory Riverside.

“Kita makan siang dulu, baru istirahat, oke?” ujar Eva.

Kaila mengacungkan jempolnya. “Oke, Ma.”

Mereka makan siang dengan tenang, diselingi obrolan seputar sekolah.

“Oh, iya, sampai lupa. Selamat ya, Tara dan Dio dapat peringkat pertama,” kata Arsen.

Tara menampilkan senyum lebarnya. “Makasih, Pa.”

“Ada hadiah?” tanya Dio yang langsung mendapat sikutan dari Eva.

Arsen yang melihat itu, tergelak. “Ada dong.”

“Aku juga dapat ‘kan, Pa?” Kaila menatap Arsen dengan penuh harap.

“Hm, ada gak, ya?” Arsen pura-pura berpikir.

Kaila menekuk bibirnya. “Ranking aku naik tahu, Pa.”

“Bagi dua aja punya gue,” kata Tara. Ia memang tidak tahu hadiah apa yang Arsen berikan, tapi kalau bisa dibagi dua kenapa tidak?

“Ah, benar nih?” Kaila merasa tak enak.

Tara mengangguk.

“Oh, iya, sekarang istirahat dulu, besok baru kita mulai acaranya,” ujar Arsen.

Dio hanya mengangguk. Matanya sudah berair menahan kantuk. Tara mendecih melihatnya. Dio memang akan ramah jika keinginannya dituruti.

“Oke, deh,” jawab Tara dan Kaila.

Eva tersenyum dalam kunyahannya. Dio dan Tara sudah mulai mencair, sedikit demi sedikit sudah mulai banyak bicara.

Setelah makan siang selesai, Arsen memberikan kunci kamar pada Kaila. Untuk beberapa hari ke depan, Tara dan Kaila akan tidur satu kamar. Ini usul dari Eva agar mereka bisa lebih akrab.

“Selamat istirahat, anak-anak. Kita kumpul pas makan malam, ya.” Sebelum memasuki kamar masing-masing, Eva memberikan lambaian tangan pada ketiganya.

“Selamat tidur, Ma, Pa.”

“Selamat istirahat, semua!”



[].


“Capek banget, sih. Padahal cuma tidur doang daritadi,” keluh Kaila. Ia sudah merebahkan diri di tempat tidur.

“Gak diberesin dulu bajunya?”

“Nanti aja.” Kaila sudah sibuk dengan ponselnya.

Tara mengangkat bahunya tak acuh. Ia tidak ingin tidur, lebih baik menyimpan bajunya ke dalam lemari hotel. Kemudian melangkah ke balkon menikmati udara dingin puncak.

“Tar, gue ke bawah dulu, ya.” Kaila memakai kembali sepatunya.

“Mau ke mana?” Tanya Tara tanpa menoleh.

“Depan doang kok.”

“Oke, deh.” Padahal saudara tirinya itu baru saja mengeluh capek, tapi sekarang pergi lagi. Sudah lah, Tara tak ambil pusing, ia kembali menikmati udara dingin khas puncak.

Entah kenapa ia memilih liburan di sini ketimbang ke Lembang. Selain masih di kawasan Bogor, udara dinginnya pun membuat pikiran kembali segar.

Sebenarnya, dari dulu ia ingin sekali liburan keluarga, tapi sejak perceraian kedua orang tuanya, Eva menjadi lebih sibuk. Hanya sempat membuat sarapan instan, berbenah rumah sebelum ke kantor, lalu mereka akan bertemu saat Tara tak sengaja sedang nonton TV atau makan malam. Beberapa percakapan kecil yang Terselip membuat Tara sedikit lebih lega. Meskipun kadang pertanyaan Eva agak menyebalkan.






[].


Donat tepatin janji kan, hari ini apdet lagi yeayyyy!!
Yo, ayo vomments!! 😙😙😙💙💙💙💙






—Salam donat;)
27/07/19

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro