• 24 •
Jam sudah menunjukkan pukul empat sore, setengah jam yang lalu bel pulang telah berbunyi seantero sekolah. Karina yang memang ada jadwal latihan taekwondo sedang pemanasan di pinggir lapangan.
Tara duduk di bangku yang menghadap ke lapangan seraya memainkan ponselnya, selagi menunggu Dio menjemput ia gunakan waktu untuk mendownload film yang akan menemaninya dua hari ke depan.
"Besok jalan, yuk, Tar," ajak Karina yang sedang sit up.
Tara menatap temannya itu tak yakin.
"Ayo lah, gak tiap minggu kita jalan, 'kan?"
"Pergi ke Gramedia, berjam-jam di sana keliling nyari buku yang udah pasti gak bakal lo beli, maksudnya?" Mungkin ini terdengar sebagai sindiran untuk orang-orang yang belum mengenal Tara, tapi Karina memang seperti itu. Ia hanya akan membeli satu atau dua novel lalu berkeliling melihat-lihat novel lainnya tanpa membelinya.
Karina tertawa. "Ya, itu lebih bagus, ketimbang lo yang diam di rumah lalu kedatangan tamu yang ternyata mantan lo. It mean, dia jemput Kaila di depan mata lo, mereka jalan, entah itu nonton atau apa. Sedangkan lo menghabiskan waktu untuk menonton film sad ending di kamar semalam suntuk."
Karina berdehem, ikut duduk di samping Tara. "Cepat atau lambat tante Eva juga pasti tahu yang dimaksud 'pacar barunya' Raka itu anak tirinya. Nyokap lo pasti bakal mempertanyakan ini pas mereka pergi, bisa jadi planning lo nonton juga kandas."
Tara membuang pandangan ke arah lain, membuat Karina mau tak mau mendengus geli. "Jadi, gimana? Lo gak mau kelihatan menyedihkan bukan di depan Raka."
Tara memang bukan siswa yang aktif di sekolah, ia hanya satu dari sekian siswa yang malas mengikuti kegiatan di luar sekolah. Maka dari itu, hari Sabtu dan Minggu biasa ia pakai untuk bermalas-malasan di kamar sekadar menonton film yang ia download lewat WiFi sekolah. "Gue rasa makan Richeese bagus," gumamnya pada akhirnya.
Karina menjentikkan jarinya. "Bagus banget. Deal, ya?"
"He'em."
"Kita bisa nonton atau window shopping, ke Gramed, lalu makan. Film yang lo download itu bisa disimpan untuk minggu depan."
Tara mengangguk.
"Menghindari lo bertemu Raka nantinya, kita agak sorean aja. Oke, gak?" Karina merangkul bahu temannya itu.
Tara membalasnya dengan tatapan malas. "Gue nolak pun lo bakal tetap maksa 'kan?"
Karina tersenyum lebar. "Oke, deh. Gue ke tengah dulu, udah mulai tuh," katanya menunjuk pelatih taekwondo di tengah lapangan.
[].
HAIIIII
Selamat pagiiiiii
chapter 24 di tanggal 24 nich!💙
-Salam donat;)
24/06/19
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro