Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

SYMPHONYA : Sanctuary [1]

G e n e r a t i o n O f D r e a m e r s
S Y M P H O N Y A P r o j e c t
---
---
---
S A N C T U A R Y
By. Ryze95

Songfict:
Shikisai by Sakamoto Maaya
---
---
---

🍁 🍁 🍁

Perang seribu tahun---

---adalah sebutan bagi perang yang tidak berkesudahan bagi penghuni Grand Heaven dan Dark Valley.

Perang antara dua kubu yang saling bertolak belakang.

Mereka para pengikut cahaya---

---dengan mereka para pengikut kegelapan.

Berapa lagi pengorbanan yang harus mereka lakukan untuk memanggil sebuah kedamaian?

🍁 🍁 🍁

---
---
---
Hitori ni naru to kikoeru no
Kurushii nara yamete ii to
BURAKKU HOORU mitai ni fukaku Kowakute miryokuteki na
Amai koe ga

Ketika sendirian, kumendengarnya
Hentikan saja apabila menyakitkan
Suara yang begitu manis dan mempesona
Begitu dalam dan mengerikan bagaikan black hole
---
---
---

Namaku Elaine---

---hm, mungkin juga bukan. Seseorang yang baik hati telah memberikanku nama tersebut.

Aku terlahir... tidak, bukan terlahir melainkan diciptakan oleh seorang alkemis dengan tujuan sebagai alat untuk mengakhiri perang seribu tahun di Grand Heaven.

Umur fisikku terlihat seperti gadis berusia sembilan belas tahun, namun nyatanya aku baru berusia empat tahun. Kemajuan ilmu alkimia sangat berperan penting saat pembentukan struktur tubuhku. Karena usiaku terbilang cukup aneh bagi seorang manusia, maka akan kukatakan dengan jelas.

Aku adalah seorang homunculus.

Seorang manusia buatan yang tercipta berkat ilmu alkimia.

Tubuhku terdiri dari sirkuit sihir yang cukup banyak, sehingga aku dapat sesuka hati memanipulasi benda-benda disekitarku dengan sihir yang kumiliki.

---namun...

Konsekuensi pembuatan dari seorang manusia buatan adalah rentang usia mereka yang tergolong sangat singkat. Paling lama usia homunculus sepertiku hanya akan bertahan selama enam belas tahun---jadi dapat disimpulkan, hidupku hanya tersisa dua belas tahun lagi.

---
---
---

Hari yang sungguh melelahkan bagi seorang Elaine, mengeluh boleh kan?

Sejak pagi tadi, aku sudah berada di laboratorium penelitian milik istana untuk melakukan bermacam-macam proses pemeriksaan. Ini adalah hal rutin yang dilakukan pada homunculus sepertiku. Memberi asupan obat penguat bagi organ dalam tubuhku yang tergolong masih muda---karena jika terlambat diberikan obat, khawatir akan membusuk dan tidak berfungsi seperti semestinya---lalu diberi suntikan tambahan di sana-sini untuk memperkuat sirkuit sihir. Hal ini sudah menjadi rutinitas dari kehidupan yang baru kuhabiskan selama empat tahun.

Parahnya, pemeriksaanku kali ini lebih lama dari biasanya.

Saat dimana bulan purnama dan ribuan bintang dari galaksi bima sakti bersinar dengan indahnya dilangit yang kehilangan cahayanya, disana aku baru saja kembali ke rumah---setidaknya aku masih diberi kesempatan untuk istirahat.

Kubuka pintu mansion yang terbuat dari kayu---derit suara yang lumayan keras segera menggema diseluruh mansion ketika pintu terbuka, refleks membuatku mengernyit, semoga tidak ada yang ternganggu oleh suara ini.

Untungnya, keadaan masih hening, sama seperti sebelunya.

---kuhela nafas lega, kemudian kututup pintu tersebut dengan hati-hati dan kupastikan suara derit kayu yang ditimbulkan oleh pintu tersebut tidak senyaring sebelumnya. Kulepaskan mantel merah yang kukenakan lalu kuletakkan diatas pengait pakaian yang tergantung disisi pintu. Dengan langkah gontai aku berjalan menuju tangga. Kondisi mansion memang selalu sepi, wajar saja karena penghuni mansion ini hanya dua orang.

Aku dan seorang putera dari si pemilik mansion ini.

---sampai di pertengahan tangga...

Kedua kakiku rasanya sangat lemas sampai-sampai tidak bisa menahan beban tubuhku sendiri, aku kehilangan keseimbangan dan hampir saja terjatuh---beruntungnya ada seseorang yang menahanku agar tidak terjatuh disana.

Aku menoleh kearah belakang dimana orang itu berada, tepat seperti dugaanku, dia ada disana.

"Theodore..."

---
---
---
Anata no kuchiguse wo manete
Nan demo nai to itte miru
Sore ga uso demo kamawanai
Tachitsuzukeru
Douki ni nareba

Kutiru kata-kata yang kau ucapkan biasanya
Mencoba mengatakan tak apa-apa
Tak masalah meskipun dusta,
Jika hal itu bisa menjadi alasan 'tuk kutetap berdiri
---
---
---

"Pemeriksaan rutin lagi?"

Aku tersenyum masam, sepertinya Theodore kesal mendengar apa yang telah aku ceritakan---keseharian seorang homunculus bernama Elaine.

"Ya, mereka memberiku beberapa obat tambahan," aku mengangguk untuk meyakinkan.

Theodore mengeluarkan perban dan alat lainnya dari kotak obat, sementara itu air hangat telah disiapkan dalam sebuah wadah kecil dan diletakkan diatas tempat tidur---kami telah berada di lantai dua, tepatnya kamar Theodore.

Theodore menyentuh tangan kananku dengan sangat hati-hati lalu ia melipat lengan baju milikku hingga melewati siku, disana terdapat luka suntikan yang cukup banyak. Tidak jarang bekas suntikan tersebut mengeluarkan darah, ya, memang selalu seperti ini.

Theodore menghela nafas lelah, "Bukankah pemeriksaan bulan ini lebih sering dari biasanya?"

Hm?

"Mungkin mereka memang perlu melakukannya padaku," jawabku cepat.

Terakhir yang kudengar, Theodore hanya terus bergumam tidak jelas dan menghela nafas berat, apa dia kesal?

Kami duduk bersebelahan disamping tempat tidur milik Theodore---ia sedang mengobati luka-luka ditanganku sebelum membalutnya dengan kain perban. Selama itu pula, tidak ada satupun pembicaraan diantara kami, membuat suasana terasa canggung.

"Hmp!" aku berusaha menahan rasa perih saat Theodore menyentuh salah satu luka yang ada dilengan kananku, lukanya lumayan cukup besar.

"Sakit?" Theodore sekilas menoleh kearahku, ekspresinya tetap datar namun aku yakin dia tengah menyimpan emosi-nya dalam-dalam.

"Ya, luka itu yang paling sakit."

"Tahan sebentar," ujarnya. Aku hanya mengangguk mengiyakan.

---
---
----keadaan hening kembali.

Diam-diam kupandang Theodore, ya posisi kami sedang berhadapan saat ini. Jujur, kuakui dia adalah seorang pemuda yang cukup tampan. Aku gadis normal, kan? Tidak salah jika aku menilainya seperti itu.

Theodore Auristella---seorang pemuda bersurai pirang keemasan, memiliki manik mata berwarna ruby, kesan pertama saat bertatapan dengannya mungkin akan terasa menyeramkan ketika melihat tatapannya, namun jika sudah terbiasa, tatapan itu terkesan lembut. Aku akui itu.

"El, mereka bilang, beberapa hari kedepan aku mungkin akan jarang kembali kemari," gumamnya.

"Rapat tentang perang?" tanyaku.

Theodore mengangguk.

---bukan hal aneh. Theodore 'kan punya jabatan tinggi di militer.

Sementara ayah Theodore, Edmond Auristella adalah seorang alkemis---dia yang menciptakanku. Benar-benar keluarga yang berlatar belakang hebat.

"Elaine..."

Theodore selesai mengobati seluruh luka yang ada di lenganku, "apa kau tidak marah pada orang yang melakukan ini padamu?"

"Hm?" Aku tertegun sejenak, yang melakukan ini 'kan Edmond, pencipta asliku. Aku bertanya balik pada Theodore, "Mengapa harus marah?"

Theodore memalingkan wajahnya, "Kau terluka seperti ini karena ayah, karena aku. Apa tidak ada rasa marah pada kami?"

---
----aku hampir tidak pernah bisa marah pada mereka berdua. Walau bagaimanapun, mereka memiliki ikatan denganku. Sekalipun itu hanya ikatan sementara---sebagai homunculus dan sang penciptanya. Theodore bertanggung jawab pada pembentukan sifatku, dia yang mengajariku tentang dunia luar, nilai-nilai kemanusiaan dan juga tentang mengenal berbagai jenis perasaan.

"Aku tidak dapat marah padamu, Theo..." jawabku.

"Mereka telah melukaimu, aku pun sama."

Theodore membentakku, dia terlihat kesal akan sesuatu dan itu membuatku tidak mengerti.

Kuakui memang aku sering merasa tersiksa atas semua ini. Kadang aku ingin menangis, berteriak, juga menghajar semua yang menyakitiku. Namun aku tidak bisa melakukannya. Aku diciptakan untuk ini, sudah sewajarnya aku menerima dengan lapang dada---sekalipun itu akan membunuhku.

Karena aku tahu, kehidupanku hanyalah sementara---bahkan mungkin, seorang Elaine memang seharusnya tidak pernah ada di dunia ini.

Yang ada disini, diriku sendiri adalah homunculus---bukan Elaine.

Elaine hanyalah nama pemberian seseorang yang baik hati, dia satu-satunya yang menganggap diriku bukan sebagai alat, dia melihatku sebagai manusia lainnya. Dia adalah Theodore Auristella.

---pemuda baik hati yang telah memberikan nama ini padaku.

Mungkin, hanya nama ini lah hartaku satu-satunya. Dikehidupanku yang singkat ini, ada seseorang yang mengakuiku sampai sejauh ini.

🍁 🍁 🍁

---
---
---
Subete no inochi ni
Owari ga aru noni
Doushite hito wa obie
Nageku no darou

Setiap kehidupan pasti memliki suatu akhir
Namun mengapa manusia takut dan terus mengeluh akan hal itu?

Itsuka wa ushinau to
Shitteru kara
Atarimae no hibi wa
Nani yori utsukushii

Kita semua tahu akan kehilangan segalanya kelak  
Karena itulah, hari-hari yang biasa terasa begitu indah dibanding apapun

---
---
---

Sesuai kata Theodore, selama tiga hari dia tidak kembali ke mansion---aku sendiri, dikirim ke markas pasukan Cherubim yang menjaga perbatasan sebelah utara, perbatasan antara daratan kerajaan Alexandria dengan laut yang dikuasai oleh Dark Valley.

Dalam pembagian tugas para pasukan di Alexandria, ada tujuh nama pasukan yang berbeda sesuai dengan tugas yang telah diberikan oleh kerajaan.

Pasukan yang bertugas sebagai penjaga kota-kota kecil di Alexandria bernama Principalities. Mereka hanya bertugas untuk mengatur kesejahteraan seluruh kota yang tersebar disekitar Alexandria.

Kemudian pasukan yang pangkatnya setingkat lebih tinggi dari Principalities adalah Powers, mereka bertanggung jawab atas pengamanan disekitar istana Alexandria dan para keluarga kerajaan.

Lalu selebihnya, ada empat pasukan yang tersebar di empat penjuru mata angin.

---ialah Virtues, pasukan penjaga daratan sebelah timur, lalu Cherubim yang bertugas khusus menjaga perbatasan laut utara.

Lalu di daratan sebelah barat, ada pasukan bernama Thrones. Daratan sebelah selatan adalah kekuasaan pasukan Dominions.

Kemudian pasukan khusus tempat Theodore berada saat ini, pasukan Seraphim. Sebuah pasukan khusus yang mengepalai seluruh pasukan Alexandria.

Dan aku sendiri, pasukan pendukung yang sering bertugas dibelakang panggung, terdiri dari para medis, relawan dan yang lainnya---bernama pasukan Archangel.

---
---
----dua hari yang lalu, pasukan Cherubim mengabarkan sesuatu dari perbatasan laut utara...

Pasukan Cherubim telah melihat gerak-gerik aneh dari daratan Dark Valley---pulau yang berada di seberang lautan---tempat para pengikut kegelapan diasingkan, mereka disebut para Sinners.

Aku melihatnya---dari atas kastil aku dapat melihat pulau Dark Valley yang berada di seberang lautan. Entah mengapa ketika melihatnya aku merasa tidak enak. Kulihat laut yang berada dekat dengan pulau terkesan sangat liar, deburan ombak beberapa kali menghantam karang dengan kuat, belum lagi awan hitam pembawa badai selalu melingkupi seluruh pulau. Sangat berbeda dengan kondisi di tempat ini, laut cenderung tetap tenang seperti biasanya.

"Oi, homunculus!"

Aku menoleh kearah suara itu, ada dua penjaga yang memanggilku, mereka berseragam zirah lengkap dengan sebuah pedang yang diselipkan pada pinggang mereka.

"Ya?"

"Kau dipanggil oleh tuan Edmond."

"Baik, aku segera kesana."

Kedua penjaga tersebut kembali ke dalam kastil tanpa menungguku mengikutinya, sejenak kuliat kembali pemandangan laut.

Ada satu pertanyaan yang terlintas dipikiranku.

Tentang perang---

---mengapa manusia bersusah payah hanya untuk mempertahankan, sekalipun mereka tahu suatu hari nanti mereka akan bertemu dengan suatu hal yang disebut dengan 'akhir'?

---
---
---
Watashi ga miteru mirai wa
Hitotsu dake
Eien nado sukoshi mo
Hoshiku wa nai
Ichibyou isshun ga 
Itooshii
Anata ga iru sekai ni
Watashi mo ikiteru

Hanya ada satu masa depan yang tengah kupandangi
Barang sedikit pun, aku tak menginginkan keabadian
Setiap detik, setiap momen ini begitu berharga
Dunia dimana ada dirimu,
Di sanalah aku juga hidup

---
---
---

"Edmond, kau memanggilku?"

Aku telah berada di salah satu ruangan yang berada di dalam kastil. Entah dimana tepatnya karena hampir semua ruangan di tempat ini sama.

"Homunculus, ada yang ingin aku tanyakan padamu."

Edmond Auristella---penciptaku sekaligus ayah dari Theodore.

Berbanding terbalik dengan Theodore, Edmond adalah orang yang licik. Ia selalu memasang senyuman yang menyebalkan, yang menurutku sangat tidak enak dilihat. Terkadang jika dia menatapku, aku dapat langsung merinding ketakutan.

Edmond lebih memandangku seperti alat, ia bahkan tidak pernah memanggil namaku---homunculus adalah sebutan yang paling sering ia gunakan. Bukan hanya Edmond, hampir semuanya, hanya Theodore yang memanggilku dengan nama 'Elaine'.

"Duduklah."

Dengan berat hati, aku duduk dikursi kayu yang berseberangan dengan Edmond, kami hanya dipisahkan oleh meja kaju kecil, "Ada apa?"

Edmond menatapku dengan sinis, "Apa yang kau lakukan pada Theodore?"

Eh?

"Maksudmu?---"

"Theodore sepertinya memberikan pengaruh buruk padamu," sela Edmond dengan nada dingin yang terkesan memojokkan.

Pengaruh buruk katanya?

"Theodore tidak pernah melakukan itu padaku, Edmond."

Edmond tersenyum sinis, "Jangan bodoh, apa kau lupa untuk apa kau dibuat?"

---sebagai alat perang. Aku hanya dapat menjawabnya dalam hati. Aku mengerti posisiku di panggung ini. Aku hanyalah sebagai pion tambahan yang dipergunakan untuk peperangan.

"Kau adalah alat. Kau tidak boleh melupakan identitas aslimu. Tidak boleh ada emosi lain yang tertanam di dalam pikiranmu selain kemarahan akan perang. Selain itu, emosi yang pernah Theodore ajarkan padamu, semuanya tidak ada yang berarti."

Aku tertunduk lesu, memang benar apa kata-kata Edmond. Seharusnya aku tidak boleh merasakan perasaan lain, namun mengapa---

---apa salah aku mengetahui berbagai jenis perasaan manusia?

Aku sadar, aku tahu, namun aku tidak dapat menolak seluruh perasaan yang pernah Theodore katakan atau ajarkan padaku. Layaknya seperti manusia normal, aku ingin belajar banyak hal, mengetahui banyak hal dan juga...

"Aku ingin belajar berbagai macam emosi manusia, Edmond! Apa salah jika homunculus merasakan hal yang sama seperti manusia lainnya?"

"Ya!"

Edmond menjawab cepat, kemarahan terukir jelas pada wajahnya, "Nyawamu berasal dari kehidupan palsu, kau tidak akan bisa menjadi seperti kami. Ingat itu, homunculus!"

"Elaine!" bantahku keras, "namaku Elaine!"

Edmond menyipit tidak suka, "Jadi Theodore yang memberikamu nama itu?"

Ia kemudian berdiri, berjalan kearahku kemudian menjambak surai hitamku hingga aku refleks berdiri, rasanya sakit, sungguh.

"Bagiku kau hanyalah homunculus. Tidak ada yang perlu dibantah lagi," ia kemudian melanjutkan dengan nada berbisik, "perasaan yang Theodore ajarkan padamu, hanya akan menjadi beban di medan perang."

Kata-kata terakhir selanjutnya adalah yang paling aku benci dari seorang Edmond Auristella---

"Kau hanya pembunuh berhati dingin, tanamkan hal itu pada otakmu!"

---
---
---

Keadaan ini...

Membuatku semakin muak.

Akhirnya aku mengerti kekesalan Theodore yang tunjukkan tempo hari. Hari ini aku merasakannya, bagai duri yang menusuk jantungku hingga membuat aku sulit bernafas.

Mustahil ada masa depan bagi seorang homunculus sepertiku, aku tahu. Rentang hidup yang terbilang singkat, adalah faktor utamanya. Apa yang bisa aku lakukan disisa kehidupanku?

Apa salah jika aku mempunyai mimpi dan berharap lebih pada kehidupan?

Bukan berarti aku menginginkan sebuah keabadian, aku hanya ingin membuat sesuatu yang berharga di kehidupanku yang sangat singkat ini.

Andai semua orang seperti Theodore---

Deg!

Refleks aku menyentuh dadaku, jantungku berdetak cepat sekali. Apa ini? Mengapa perasaanku menjadi tidak menentu saat memikirkan Theodore?

Kutatap lautan yang membentang luas dari atas kastil, semilir angin segera menyapaku disana.

"Apa salah jika aku berharap untuk selalu bersama dengan Theodore?"

🍁 🍁 🍁
---
---
---
Watashi wo tashinameru youni
Nando mo onaji yume wo miru
Hiniku na hodo kirei na yume
Mezamesasete
Nigetaku nai no

Seolah-olah memperingatkanku
Berulang kali kulihat mimpi yang sama
Mimpi indah hingga terasa begitu ironis
Kumohon, bangunkan aku
Karena aku tak ingin melarikan diri
---
---
---

Dark Valley memang benar-benar serius dengan perang kali ini. Terakhir kali mereka maju berperang dengan Grand Heaven sekitar sepuluh tahun yang lalu.

Mungkin yang tidak mengerti tentang sistem tersembunyi yang ada pada perang ini mengira bahwa pasukan Alexandria tidak berperang dengan sungguh-sungguh hingga mereka membutuhkan waktu yang sangat lama untuk mengalahkan pasukan Dark Valley, jika kalian tahu apa yang terjadi, mungkin kalian akan berpikir dua kali sebelum mengatakan hal itu.

Alasan mengapa pasukan Alexandria yang menjaga seluruh daratan Grand Heaven membutuhkan waktu yang sangat lama untuk mengakhiri perang ini adalah---

Mereka tengah mencari pion baru untuk diikutsertakan dalam perang.

Dark Valley telah bersekutu dengan iblis. Terhitung sudah ada enam iblis yang melakukan kontrak dengan Dark Valley. Tujuh ratus tahun yang lalu, adalah lahirnya perang pertama. Iblis yang dibawa oleh Dark Valley saat itu adalah Superbia, beruntungnya Grand Heaven berhasil menaklukan iblis tersebut dengan bantuan seorang pendeta suci bernama Michael.

Kemudian selanjutnya menyusul dengan iblis yang lainnya seperti Ira, Acedia, Gula, Luxuria dan Avaritia.

Dan sekarang, barulah kami melanjutkan perang---perang terakhir yang berencana untuk meruntuhkan kutukan perang seribu tahun. Ialah iblis terakhir yang masih berkontrak dengan Dark Valley bernama Invidia, sebenarnya ia pernah menyerang Grand Heaven sepuluh tahun yang lalu dan belum dikalahkan sepenuhnya oleh para tentara Alexandria, saat itu pihak Alexandria dapat unggul berkat kemampuan sihir dari seorang wanita bernama Haydee Auristella.

---atau dapat disebut, ia adalah ibu kandung dari Theodore.

Haydee Auristella memiliki sirkuit sihir yang bisa dibilang diatas rata-rata bahkan ia disebut sebagai 'berkah dari Tuhan' karena keistimewaannya tersebut.

Namun, karena peristiwa tersebut---

---satu tahun setelah perang itu usai, Haydee Auristella meninggal dunia.

Dan setelah peristiwa tersebut, Edmond berubah seratus delapan puluh derajat, sosoknya yang penuh kasih sayang menjadi sangat dingin, Theodore mengatakannya padaku. Kemudian ia semakin tertarik dengan ilmu alkemi dan meneliti tentang pembuatan homunculus.

---
----lalu, setelah tiga tahun ia melakukan percobaan alkemi, lahirlah diriku, homunculus bernama Elaine.

Homunculus pertama yang terlahir sempurna.

Edmond membawaku untuk bertemu dengan Theodore saat usiaku baru dua tahun, dan reaksi pertama yang ditunjukkan oleh Theodore saat mendengar penjelasan Edmond tidak sesuai dengan dugaan.

Ia marah.

Tentu ia marah. Edmond melakukan percobaan yang sangat buruk, membuat manusia untuk dijadikan sebagai senjata---Theodore tidak dapat menerima itu semua.

Belum lagi, satu hal yang sangat Theodore sesalkan---

---untuk menciptakan seorang homunculus dengan sirkuit sihir yang sempurna diatas rata-rata, Edmond memakai organ tubuh manusia. Organ tubuh dari wanita yang ia cintai.

Di dalam tubuhku, tertanam 'jantung' milik Haydee Auristella.

---
---
---
Sayonara made
Anata no soba ni itai
Sono hi ga ashita kite mo
Oshiku wa nai
Watashi ni shikisai wo kureta hito
Anata to iru sekai wo
Me ni yakitsuketai

Kuingin berada di sisimu hingga perpisahan nanti
Meski ketika hari itu, hari esok datang pun
Aku sama sekali tak ada penyesalan 
Kau, orang yang memberikan warna kepadaku
Kuingin menorehkannya ke dalam memori
Dunia tempatku hidup bersamamu
---
---
---

Dari kejauhan terlihat sekumpulan kapal laut bercat hitam yang berlayar menuju perbatasan Grand Heaven, tampak sesuatu yang berukuran besar menggeliat tidak nyaman karena diikat dengan rantai baja. Mahluk, atau mungkin dapat disebut dengan monster itu diseret oleh dua kapal besar, suara raungan kesakitan dari si monster dapat terdengar hingga berkilo-kilo meter jauhnya.

Aku yakin monster itu adalah Invidia---seekor monster yang menguasai lautan.

Gawat---

---kami sepertinya terpojok, dari segi kondisi, kami sangat dirugikan.

Monster tersebut adalah penguasa lautan, bukan hal aneh keadaan ini menjadi keunggulan tersendiri bagi pihak Dark Valley.

Disaat ketakutan mulai menyerang sebagian pasukan yang terpana melihat kengerian Invidia, tidak jauh dari pelabuhan, disana berlayar kapal laut yang besar, di badan kapal terukir simbol burung phoenix berbulu emas.

"Pasukan Seraphim!!!"

"Seraphim sudah berada di garis depan!!"

"Seraphim bersama kita!!"

Para pasukan bersorak, seakan mendapat semangat baru, mereka segera bersiap dengan meriam, busur dan panah serta pedang mereka.

Perang dimulai!

Teriakan semangat dari para pasukan seakan mengobarkan api peperangan. Keadaan disana menjadi riuh, pasukan yang berkumpul dari empat penjuru mata angin kini bersatu hingga tidak terhitung jumlahnya.

---
---
----Theodore, aku merasa tidak tenang ketika melihat kapal laut pasukan Seraphim menyerang kapal-kapal milik Dark Valley dengan meriam yang telah dilapisi sihir.

"Theodore---"

Edmond menghentikanku yang ingin segera berlari menyusul Theodore, sebelah tangannya menyentuh bahuku, refleks aku menoleh kearahnya.

"Homunculus, lakukan tugasmu," titahnya.

"Tapi Theo---"

"Theodore bukanlah anak kecil, kau tidak perlu memperdulikannya terlalu jauh. Dia tahu apa yang harus dia lakukan!"

Aku menggigit bibir bawahku, kedua tanganku terkepal karena kesal. Keadaan ini membuatku sangat muak. Aku melirik kearah kapal laut Seraphim, kemudian berbalik kembali menoleh kearah Edmond. Aku menatapnya lekat, sebelum aku mengungkapkan seluruh kekesalanku.

"Edmond, tugasku hanya sebatas membekukan laut 'kan?"

"Ya, hanya itu."

"Baiklah, jika aku telah menyelesaikan itu semua, apa boleh aku bertindak semauku?"

Edmond bergeming mendengar pertanyaanku. Perlahan bibirnya bergerak-gerak namun ia tidak mengeluarkan sepatah katapun. Aku hanya ingin bertemu dengan Theodore---ada suatu perasaan yang mendorongku untuk pergi ke tempat Theodore saat ini juga.

Semakin aku menolak perasaan ini, dada ini semakin sesak seolah akan hancur---ini perasaan apa?

"Homunculus, sekarang dengarkan kata-kataku," bisik Edmond, "lakukan tugasmu, sudah kukatakan padamu untuk tidak memikirkan perasaan lain, kau hanya alat perang!"

---sakit...

Theodore, mengapa jika jauh darimu hatiku terasa sangat sakit?

Aku melepaskan pegangan Edmond, tanpa menoleh kearahnya aku langsung berlari dan bergabung bersama para pasukan yang bersiap untuk menyerang.

Aku takut---

---takut jika ini adalah terakhir kalinya aku bertemu dengan Theodore.

Sekalipun aku tahu kehidupanku memang sementara dan aku bukan seseorang yang pantas untuk berharap, hanya satu hal yang ingin kuwujudkan. Jika ini adalah hari terakhir dikehidupanku, aku ingin terus bersama dengan Theodore.

Hanya ingin berada di sisinya,

Bertarung dengannya,

Hingga waktu perpisahan tiba.

Sirkuit sihir yang ada dalam tubuhku mengerang, tanda bahwa siap mengeluarkan sihir tingkat tinggi.

"Atem von Barnabas..."

---
---
----kuinjak sebagian lautan, sedetik kemudian lapisan es mulai terbentuk dengan sempurna melapisi lautan.

🍁 🍁 🍁

S A N C T U A R Y
[1]

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro