Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Six


Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Malam itu, batang-batang bambu ditegakkan di halaman depan akademi.  Hiasan beraneka bentuk dipasang di berbagai tempat. Dan tentu saja, kertas permohonan warna-warni ikut menambah semarak pemandangan itu.

Tak ketinggalan aroma beraneka daging bakar di sepenjuru halaman, ditambah berbagai aroma sedap lainnya. Hari itu, tanggal empat belas Juli, benar-benar menjadi pesta yang sempurna.

Arthur mengamati kertas-kertas tanzaku yang tergantung di batang bambu. Kertas-kertas itu ditulisi dalam berbagai bahasa, jadi hanya sedikit yang bisa dibaca Arthur, seperti 'Semoga kelak aku punya peternakan domba sendiri' dan 'Semoga ada yang mentraktirku burger NcD selama setahun'. Arthur baru saja selesai menggantung permohonannya sendiri ketika seseorang menyapanya.

"Bonne soirée."

Hampir terlonjak, Arthur langsung memaki Francis yang tiba-tiba muncul itu. Sementara yang dimaki hanya menampakkan raut jail.

"Yah, pesta hari ini meriah sekali, jelas bukan waktu untuk saling mendiamkan, 'kan?" Francis menengok ke belakang bahu Arthur. "Hm? Kau menulis permohonan apa?"

"I-itu bukan urusanmu." Arthur mendorong Francis menjauh. Kemudian, dia berdeham, "Nah, benar, ini jelas bukan waktu yang tepat untuk bertengkar. Itu bu-bukan hal yang pantas dilakukan seorang gentleman."

Ekspresi Francis bertambah cerah. "Oho, tentu saja bukan. Jadi sekarang kau sudah tidak marah lagi, hm?"

"Bukan cuma itu, aku ... yah, bawa sesuatu." Perlahan, Arthur mengangkat kantung kertas kecil yang dari tadi dibawanya. "Untukmu, b-bon anniversaire."

Francis mengerjap. Aksen British Arthur memang masih sangat terasa, tetapi kelihatan sekali dia sudah berusaha keras untuk dapat mengucapkan selamat ulang tahun itu dengan baik. Francis menerima kantung kertas itu. "Oh, manisnya. Merci beaucoup, chère."

Wajah Arthur hampir semerah tomat Antonio. "Ja-jangan mikir macam-macam ya. Aku melakukan ini sebagai tanda damai, kebetulan saja hari ini adalah hari ulang tahunmu."

"Ya, ya, aku mengerti. Sekarang mari kita lihat apa yang kau siapkan untukku." Francis tidak menggubris Omelan Arthur. Tangannya sibuk merogoh kantung kertas berisi dua bungkusan itu.

Dibukanya bungkusan pertama. "Oh, sebuah cermin tangan!"

Arthur mendengus. "Itu agar kau sadar betapa miripnya wajahmu dengan kodok, kau tahu!"

Francis terkekeh. "Ohonhon, aku memang sedang mencari cermin. Nah, sekarang yang berikutnya ...."

Sementara itu, tidak jauh dari sana, pada tempat yang tak disadari kedua orang itu ....

"Aku keget, lho, waktu Arthur tiba-tiba minta diajari bahasa Prancis." Matthew mengamati kedua orang itu dengan penuh suka cita.

"Woah nyem Arthur ternyata nyam nyam bisa begitu juga nyam," tukas Alfred di sampingnya.

"Alfred-san, telan dulu makanannya." Kiku sibuk dengan kameranya, menunggu momen terbaik untuk membidik.

"Apa yang disiapkan Arthur di bungkusan kedua itu, ya?" Matthew bertanya-tanya.

"nyam Kalau Arthur sih, dia pasti bakal siapkan itu ...."

"Scones!?"

Francis tidak bisa menyembunyikan ekspresi horor-nya, ketika membuka bungkusan berisi tiga buah scone panggang tersebut.

Arthur tersenyum puas. "Berbanggalah, hari ini cuma kau yang kuberi kesempatan untuk mencicipi scone spesial buatanku." Dia harus berterima kasih pada Basch, yang telah memberinya ide untuk memberi masakan spesial sebagai hadiah.

"Berjuanglah, Francis!" Setidaknya, Matthew masih berusaha berpikir positif.

"Hm ... sayang sekali aku sudah kenyang sama barbekyu. Saus keju dari Basch enak banget," komentar Alfred.

"Semoga tenang di sana, Francis-san," lanjut Kiku.

"Hahaha ... wah, kau pasti sudah berusaha keras membuat ini. Tapi, ah, sayang sekali kalau scone 'selezat' ini cuma aku yang memakannya. Bagaimana kalau kita bagi juga ke yang lain?" Francis berusaha mencari celah. Dia tidak ingin keracunan sendirian malam ini.

"Tidak! Itu kubuat khusus untukmu, maka kau yang harus menghabiskannya!" Arthur bersikeras.

Francis menatap Arthur dan scone-nya bergantian. Dari eskpresi puas Arthur, Francis tahu dirinya tidak mungkin kabur. Pada akhirnya, malam itu ditutup oleh jeritan merana dari seorang pemuda asal Prancis.

"NOOOOOOOON!!"

Seseorang akan butuh ambulans malam ini.

Tamat


a/n:  mengheningkan cipta untuk Francis Bonnefoy, mulai!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro