Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

[1/10]

Padahal sebelumnya aku...

Alarm mengejutkanmu pagi itu. Kamu menguap lebar sembari merentangkan tangan ke atas. Lalu seperti biasa menggaruk rambutmu yang panjangnya sepunggung itu.

Namun kamu merasakan kejanggalan pada sesuatu. Rambutmu pendek, bahkan tidak sampai leher.

Kamu panik mengambil ponsel mati untuk berkaca. Dalam hati siap mengirimkan sumpah serapah pada abang laki-lakimu yang kamu duga sudah menggunting rambut hitam milikmu.

Tapi ternyata bukan itu.

Yang kamu lihat di pantulan layar ponsel itu bukan wajahmu. Itu wajah seorang lelaki. Kamu menyentuh jidat, mata, lalu hidung dan bibirnya.

Apa-apaan ini? Sejak kapan aku menggepengkan diri? Batinmu kaget pada wujud animasi yang sangat kamu kenali. Boboiboy Gempa, saudara ketiga boboiboy bersaudara yang paling normal.

Sejenak kamu flashback ke masa sebelum kamu terbangun di kamar Gempa. Kamu hanya menonton anime. Lalu bermimpi-mimpi merasakan hal yang sama.

Apa ini efek nonton kimi no nawa yang sangat amat tak masuk akal itu?

Tunggu sebentar!

Apa Gempa juga sedang berada di tubuhmu saat ini?!

Kamu mendelik horor mengimajinasikan apa yang terjadi pada tubuh aslimu.

D-dia....

Gempa anak baik-baik 'kan?

Iya, 'kan?

Kamu beralih melirik bawah. Baju kaos merah maroon terpasang berantakan dengan celana tidur coklat berhias bintang-bintang kuning. 

Kamu mengalihkan pandangan. Tidak udah dilihat dan sentuh. Kamu sudah tahu apa yang mengganjal sedari kamu bangun.

Hal pertama yang menarik perhatianmu di ruangan ini adalah meja belajar milik Gempa. Kamu menghampiri itu sedikit tergesa-gesa.

Jikalau kalian memang bertukar tubuh, berarti [Nama] harus mencari tahu informasi mengenainya sebanyak mungkin dan berlagak tahu semua yang terjadi 'kan?

Maka dari itu, kamu mengambil diary milik Gempa dan membacanya. Maaf, sedikit tidak sopan tapi kamu harus membacanya demi keselamatan diri.

Kamu harus berpura-pura menjadi Gempa agar tidak ada yang curiga.

Lagian manusia mana yang percaya kalau bertukar tubuh itu hal yang benar-benar bisa terjadi?

Tok! Tok! Tok!

"Gempa~ Ayo bangun!"

Kamu melotot. Ayolah! Seorang [Nama] belum siap untuk ini.

...hanya manusia biasa. Sekarang malah jadi Boboiboy Gempa.

Bonus :

"Maaf merepotkan, Kak. Uhuk-" Kamu terbatuk pelan sembari mengeratkan selimut yang sekarang menutupi tubuhmu. Di dahimu tergeletak kain basah yang biasa digunakan untuk menurunkan suhu demammu.

Di detik terakhir sebelum Taufan membuka pintu kamarmu, tiba-tiba [Nama] menemukan ide yang sangat cemerlang.

Kamu pun berpura-pura sakit. 

"Hm." Kakak sulung Gempa, atau sekarang sebutnya kakak sulungmu? Hanya berdeham saja sebagai respons.

Taufan memandangmu khawatir. "Kau yakin tidak mau ke rumah sakit, Gempa? Kami masih sempat mengantarmu."

Kamu menggelengkan kepala. "Tidak, Kak. Minum obat aja udah cukup."

Taufan mencubit pelan pipimu. "Dasar Gempa, selalu keras kepala."

"Ini semua pasti gara-gara Solar!" Bukannya lebih mengkhawatirkan sang kakak, Blaze justru menuding si adik.

Solar yang dituduh mendelik kesal. "Apa-apaan?"

"Kalau kamu gak minta kak Gem minum ramuan anehmu pasti Kak Gem gak sakit."

Dalam diam kamu beroh dalam hati. Rupanya kemarin kamu- Gempa maksudnya meminum ramuan buatan Solar. Apa itu bisa jadi penyebab mengapa kalian bertukar jiwa?

"Tapi kan Kak Gem setuju."

"Tetap aja!"

"Udah, udah! Kak Gem lagi sakit kalian malah berargumen. Diem aja kalian, suaranya jelek juga." Ice angkat suara.

Bagus Ice. Tak heran mengapa kamu jadi saudara kebanggaan Gempa yang kedua setelah Thorn. Walau ucapanmu agak nyelekit juga sih....

Kamu mengelus kepala Thorn yang sadari tadi memandangmu di atas ranjang. "Ya sudah. Kalian sekolah sana. Ntar telat." Kamu memandang keenam saudara yang masih setia di kamarmu padahal jam sudah menunjukkan pukul 07.15.

"Thorn mau menemani Kak Gem aja." Si anak keenam cemberut.

"Tak usah, Thorn. Kak Gem bisa sendiri di rumah kok. Yang penting Thorn baik-baik jawab soal ujian nanti, ya?" Kamu tersenyum teduh. Tak sia-sia kamu baca dulu jadwal kelas dan segala isinya yang sengaja ditempel Gempa di depan meja belajarnya sebelum membaca diary yang setebal buku cetak itu.

"Eh, hari ini ujian ya?!" Seperti biasa Taufan dan Blaze selalu lupa jadwal bertanya panik.

"Kalau gitu kami aja yang nemenin Gempa."

Halilintar mengacak rambutmu sebelum beranjak. "Cepat sembuh," katanya lalu menyeret Taufan dan Blaze yang merengek ingin mengawanimu.

Setelah itu semuanya keluar dari kamarmu.

Kamu tersenyum lebar sembari tersipu. Lantas meloncat-loncat kesenengan. Hari pertama kamu berpindah dunia ini dan kamu disambut perlakuan manis mereka padamu.

Sial, mereka ganteng banget.

Kamu menampar-nampar pipimu. Sadar, [Nama]. Kau adalah saudara mereka, jangan buat buku ini berganti genre.



Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro