Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

[ Five ]

"Kau ... anak yang itu?"

"Huh?"

Sekilas, aku melihat kilatan rasa sedih dari sorot mata kelam miliknya. Pemuda surai hitam itu nampak memijat keningnya sejenak sebelum mengalihkan pandangannya ke arah Aoi-chan. Pemuda Uduki itu nampak mengisyaratkan sesuatu pada Aoi-chan, Aoi-chan merespon dengan anggukan singkat. Tak lupa dengan senyum polos yang terpasang di wajah manisnya.

"Ikut aku sebentar." Itulah yang dia katakan sembari menarik paksa tanganku yang bahkan belum aku berikan izin untuk itu.

"H-hoi! Kau akan membawaku kemana?!"

"Ada hal yang ingin ku bicarakan. Dan aku tidak yakin Aoi boleh mendengarnya atau tidak."

Aku hanya bisa menghela nafas pasrah. Pemuda Uduki itu membawaku ke pinggir jalan yang cukup jauh dari tempat Aoi-chan. Uduki melepas tanganku, dan aku masih menunggu apa yang menjadi alasan untuknya menarikku.

"Mungkin kau berharap bahwa Aoi akan mengingatmu. Tapi, sayangnya," Uduki mengambil nafas terlebih dahulu, seperti mempersiapkan diri untuk memberi informasi yang pahit. Perlahan, dia mengalihkan pandangannya dariku. Kedua manik onyx nya nampak tidak memiliki cukup keberanian untuk menatapku langsung.

Kenapa? Ada apa? Apa yang terjadi? Dia belum mengatakan apapun, tapi aku dapat merasakan berita buruk akan meluncur dari mulutnya.

"... Sebenarnya, Aoi mengidap amnesia permanen."

Jantungku seakan berhenti berdetak.

***

Arata terus berbicara, tetapi hanyalah bisu yang tertangkap oleh You. Sinar matanya menggelap, telinganya seakan menolak untuk berfungsi lagi sehingga kini dia hanya bisa mendengar kebisingan. Hati nya bagaikan di iris oleh sebuah belati sehingga membuat air matanya menggenang di pelupuk mata violet miliknya.

"... Aoi amnesia permanen?"

Arata, si lawan bicara hanya bisa mengangguk pasrah. Dia sendiri tidak bisa melawan fakta yang sudah di paparkan sang dokter. Dokter tersebut memiliki izin dan ijazah kuliah, Arata tidak bisa sembarangan menuduh dokter tersebut adalah dokter gadungan.

You mengepalkan tangannya erat. Sangat erat, hingga kukunya menusuk telapak tangannya sendiri. Dia pun berjalan maju dengan emosi yang membara dan menarik kerah baju Arata.

"KAU JANGAN MENIPUKU, SIALAN!!!"

Arata hanya bisa meringis, dia tidak bisa melepas tarikan dari You walau sudah ia cakar lengan tersebut berkali-kali.

"K .. kau.. bicara apa, hah?! Apa kau butuh untuk bertemu dengan dokter yang menangani Aoi waktu itu?!" Balas Arata dengan emosi yang meluap-luap. Dia sendiri masih tidak bisa menerima nya. Dia dan Aoi sudah menjadi sahabat sejak kecil, mereka sudah melalui suka-duka bersama, bahkan lebih dari apa yang You lalui bersama Aoi.

Namun, mengapa orang ini jauh lebih marah dibanding dirinya? Arata waktu itu hanya bisa terdiam, dan tidak berkata apapun. Hanya bisa mengangguk dan menerima kertas hasil diagnosa dari sang dokter. Air mata pastilah menetes, namun tidak pernah ia merasakan hal serupa seperti yang di alami You.

Manik violet You tidak lagi menggenang, air matanya sudah mengalir deras ke bawah pipi nya. Tangannya mengepal, mempersiapkan diri sebelum menghajar wajah si surai hitam. Tapi sayangnya gagal karena ada seseorang yang menahan mereka.

"SIALAN!! JANGAN MENGHALANGI KU!!!"

"Sadarlah, You! Ini aku, Rui!!"

Tubuhnya sudah di tahan oleh sang penulis instrumen dari band nya dari belakang. Tangannya sudah terlepas dari kerah kemeja Arata sehingga Arata bisa bergerak dengan bebas. Tapi, tangan itu tetap saja berusaha untuk meraih-raih Arata agar dia bisa menghajar wajah yang menurutnya brengsek itu hingga tewas.

"Aku tidak sengaja mendengar percakapan kalian ... Aku mengerti perasaanmu, You. Tapi kau tidak bisa menghajar temannya Aoi-san seperti ini!!" Ucap Rui tegas, namun You tetap tidak mendengarkan. Dia sadar itu adalah Rui saja tidak.

"KAU SIAPA MENAHANKU SEPERTI INI, BRENGSEK?!!"

"AKU ADALAH MINADUKI RUI, YOU!!"

"You tidak akan melakukan kekerasan seperti ini, apalagi terhadap teman dari Aoi-san! Jadi, sadarlah!!" Dengan tubuh kecilnya, Rui tetap berusaha menyadarkan pemuda yang bagaikan kakaknya sendiri. Arata yang sudah merasa baikan hanya bisa terdiam saat melihat mereka berdua.

Tubuh You yang awalnya memberontak, kini menjadi diam tak berkutik. Namun, itu tidak menghentikan air matanya untuk terus mengalir.

You membalikkan tubuhnya menjadi menghadap Rui, dan menyenderkan kepalanya di bahu pemuda yang sudah ia anggap seperti adik sendiri. Kedua lengan pemuda bersurai hijau gelap itu ia genggam dengan erat, kemudian terisak kembali.

"You ..."

Rui mengusap punggung sang kakak perlahan, berusaha memberikan upaya untuk membuat dia tenang walau sia-sia. Kesedihan yang menghinggapi You, seperti tidak akan pergi dan melepas You begitu saja. Rui merasa sedih melihat kakaknya menjadi seperti ini.

Arata berjalan mendekati mereka berdua. Dia menatap You iba, lalu iris onyx nya beralih menatap surai hijau gelap yang belum dia kenali identitasnya.

Seolah-olah bisa membaca pikirannya, Rui memperkenalkan dirinya. "... Aku Minaduki Rui." Dia berkata dengan suara kecil, namun lemah lembut yang sudah menjadi suara aslinya. "Aku adalah teman dari You ... Dia sudah ku anggap sebagai kakak ku sendiri. Aku mohon untuk maafkan dia ..." Lanjutnya.

Arata menggeleng kecil. "Tidak apa-apa, Minaduki-san. Aku bisa memahami perasaannya."

"Terima kasih banyak ... Aoi no yuujin-san."

***





Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro