Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Tanabata : 05

Baskara mulai menampakkan dirinya di ufuk timur, menggantikan tugas sang rembulan. Langit malam perlahan mengubah warnanya menjadi langit fajar, dengan efek sinar dari arunika.

Ping!

Sebuah suara notifikasi berasal dari ponsel yang berada di nakas membuatmu menggeliat terusik, kau mulai membuka mata perlahan, menyesuaikan cahaya masuk ke retina mata. Kau masih berbaring, mengumpulkan kesadaran yang masih melayang tanpa henti.

Tangan kirimu perlahan meraba nakas yang ada di samping tempat tidurmu, mencari ponsel milikmu untuk melihat siapakah gerangan yang mengirimkan pesan sepagi ini. "Siapa yang mengirim pesan pagi-pagi?" gumammu merasa terusik. Tanganmu berhasil mengambil ponsel, menyalakan ponsel guna melihat siapa yang mengirimkan pesan lewat layar kunci.

"Nanase Riku"

"Riku-san?"

Kau mulai bangun lalu duduk di tepi tempat tidur, tangan kananmu mengusap mata sebentar guna membersihkan kotoran yang menempel di sana. Sedangkan tangan kirimu membuka layar kunci pada ponsel lalu beralih ke aplikasi Rabbitchat untuk membaca pesan darinya.

Nanase Riku

Ohayou gozaimasu, Manajer~!

Ohayou gozaimasu, Riku-san

Ada apa kau mengirimi pesan pagi-pagi?

Apa ada masalah lagi di sana?


Iie, tidak ada masalah lagi di sini

....

Hanya saja aku kepingin menyapamu, Manajer.

Souka ....

Ano ... apa hari ini Manajer sibuk?

Hm? Tidak, hari ini aku tidak dalam masa sibuk.

Ada apa?


Syukurlah ....

Etto ... bisakah kau datang ke taman yang dekat dari agensi, Manajer?

Hm ... tentu, nanji desuka?


Asa ku ji, bisa?

Tentu bisa, Riku-san.

Tetapi ... ada apa? Apa kau ingin menyampaikan sesuatu?

Manajer akan tahu nanti.

Baiklah, sampai bertemu di sana, Manajer.

Baik.


Kau menutup ponselmu dan mulai bertanya sendiri, ada angin apa yang membuatnya memintamu untuk bertemu? Kau menoleh ke arah jendela, rupanya cahaya matahari telah menembus tirai jendela. Kau menghalangi matamu dari cahaya tersebut menggunakan tanganmu, "Cahayanya membuat mataku sakit."

Kau beranjak bangun dan pergi menjauhi tempat tidur menuju jendela, membuka tirai serta jendela guna membiarkan udara pagi masuk ke kamarmu. Meregangkan otot-otot tubuhmu sembari menghirup dalam-dalam aroma pagi hari, sejuk.

Tangan kuning langsatmu perlahan memegang kusen jendela, matamu ditutup, menikmati cahaya matahari pagi menghangatkan. 'Suasana inilah yang kubutuhkan,' batinmu merasa rileks. Dirasa sudah cukup menikmati cahaya matahari, kau mulai mengambil pakaian ganti serta handuk lalu pergi menuju kamar mandi.

⸙͎۪۫

Baskara mulai berpindah tempat menjadi lebih tinggi, teriknya ia membuat orang-orang yang berjalan merasa panas. Begitupula dengan dirimu, kau mengetukkan kaki, berjalan menyusuri trotoar agar sampai di tempat tujuan. Sesekali kau mengesat keringat yang mengalir di dahimu dengan sapu tangan milikmu. Outfit-mu hari ini adalah blouse berwarna putih dengan rok selutut berwarna [f/c], rambutmu berwarna [h/c] diikat menyamping kiri.

Tap!

Satu langkah terakhir membuatmu berhenti, menoleh ke kanan dan kiri untuk mencari seseorang.

"Di mana ia?" gumammu sembari menoleh. Kau menghentikan kegiatanmu, mengambil ponsel dari tas kecilmu. Membuka aplikasi Rabbitchat lalu mencari nama kontak seseorang untuk mengirimi pesan.

"Manajer ...."

Suara teguran lembut membuatmu membalikkan tubuh, menatap seorang laki-laki bersurai crimson sedang berjalan ke arahmu dengan sekantong plastik di tangannya.

"Ohayou, Manajer." Ia menyapamu setelah tiba tepat di hadapanmu, Nanase Riku.

"Ohayou, Riku-san." Kau membalas sapaannya dengan atensimu menuju sekantong plastik yang ia bawa. "Apa yang ada di sana, Riku-san?" tanyamu sembari menunjuk benda yang kau maksud.

Riku melihat arah tunjukmu lalu mengangkat sekantong plastik yang ada di genggamannya, "Maksud Manajer ini?"

Kau mengangguk pelan, "Ya, apa itu?"

Riku tersenyum tipis sehingga membuatnya semakin tampan, "Tanzaku, Manajer."

'Tanzaku?'

"Hari ini bukankah sedang festival Tanabata, Manajer?" ucapnya saat melihat wajah kebingunganmu. Kau mengingat-ngingat sejenak beberapa menit kemudian kau menepuk dahimu pelan. "Bisa-bisanya aku melupakannya," gumammu membuat orang di hadapanmu tersenyum geli.

"Tak masalah jika Manajer melupakannya, pasti karena banyak pikiran." Riku berkata demikian dengan senyuman gelinya, tanpa kau duga, ia menggamit tangan kananmu dan membawamu menuju salah satu pohon bambu yang ada di taman kalian berada.

"Festival Tanabata ... apakah permohonan kita akan terwujud?"

"Entahlah, Manajer." Riku mendongak, menatap langit yang dihiasi gumpalan kapas lembut. "Aku tidak tahu apakah permohonan kita akan diwujudkan oleh Kami-sama, tetapi aku berharap Dia bisa mengabulkan permohonan kecil kita."

Kau menatap Riku dengan mata [e/c] memancarkan harapan, matamu menelisik wajahnya yang tampan sekaligus manis. "Aku memercayai Kami-sama, memercayai bahwa Dia akan mengabulkannya. Aku juga memercayai yang lain, memercayai semuanya." Ia menoleh ke arahmu, tersenyum manis.

"Meskipun ... mereka akan membohongiku suatu saat nanti." Kau tertegun mendengarnya, matamu masih tak lepas menatapnya.

"Manajer, aku sangat memercayaimu, bisakah kau menjaga kepercayaanku?"

"Bisakah aku memercayaimu, Manajer?"


Note :

1. Nanji desuka? : Pukul berapa?

2. Asa ku ji : Pukul 9.00 pagi.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro