Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

|5|

"Hei Kuu~ apakah itu enak~?"

Sasara memandang penuh minat. Kuuko terlihat sangat menggemaskan melahap takoyaki, coba lihat pipinya yang menggembul, rasanya ia ingin mencubit pipinya. Sayang sekali dirinya saat ini telah menjadi makhluk tembus pandang. Dulu takut ditendang, sekarang tak dapat menyentuh. Ada-ada saja, Sasara.

Kuuko hanya mengangguk asal. Menggemaskan. Ia memandang ke kerumunan orang-orang di sekitarnya.

Festival saat ini dapat dibilang cukup ramai. Orang-orang berlalu lalang di stan makanan, di kuil pun sama saja. Antriannya cukup panjang. Dan semenjak tadi, Sasara khawatir tubuh Kuuko yang kecil bakal terhimpit dan akan menyakitinya.

"Aih, aku ingin mencicipi takoyaki temanmu itu."

"Salah sendiri siapa jadi hantu."

"Kejam sekali, kau Kuu~"

Sasara terkekeh geli, antusias di auranya terlihat jelas. Ia semakin menempel ke Kuuko, menyalurkan dinginnya yang entah semenjak kapan membuat Kuuko sendiri nyaman.

"Hei."

"Ya?"

"Kau mau kemana lagi? Nanti setelah beres-beres, aku harus ikut pesta temanku. Yang gembel itu sedang ulang tahun, kau masih mau menempel?"

"Tentu saja~ aku akan selalu bersamamu Kuu~" Sasara melemparkan senyumannya. Ia melingkarkan lengannya yang tembus pandang ke bahu Kuuko. "Ngomong-ngomong, aku ingin pergi menulis permintaan."

"Hah? Kau masih mau menulis?"

Sasara mengangguk, tampak antusias. Ia memperhatikan tatapan Kuuko yang terheran-heran, sebelum kemudian menghela napas, pada akhirnya setuju saja dibawa kemana-mana oleh Sasara.

.

"Jadi apa permintaanmu?"

"Aku ingin kekasihku mengingatku."

Sasara bisa merasakan tatapan Kuuko yang tertuju kepadanya. Entah kenapa kali ini tatapan itu lain, Sasara bisa merasakan tatapan tajam yang familiar, detak jantungnya meningkat.

"Kau punya kekasih?"

Sasara menahan kekehan gelinya, cemburu kah? Menggemaskan sekali sih, tak tahu saja bahwa ia membicarakan orang yang sama, dengan yang di sisinya saat ini. Ugh, Sasara ingin sekali mengantongi anak ini pulang.

Sasara menggangguk, menunjukkan seringai. "Ya, punya."

"Seperti apa?"

"Dia sangat menggemaskan dan pendek. Jika marah, wajahnya akan benar-benar merah, seperti kucing liar. Ia juga sering memukulku, sangat lucu. Ada juga dimana ia sangat perhatian, kadang malu-malu, jika hanya kepadaku saja. Yang jelas, dia orang terlucu sedunia." Sasara melebarkan seringainya. Ada kerinduan yang tersembunyi dalam nada suaranya. Kemudian seringainya runtuh, ranumnya membentuk garis lurus, serta binar-binar antusias tak lagi muncul. Sepasang netra yang selalu disembunyikan terlihat, terlalu menggelap, hampir membawa bahaya tersembunyi. "Sayang sekali, kisah kami lebih menyedihkan dari Orihime dan Hikoboshi."

"Kami masih muda saat itu. Sepenuhnya ini salahku."

Sasara memandang reaksi pihak lain. Kuuko berkedip, nampak agak linglung, dan mulutnya anehnya benar-benar tak berani mengucap. Ada rasa aneh yang menghantam jantungnya.

Tanpa menunggu respon pihak lain, Sasara kembali melanjutkan dengan nada yang terlalu dingin, berbahaya, namun entah mengapa sekaligus penuh akan kerinduan. "Tapi kali ini aku tak akan melepaskannya. Tak akan membiarkannya pergi, meski semesta ingin memisahkan kita kedua kali. Aku tak akan membuat kisah kami sama seperti Orihime dan Hikoboshi kembali."

Kemudian binar-binar antusias kembali, seolah wajah menggelap tadi tak pernah terjadi. Sasara memandang reaksi Kuuko dengan penuh minat. Ia bahkan tergiur ingin bersenandung.

"Ah begitu...."

Lelakinya ini sungguh menggemaskan. Sasara berteriak dalam hati.

"Lalu mengapa kau ... uuh, jadi seperti ini?"

"Oh." Sasara menerawang ke langit yang gelap. Rasa geli sedikit tersingkir, namun masih tak dapat menghapus senyum gelinya yang semenjak tadi tak mau beranjak. Ada rasa sakit yang diam-diam menusuk jantungnya, ketika ia membuka mulut. "Aku menghabisi nyawaku sendiri." Meski begitu nadanya benar-benar tak peduli ketika membahas hal ini.

"Kau— APA?!"

"Mhm. Kekasihku pergi lebih dahulu, aku menyusulnya."

"Kau bodoh atau bagaimana?! Bukankah hal itu malah memisahkan kalian dua kali?!"

"Benar, aku bodoh. Aku juga sempat berpikir seperti itu, tetapi aku tak pernah menyesal." Sasara menatap langsung ke sepasang mata di hadapannya. Netra yang tersembunyi terlihat lagi. "Setidaknya aku bertemu denganmu."

Kemudian ia kembali menyembunyikan netranya. Menahan kekehan geli, ketika melirik cengkraman di tangan Kuuko pada tanzaku yang semakin menguat.

"Ayolah, mari kita tulis permintaan."

"Ck, baiklah. Aku akan menuliskannya."

Sasara memperhatikan terlalu lekat, ketika Kuuko menulis permintaannya. Setelah itu, Kuuko menulis permintaannya sendiri dan mengikatnya ke ranting daun bambu, tertiup angin bersama dengan kertas-kertas harapan orang lain, serta hiasan-hiasan origami .

Kuuko kembali ke sisinya setelah menyelesaikan semua. Sasara dilarang mengikuti, jadi ia hanya dapat mengalah dan menatap lelakinya itu dari kejauhan.

"Hei Kuu~ apa permintaanmu~? "

"Rahasia."

"Kejamnya~"

Sasara melebarkan senyumnya, melirik sekilas ke arah dua lembar tanzaku yang sesekali tertiup angin.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro