Two
Bahkan, di antara deretan kamar anak-anak kelas Asia, kamar Kiku termasuk yang paling menenangkan.
Bukan hanya karena tabiat pemuda itu yang tenang, tetapi juga suasana kamarnya yang dapat memberi kesan menyejukkan hati. Arthur sering berkunjung ke tempat itu, dalam rangka belajar bersama atau hanya sekedar santai sambil minum teh bersama. Kebetulan mereka berdua sama-sama penggemar teh.
"Terus si Kodok itu kabur sambil bawa-bawa fotoku. Bu-bukannya aku malu atau apa, ya, tapi foto seorang gentleman tidak boleh diubar ke publik seperti itu. Lalu--"
"Arthur-san." Kiku memotong omelan Arthur yang kelihatannya masih panjang itu. "Kita di sini untuk belajar bersama, ujian sudah dekat, ingat?"
Arthur berhenti. "Ah, iya juga. Aku jadi melantur, maaf." Dia selalu jadi sedikit lebih tenang saat bersama Kiku.
Kiku sendiri sudah sangat paham dengan tabiat Arthur, juga tentang pertengkaran tiada akhir dengan Francis. Namun, semua orang pun tahu bahwa sebenarnya kedua orang itu tidak benar-benar saling membenci.
Arthur melayangkan pandang ke sekeliling kamar. Matanya lalu menangkap batang bambu kecil yang dipajang di tepi balkon. Seingat Arthur, pada bulan Mei, Kiku juga memasang hiasan ikan-ikanan dari kertas di tempat itu.
"Eh, Kiku, itu apa, sih?" tanyanya, menunjuk batang bambu misterius itu.
Kiku menoleh untuk melihat apa yang ditunjuk Arthur. "Ah, itu ya ...." Dia berdiri dan mengambil batang bambu tersebut, kemudian menyerahkannya kepada Arthur. "Ini bambu untuk hari Tanabata."
Arthur memutar-mutar batang bambu tersebut di tangannya, kertas-kertas warna-warni bertulisan kanji menggantung di dahannya.
Kiku kembali menjelaskan, "Kertas warna-warni ini namanya tanzaku, kita bisa menuliskan permohonan kita untuk digantung di pohon bambu. Tanabata adalah festival bintang untuk menyambut musim panas. Biasanya diadakan berdekatan dengan festival obon, makanya perayaannya selalu meriah."
Arthur mengguman tanda mengerti. Rupanya di tempat Kiku ada berbagai macam festival menarik.
"Ah, satu lagi." Kiku seperti teringat sesuatu. "Waktu kuceritakan tentang festival ini pada Feli-kun, katanya dia ingin mengadakan festival tanabata di sini juga."
"Hm? Feli? Apa dia mengusulkan untuk makan pasta sambil menggantung kertas permohonan?" kelakar Arthur.
"Bukan, Arthur-san. Tapi kata Feli-kun, pasti akan menyenangkan bila kita semua bisa bersama-sama menggantungkan permohonan kita pada batang bambu," terang Kiku. "Supaya meriah, kami sudah sepakat untuk sekalian mengadakan pesta barbekyu. Semuanya boleh bergabung."
Arthur mulai tertarik. "Hee ... sepertinya menarik. Kapan acaranya diadakan?"
Kiku menimbang-nimbang sebentar. "Hmm ... sebenarnya tanggal asli untuk festival ini diadakan setiap tanggal tujuh Juli. Namun, karena kita masih ada ujian, jadi diputuskan untuk diundur sampai tanggal empat belas Juli."
"Empat belas Juli?"
"Betul. Hari Minggu setelah ujian selesai," pungkas Kiku.
Arthur diam agak lama. Empat belas Juli bukan cuma merupakan hari Minggu sesudah ujian, ada kejadian lain pada tanggal itu ....
-----
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro