27 Oktober 2018
Inilah rasanya berimajinasi
Menghayal tentang dirimu
Dan berharap bukan mimpi
Tapi apa daya imajinasiku
Aku menghayalkan kita bersama
Tertawa bahagia seperti dahulu
Aku berimajinasi masa depan
Dengan kamu pemeran utamaku
Aku bermimpi denganmu
Menjalin hubungan yang bahagia
Dengan kau yang mengisi hatiku
Rasanya aku ingin itu jadi nyata
...
Kenapa ya, cowok itu lebih suka kemulusan, dibanding ketulusan?
Kalau aja si cewek itu mencampakannya, baru tuh cowok deketin gua??
Lalu apa aku salah menendangnya? Menghajarnya?
Rasa sakitnya tidak sebanding dengan rasa sakit hatiku.
Didepan mataku, dia tengah asik tertawa dengan gadis lain.
Kalau bukan karna sayang, rasanya aku ingin mendorongnya ketengah jalan, agar dia ditabrak oleh kendaraan.
Euuuhh....
menyebalkan....
Licik.........
Ketika gua deket sama sahabat gua yang cowok, dia malah cemburu.
Kalau dia deket sama si jalang, si murahan.. gua gak boleh cemburu????
Gak adil..
Jadi gua tuh harus gimana sih?
Acuh salah, cuek salah, perhatian salah, jahat salah, baik salah, normal dengan netral? Gak memihak? Entar salah lagi...
Tapi gimana pun gua sayang dengan dia. Bahkan disaat kesal seperti ini, Tuhan malah mendekatkanku dengannya lagi.
Seperti beberapa menit yang lalu, aku berjalan menuju area sekolah, dan dia telah berdiri dibelokan sana dan menatap kearahku. Lalu apa yang harus ku lakukan?
Aku acuhkan saja dia, melewatinya dengan berpura pura tak kenal. Itu lebih baik, karna kenyataan belum tentu sama dengan imajinasi.
27.okto.18
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro