Sate
Sebilah pisau berlumuran darah tergeletak di atas meja, di sampingnya sebuah baskom berisi daging kemerahan yang sudah dibumbui dan ditusuk terlihat tak tersentuh.
Para tersangka yang membuat dapur rumah Ria berantakan tengah berdebat siapa yang akan membakar sate dan siapa yang menyiapkan alat makan. Keributan itu tak luput dari mata tajam sang pemilik rumah, ia sengaja diam saja karena sudah lelah menghadapi anak-anak hiperaktif ini---kecuali Lucius pastinya.
"Kau dan Lucius yang membakar sate, aku dan Claire akan menyiapkan minuman juga camilan," tegas Jasmine. Gadis itu berkacak pinggang, matanya mendelik ke arah Ethan yang menggeleng berkali-kali.
"Kenapa kau egois sekali? Sudah kubilang, aku tidak mau!"
Claire yang tengah mengiris tomat, terpaksa menghentikan kegiatannya. Pertikaian kedua orang itu harus segera diakhiri sebelum sesosok golem setinggi dua meter kembali muncul di rumah itu. Ia tidak ingin membuat Ria kewalahan mencari alasan saat ada tetangga yang protes.
"Kalau Ethan tidak mau, biar aku saja, Jasmine," kata Claire sembari menyuruh Ethan menjauh dari anak Jessie.
Tatapan tak rela tergambar jelas di netra gadis itu, bibir Jasmine mengerucut kesal saat lagi-lagi Ethan dibela oleh Claire. Ia merasa tidak ada keadilan untuknya.
"Kalau dia tidak mau memasak, kapan kita makan? Kasihan Kak Ria, dia pasti lelah karena sejak pagi membantu ibu-ibu di samping rumah." Akhirnya Jasmine mengatakan alasan utama kenapa dia bersikeras menyuruh Ethan untuk memasak. "Bagaimana kalau Kak Ria sakit? Kak Mirabella kupastikan tidak jadi ke sini," lanjutnya dengan suara pelan.
Merasa keadaan semakin memanas, Ria memutuskan bangkit dari acara bersantai-santainya. Jika Claire saja tidak mampu memisahkan duo rusuh itu---apalagi Lucius yang memilih pergi ke teras, ia dapat memastikan rumahnya akan hancur sebentar lagi.
"Jasmine, Ethan nggak mau masak ya nggak apa-apa. Toh, cuma dikit 'kan satenya? Aku bantuin kalo kalian capek." Ria melempar padang pada dua gadis di hadapannya, sementara Ethan sudah berpindah posisi di belakang tubuhnya. "Jangan maksa orang, nggak baik."
Dengan langkah menghentak dan bibir mengerucut, Jasmine menyambar tangan Claire dan mengajaknya menyiapkan peralatan. Gadis itu tidak bisa membantah perkataan Ria karena sebelum mereka liburan kemari Jessie pernah berpesan untuk selalu patuh pada Ria.
"Terima kasih, Kak Ria!" seru Ethan tiba-tiba, membuat Ria nyaris terjungkal.
"Iya, Than." Ia tersenyum tipis ketika lelaki itu beranjak pergi ke ruang tamu.
Ria mana bisa membiarkan Ethan mengolah daging itu, apa lagi setelah ia melihat proses penyembelihan hewan tadi pagi.
Rasa antusias untuk mengamati kambing dan sapi dari dekat berujung rusuh saat satu per satu hewan disembelih. Ethan yang terkejut, mematung di tempat ketika darah itu menyembur keluar---hampir mengenai kakinya.
Mungkin karena ini baru pertama kali Ethan menyaksikannya dan di academy tidak pernah ada acara menyembelih hewan---Ria agak ragu soal ini, tetapi sepertinya ada. Jadi bisa dipastikan Ethan masih syok saat kawan barunya dibunuh.
Ria menggeleng, tangannya meraih pisau yang belum ia bersihkan sehabis memotong daging. "Astaga, itu anak baperan banget."
***
Halo penghuni wattpad, ada yang masih ingat aku?
Aku ... siapa? 😶
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro