LUOHUA | 1740
❝bagimu, sang bunga yang telah gugur dimuka bumi. Namun masih kekal dalam keabadian❞~•~Geger Pecinan. Sebuah kejadian gila yang sukses memakan beribu nyawa.Baik langit, air, maupun bumi Pelabuhan Batavia menjadi merah layaknya sebuah darah. Setiap angin yang berhembus, bau amis yang tercium oleh indera. Suara jeritan kesakitan dan ketakutan, sudah menjadi simfoni lagu kelam yang melatar belakangi akhlak manusia yang kala itu lebih buruk dari pada hewan.Ini adalah hari dimana dunia saya betul-betul runtuh. Ditinggalkan sendirian ditengah hiruk pikuk kehidupan yang keji dan penuh tipu muslihat, semua orang munafik. Hei! itu bukanlah hal yang mudah!Adakah diantara kalian yang memikirkan nasib kami yang selamat dari maut?Terkadang saya berfikir untuk menyusul mereka. Berharap bertemu dengan semuanya di nirwana. Tetapi bukan hal yang baik untuk saya mendahului garis takdir.Saat kecil dulu, baba seringkali meminta saya memperlajari sebuah karakter 'toleransi'. Meminta mendalaminya. Memahaminya. Dan dapat melakukannya.Setelah ini, saya mengerti akan hal itu. Hanya saja.. maaf, saya tak dapat melakukannya dengan betul-betul.~•~Kisah ini saya persembahkan bagi arwah mereka yang telah tiada, namun masih tetap hidup dalam hati, jiwa, dan ingatan saya.~GUSHI XILIE | 1740~ft. Dong SichengUpdate: tak menentulatar: Batavia, Hindia-Belanda, 1740bahasa: bakustart: 29 Maret 2024end:©copyright by riekamput…