Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Part 5

Kristal bintang yang diisi permohonan Malleus mulai menampakkan sinarnya. Pemuda yang tak diketahui umur aslinya tersebut lalu memberikan kembali bintang permohonan pada sang gadis. Pertanda bahwa hal yang ia minta telah dikunci di dalam benda.

Kalau boleh jujur, Malleus membatin bahwa ia menyimbolkan game yang ia mainkan saat ini adalah dirinya. Dan teman yang ia maksud adalah seorang Emily Radcliff. Apa permohonan yang ia panjatkan terlalu besar dan egois hingga gadis di hadapannya itu melemparkan tatapan aneh padanya? Penasaran, Malleus mengutarakan apa yang ia pikirkan saat ini.

"Ada apa, Emily? Wajahmu terlihat aneh," ujar Malleus berterus terang. Gadis itu mengerjapkan matanya, tertawa kikuk seraya mengepalkan tangan. Sang pemuda menjadi yakin akan penglihatannya mengenai plester sebelum gadis tersebut masuk, "jangan-jangan kau terluka?"

"Eh, oh, t-tidak ada apa-apa! Aku hanya teringat kalau aku juga bermain Gao Gao Dracones dan nampaknya ia butuh teman seperti Tsunotaro-senpai," balas Emily, berusaha menyembunyikan rasa panik. Ia terdiam sejenak, mengambil napas lalu mengulurkan tangannya dengan ringan, "... bagaimana kalau kita berteman di game?"

Senyum hangat ditunjukkan oleh gadis berhelai rambut biru muda tersebut. Malleus tersentak kaget, tak menyangka kalau permohonannya telah terkabul secepat ini bahkan sebelum bintang miliknya digantung di pohon besar.

Kekehan kecil Malleus keluarkan, lantas ia memejamkan matanya. Pemuda itu nampak sangat menikmati keadaan ini, "Boleh, semoga kau tidak keberatan berteman dengan Little Gao Gao Dracones."

'Untuk ukuran senior sepertinya, ia terlihat polos mengenai game seperti ini. Padahal kan, itu game untuk anak-anak,' batin Emily senang.

Mengingat urusan kedua insan itu telah selesai, Emily pamit dan berjalan ke luar. Ia meninggalkan Malleus yang tengah menikmati waktunya agar dapat berteman di game tersebut. Sosok pemuda bermarga Draconia tersebut seperti tengah mendapatkan harta karun saja.

Sekarang, tinggal menunggu waktu berlalu, star sending akan segera diadakan. Dan siapa sangka kalau kejadian ini membuat Emily juga berniat merayakan tanabata untuk March? Setelah berburuk sangka dan dipenuhi pikiran negatif, gadis itu tentu saja ingin membayar sang Kantoku-sei atas kebaikan hatinya.

Kalau bukan karena March, mungkin saja Shroud bersaudara sudah mengumpulkan permohonan milik Malleus. Dan Emily tak akan bisa berteman dengannya di game. Ia bisa memulai pendekatan pertama pada Malleus.

Langkah gadis itu terhenti, ketika mengingat sesuatu yang sangat penting, "Ah, seharusnya tadi aku mengajak Tsunotaro-senpai untuk makan es krim bersama saat weekend!"

Meskipun ia bertekad agar mengumpulkan permohonan Malleus, tapi gadis itu sendiri tidak yakin jika permohonan yang ia panjatkan akan benar-benar terkabul. Seperti kata Vil, tidak ada yang namanya keajaiban, kau harus bekerja keras. Ya, kurang lebih leader dorm Pomefiore tersebut berkata seperti itu.

Emily tak cukup percaya diri mengenai keberuntungan. Ia tahu, ia selalu sial kalau soal diri sendiri. Mengapa ia tidak menanyainya tadi?

Sesampainya di halaman sekolah, Emily mendengkus kasar lalu menendang batu. Ia menggerutu, mengumpat dalam hati akibat otaknya yang sering kelupaan akan sesuatu. Meskipun ia ingin balik, tapi rasa malas mengalahkan keinginan kuatnya.

Tuk!

"ARGH! Siapa yang menendang batu sembarangan, sih?!" tukas seseorang yang terkena getah tindakan darinya.

Emily tersentak kaget. Suara Ace bergema di ujung koridor, membuat Emily dengan sigap melarikan diri sebelum pemuda dengan tatoo hearts di pipinya itu menemukan ia. Namun, terlambat. Sosok Ace berteriak menyumpah serapah seraya mengejarnya dengan cepat.

"Emily sialan!"

"Siapa suruh ada di koridor?! Ace sendiri yang bodoh!"

"Apa katamu?!"

Sungguh sial gadis itu, hanya untuk mengumpulkan bintang permohonan Malleus pada Deuce dan March saja harus bertemu musuh bebuyutannya.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro