kaki-kaki milik kita
kau, aku, dan cerita-cerita kita dengan waktu baik milik mereka sendiri-sendiri…
kau, aku, dan cerita-cerita kita dengan waktu baik milik mereka sendiri-sendiri…
TIAMAT dikatakan sebagai ibu kekacauan. Sedangkan manusia yang tidak tahu apa-apa itu menganggap keberadaan mereka hanyalah sebatas entitas yang tidak nyata. Padahal, jauh diluar jangkauan kita, sesuatu yang tidak baik-baik saja akan datang menimpa semesta sebagai kehilangan dari keserakahan.…
Mereka adalah dua ujung hampir sudahan yang saling bersinggungan karena kehilangan. Berperang mempertaruhkan harga diri antara gelap dan terang, ya, kepala mereka isinya cuma pembenaran dari segala doa-doa dan dosa.…
Kita seperti gelap dan terang. Yang saling menenggak jarak, mencari-cari sebuah kepantasan antara manusia paling tidak memiliki dan dicintai. Perpisahan kita bukan milik selamanya. Namun, akan kupastikan jika selamanya adalah milik kita.…
Semesta sudah sakit. Yang membuat hati manusia sarat akan penerimaan, penolakan akan kehilangan, lalu sedikit kepulangan yang selalu kita nanti-nantikan, berjuanglah. Kepada sepasang kaki yang terlihat sudah sangat lelah berlari, sebentar lagi. Sebelum pada akhirnya dua simpangan yang tidak pernah diberkahi ini akan tersenyum, lekas sembuh semesta. Pendusta paling bangsat itu sudah memiliki penerimaan yang lapang.…