• 21 •
Raka menyeruput es tehnya dengan tenang, di seberangnya Kaila melahap baksonya semangat. "Maaf, ya, kemarin gak bisa datang, mami ngajak ke acara keluarga."
"Iya, gak pa-pa, kok. Acara keluarganya pasti lebih penting, sampai kamu gak sekolah gitu." Kaila mengangguk mahfum.
"Kalo aku hadir ke acara kamu juga pasti gak sekolah, 'kan?"
"Iya juga, sih."
"Terus," Raka meniupi baksonya sebelum ditelan. "Gimana acaranya? Mama sama saudara tiri kamu baik 'kan?"
Kaila tersenyum simpul.
Dalam kunyahannya, Raka mengernyit heran. "Kai?"
"Baik, kok. Mereka baik." Kaila mengangguk cepat.
Raka bernapas lega. "Syukur lah, kalau ada apa-apa bilang sama Papa."
"Mereka baik kok, Ka." Kaila menjeda. "Mau berangkat bareng tadinya sama papa sama aku, tapi gak jadi. Mereka mau naik motor aja katanya."
"Mereka?" Raka membeo. "Saudara tiri kamu ada berapa?"
Kaila mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya. Mulutnya penuh.
Raka menyodorkan es teh milik Kaila. "Makan pelan-pelan."
Kaila menerimanya. "Saudara tiri aku cewek-cowok, yang satu seumuran sama aku satunya lagi masih kelas sembilan. Mereka gak bawel kayak aku sih, malah kaku. Tapi, baik kok. Mama juga orangnya lembut ... "
Setelah itu Raka tidak mendengar lagi suara Kaila, tatapannya terfokus pada Tara dan Karina yang berdiri di belakang Kaila, mengedarkan pandangan ke penujuru kantin mencari tempat kosong.
Raka menimbang, apakah ia harus menawari mereka duduk bersamanya dan Kaila karena meja kantin memang cukup untuk empat sampai enam orang, atau berpura-pura tidak melihat keduanya dan melanjutkan makan bakso yang sudah hampir habis.
"Ka?" panggil Kaila. "Kamu dengar aku gak, sih?" ia merenggut kesal.
"Eh? sori-sori, sampe mana tadi?"
"Kamu gak dengar, ya?!"
Raka menggaruk pelipisnya yang tak gatal. "Anu, tadi kepikiran Tian, kayaknya dia belum bayar hutang gorengan minggu lalu, deh."
Kaila memutar matanya. Raka tuh kebiasaan deh, kalau sudah hilang fokus obrolannya ke mana-mana. "Ya udah, kamu tagih aja."
"Apanya?" tanya Raka.
"Itunya!"
"Apa, Kai?"
"Gorengannya, Raka. Kamu kira apa?" Kaila mendengus.
"Oh, itu, nanti deh kalo ingat," ujar Raka pada akhirnya. "Ke kelas yuk, aku belum ngerjain PR Sosiologi, nih." Raka berdiri dari kursi.
"Hm, bentar." Kaila meminum sisa es tehnya, lalu mengikuti Raka keluar dari kantin.
[].
Kegiatan orang pacaran gak cuma tentang dengerin doi nyanyi, ingat janji manisnya apalagi gombal sana sini. Karena Raka orangnya gak romantis:((
Yang mau tau tentang Mami Kiera dan Papi Bian bisa baca ex-boyfriend nosy yhawww!;)))))
–Salam donat;)
19/06/19
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro