Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

• 23 •

Tara memasuki rumah dengan kesal, diikuti Dio di belakangnya. Dua jam lebih ia menunggu Dio di halte sekolah, dan adiknya itu tidak memberi kabar bahwa ia akan ke mana. Membuat Tara menunggu dengan dongkol dan berakhir mengomel sepanjang jalan mereka pulang.

"Apaan sih, alay lo," ujar Dio.

"Alay, alay! Sini gue colok mata lo!" Tara membalikkan tubuhnya ke arah Dio.

Refleks Dio melangkah mundur.

Dari arah ruang keluarga, Kaila menoleh pada keduanya. "Hei, kenapa?"

Tara menggeleng. "Gak pa-pa, kok."

Dio berjalan kembali menuju tangga, ia berbisik pada Tara. "Lo 'kan sekelas sama dia, kenapa tadi gak bareng aja."

"Berisik lo!" Tara memukul bahu adiknya kesal.

"Gue gak nyangka, lo ternyata galak ya." Kaila terkekeh geli, lalu menepuk sofa di sebelahnya. "Sini, nonton TV. Acaranya lagi bagus."

Sebenarnya Tara tidak terlalu suka sinetron, tapi demi menghargai ajakan Kaila, ia duduk di sebelah saudara tirinya. Menyimpan tasnya di bawah sofa.

Kaila menyodorkan keripik kentang pada Tara, yang dibalas dengan gelengan. Ia memang tidak terlalu sering memakan snack. "Kok sore banget pulangnya?"

Tara menyandarkan punggungnya pada sofa, memejamkan matanya. "Iya, nunggu Dio selesai les dulu."

Setelahnya hening. Kaila mulai serius dengan acara TV, sedangkan Tara masih menenangkan pikirannya.

"Oh, iya, kita bisa bersikap biasa aja 'kan kalo di sekolah?" ujar Kaila. "Maksudnya gini lho, selama ini kita kayak sekedar kenal aja, belum pernah satu kelompok juga. Ya, Kita harus kelihatan akrab, dong. Gak cuma kelihatannya sih, harus benar-benar akrab juga."

Kaila meraih remote TV lalu mengganti chanel lain, acara tadi baru saja selesai. "BTW, gue belum kasih tahu Raka kalo kita saudaraan. Mungkin dia juga akan sama kagetnya kayak lo," ia tertawa membayangkan ekspresi Raka jika mengetahuinya. "Dia masih sering gangguin lo, ya? Itu sih, yang gue dengar dari Karina di kantin beberapa hari lalu. Akur deh, kalian."

Tak mendapati respon dari orang di sebelahnya, Kaila menoleh ke samping. Tara masih memejamkan matanya dengan tenang.

Tidur kali, ya? pikirnya.

Suara bel dari luar membuat Kaila beranjak dari sofa, berjalan ke ruang tamu untuk membukakan pintu. Tepat saat Tara menegakkan tubuhnya, ia mengambil tasnya lalu berjalan menaiki tangga. Sebenarnya ia tidak benar-benar tidur, hanya sedang mencerna dengan baik kata-kata Kaila.

Mulai hari ini dan ke depannya ia akan bertemu dan lebih sering berinteraksi dengan Kaila, mengingat di sini ia hanya menumpang.

Tara menghela napas berat. Pukul lima sore, sebaiknya ia mandi sebelum Eva pulang dan mengomel.






[].

Makasihh yang sudah mau menunggu TARAKA💙
Sayang banget aku sama kalian 😊🤗🤗





—Salam donat;)
22/06/19

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro