Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Page 4

.
.
.

Ini sudah hari keenam semenjak kakakmu pergi, mengurusi pekerjaan yang menjadi penopang hidup kalian berdua―terutama keluarga yang lain.

Mengurus perusahaan besar juga gadis keterbelakangan seperti dirimu tentu saja menjadi tanggung jawab yang sangat besar. Sehingga kau tidak terlalu mengambil pusing ketika kakakmu pergi meninggalkanmu untuk urusan pekerjaan.

Entahlah, setelah pertemuan kedua kemarin, sosok itu tidak kembali datang.

Padahal banyak yang ingin kau bicarakan padanya terutama tentang pengajuanmu sebelum ia membunuh kakakmu―

Tidak, bukan berarti kau tidak menyayangi kakakmu. Hanya saja, kau juga tidak bisa berbuat apapun untuk melawannya. Toh, biarkan saja dirimu mengikuti arus takdir yang membawamu.

"Hari ini ia tidak datang?" gumammu kecewa.

Makanan yang kau rasakan pada siang hari itu, terasa hambar. Sehingga kau memutuskan untuk berhenti, meletakkan makanan di wastafel kemudian mencuci tangan.

Kembali duduk, kau memikirkan apa yang harus kau lakukan setelah ini. Perlukah dirimu membaca buku-buku yang sudah kau ketahui semua?

Cklek.

Suara pintu terdengar, membuyarkan segala pikiranmu mengenai rencana yang akan kau lakukan nantinya.

Pintu terbuka, menampakkan sosok yang sedari tadi kau nantikan kehadirannya. Kemeja yang berbalut hoodie itu nampak jelas di matamu―bersyukurlah karena syndrom-mu tidak tengah kambuh.

"Masky, hari ini kau datang yah!" ujarmu dengan nada yang terdengar riang dengan sangat jelas.

Ia membalasnya dengan gumaman pelan lalu duduk disana. Oh, jangan heran dengan dirinya yang tiba-tiba saja muncul di saat yang tepat.

Sudah menjadi kebiasaan bagi pria itu untuk menguntit. Dan menguntit dirimu yang tidak keluar dari rumah tanpa seinchi pun bukanlah masalah yang besar baginya. Malah ia merasa sangat mudah.

"Jadi―bagaimana? Ingin membunuhku?" tanyamu dengan senyum yang terulas baik di wajah.

Ah, Masky sungguh tidak mengerti jalan pikiranmu.

"Dari kemarin kau mengusulkan agar aku membunuhmu terus, hah."

Kau menggaruk tengkukmu yang tidak gatal, bingung ingin menjelaskan apa padanya. Masky mengambil tempat, duduk dan bertingkah seperti tuan rumah.

Ia menyilangkan kakinya, menatapmu dari balik topengnya yang tentu saja tidak pernah kau lihat wajahnya.

"Soalnya 'kan tidak enak kalau kau membalas dendam tanpa membuat kakakku menderita dulu. Masa langsung membunuhnya, tidak seru lho!" ujarmu yang mencari alasan―tak sepenuhnya jujur.

"...biasanya manusia yang lain akan memohon ampun. Tapi kali ini, aku melihat yang mendukung pembunuhan dengan cara aneh." Masky menyindirmu, dan kau sadar. Hanya saja kau menganggapnya sebagai candaan dan tertawa tanpa beban.

"Yakin tidak ingin membunuhku? Kesempatan tujuh hari ini bakal hilang kalau kau tidak menggunakannya."

Bukan dirimu namanya jika tidak keras kepala dan bersikeras pada pendapatmu. Sepertinya jiwa bisnis tertanam di dirimu, berusaha mendapatkan sesuatu dengan cara bernegoisasi―ok, lupakan.

Masky melipat kedua tangannya di depan dada. "Aku tetap bersikeras akan membunuhmu setelah membalaskan dendamku."

Raut wajah kecewa berganti, mengambil alih ekspresi senang tadi. Helaan napas terdengar, keluar dari bibir kecilmu.

"Ya sudah, intinya kau akan membunuhku. Waktunya tidak menjadi masalah," celetukmu ketus.

"Lagian, kenapa kau ingin sekali aku membunuhmu sih?" Masky membuka mulutnya, mengeluarkan pertanyaan yang sedari kemarin memenuhi ruang kepalanya.

"Rahasia."

Jika saja ia tidak ingat bahwa gadis di depannya ini adalah gadis yang lugu, mungkin saja ia telah menghabisi dirimu tanpa sisa.

"Kalau aku memutuskan untuk tidak membunuhmu setelah balas dendam, bagaimana?" tanya Masky.

Irismu melebar, tak terima dengan pertanyaan yang baru saja dikeluarkan oleh lawan bicaramu ini. Menggebrak meja, itulah hal yang kau lakukan sembari menatap memohon padanya.

"Tidak! Kau harus membunuhku apapun yang terjadi! Aku sudah mendapatkan caranya dan kau malah mencoba mengacaukannya! Kau tidak tau rasanya menjadi diriku selama sepuluh tahun terakhir ini!"

Dan saat itu, Masky tersadar akan suatu hal. Hal yang menjawab seluruh pertanyaannya. Cara agar kau kembali normal adalah...

Kembali ke dalam mimpi selamanya, dimana berbanding terbalik dengan Alice yang kembali ke dunia nyata 'tuk selamanya.

.
.
.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro