
Banyak Hal Yang Harus Kami Lakukan Setelah Ini
Yah, meski aku benar-benar ingin memastikan siapa gadis yang ada di balik pintu ini, tidak mungkin kalau aku akan mengintipnya dari bawah. Itu benar-benar tidak bermoral dan aku akan ditimpa masalah yang lebih besar setelahnya. Aku kemudian mengetuk pintu dan bicara dari luar.
"Maaf, aku harus segera membersihkan toilet. Bisa tolong dipercepat?"
"Eh? Ah ... ba-baiklah."
Itu bukan suara Angelica yang merespons. Aku bisa tahu karena suaranya benar-benar berbeda. Angelica mungkin memang bisa memainkan suaranya untuk meniru seseorang dengan gaya bicara tertentu. Tapi, suara tadi benar-benar jauh dan aku tahu betul dengan bagaimana tipe suara Angelica.
Aku kemudian memutuskan untuk keluar, pencarian kamar mandi perempuan sudah selesai. Sekarang, masalahnya masih belum selesai dan waktunya hanya tersisa tujuh menit. Apa yang bisa aku lakukan dalam waktu tujuh menit?
Aku merasa sudah mencarinya di seluruh gedung, tetapi tidak ada Angelica di mana pun. Perpustakaan sudah tutup sejak jam dua sore dan tidak mungkin Angelica bisa masuk ke sana. Ayo ... ke mana sebaiknya aku mencari? Berpikir! Jika aku gagal maka aku akan menjadi pacarnya Angelica.
Tu-tunggu, kenapa aku bersikap seakan-akan aku ini tidak ingin menjadi pacarnya Angelica? Lagipula, bagaimana awalnya sejak kami kenal sampai berakhir pacaran?
"Kenapa kau makan bekal di belakang gedung?"
Tidak ada suara siapa pun yang terdengar atau bicara padaku. Satu-satunya alasan kenapa aku mendengar suara tadi adalah karena munculnya memori dari masa lalu.
Benar, momen ketika aku bicara dengan Angelica untuk yang pertama kali adalah di belakang gedung C saat jam makan siang. Dia memakan bekalnya sendirian saat orang-orang memakan bekal dengan teman mereka.
Menyadari sesuatu, aku kemudian segera berlari dengan sekuat tenaga dan sekencang-kencangnya. Sambil mengingat bagaimana jawaban Angelica saat itu tentang alasannya yang ingin makan sendiri.
"Manusia itu sangat menyebalkan. Mereka mengerubungi diriku saat jam makan siang hanya karena aku sedikit lebih cantik dan sedikit lebih pintar dari yang lain."
Ya, ini adalah percakapan awal kami. Aku mendadak mengingatnya dan ingin mengunjungi tempat itu setelah sekian lama tidak pernah pergi ke sana. Aku semakin cepat dalam berlari, sambil mengenang memori tentang percakapan pertama kami. Aku masih ingat ketika aku bertanya pada Angelica hari itu.
"Kenapa harus di belakang gedung? Aku pikir masih ada tempat yang lebih bagus yang bisa digunakan untuk menyendiri."
"Aku tidak ingin menyendiri," jawab Angelica sopan ketika aku mengira-ngira tentang alasannya makan siang di belakang gedung. Angelica menyambung, "Aku berharap ada seseorang yang secara tidak sengaja lewat dan mengajakku bicara. Aku sedang menunggu momen itu di sini."
Ketika aku sampai di belakang gedung C yang dipenuhi rumput liar dan tanaman, aku melihat Angelica sedang duduk sila di atas rerumputan tanpa alas apa pun. Dengan napas yang tersengal-sengal karena baru saja lari sekuat tenaga, aku memanggil Angelica sehingga gadis itu melihat ke arahku.
"Ketemu."
Angelica menoleh ke arahku dengan senyum pahit yang ia tunjukkan secara terang-terangan.
"Sepertinya kau benar-benar tidak ingin kalau aku jadi pacarmu lagi, ya?" tanya Angelica sambil menghadap ke arahku, tapi tidak mencoba untuk bangun atau mendekatiku.
"Ya, aku memang tidak ingin menjadi pacarmu untuk saat ini. Aku merasa harus memperbaiki diriku lebih dulu jika ingin berpacaran denganmu. Jadi, mau mengobrol sebentar di tempat sepi yang dipenuhi nyamuk ini?"
Ketika aku menawarkan Angelica untuk saling bicara, gadis itu menepak-nepak tanah di sampingnya. Itu adalah isyarat agar aku duduk di sebelahnya sebelum mulai membicarakan banyak hal.
____________
Angelica meringkuk, meletakkan dagunya di atas lutut sementara kedua tangannya memeluk kaki yang ramping. Angelica bertanya, "Jadi, kau mau tanya soal kenapa aku ingin kembali menjadi pacarmu?"
"Itu tidak perlu, aku sudah mendengar semuanya dari Tiara. Kau menggunakan sesi curhat dengannya bukan?"
"Aku curhat dengannya. Kalau begitu, sudah saatnya bagimu untuk menjelaskan tujuanmu bukan? Maksudku, alasan kenapa kau ingin aku bergabung dengan Klub Tidur Siang."
Angelica mulai mengarahkan diriku untuk masuk ke topik intinya. Salah satu tangannya melepaskan diri dari memeluk kaki dan mencabut rumput liar tanpa alasan yang jelas.
Aku dengan yakin menjawab, "Tidak ada alasan khusus. Aku hanya ingin bisa lebih dekat denganmu."
"Ha?"
Angelica yang hanya merespons seperti itu sambil memiringkan kepalanya membuatku terpaksa harus melanjutkan ini. Aku kemudian menyambung, "Itu, loh. Aku ingin semakin mengenalmu secara mendalam. Kupikir, kita bisa jadi lebih mengenal satu sama lain jika kita berteman layaknya sahabat. Aku sudah mengalaminya di Klub Tidur Siang, sih. Lalu, ketika aku merasa sudah semakin mengenalmu dan paham tentang dirimu, aku ingin menjadi pacarmu lagi. Bukan rujuk, tapi aku ingin memulainya dari awal."
"Kau sudah mengalaminya di klub, memangnya apa yang terjadi di sana?"
"Bukan apa-apa, hanya kegiatan klub seperti biasanya. Kami main bersama, saling menceritakan masalah kami dan saling membantu pada akhirnya. Terkadang kami berselisih. Kami juga sering sekali bertengkar di sana. Tapi, berselisih dan bertengkar adalah tanda kalau kita sudah bisa berekspresi lepas di sana. Kita tidak akan bisa berekspresi lepas sampai berakhir pada perselisihan jika merasa sungkan di tempat itu. Bagaimana, ya? Intinya, aku ingin menghilangkan rasa sungkan padamu sebelum menjadi pacarmu."
Angelica menghela napas, aku bisa melihat dirinya seakan-akan merasa tidak masuk akal dengan alasanku. Tapi, aku benar-benar merasa lega karena bisa menyampaikan ini pada Angelica secara langsung. Gadis yang saat ini sedang duduk di sampingku kemudian mengatakan sesuatu.
"Baiklah kalau kau sampai segitunya. Aku akan bergabung dengan Klub Tidur Siang milikmu yang aneh itu. Tapi, aku tidak janji bisa terus menunggu, lho. Bagaimana jadinya jika aku punya pacar lebih dulu selama kau masih bermain-main denganku di Klub Tidur Siang?"
Aku dengan senyum tipis menjawab, "Jika kau sampai punya pacar selama aku berusaha mendekatkan diri padamu, maka aku akan menyerah. Aku akan menganggap kalau diriku memang tidak pantas untuk menjadi pacarmu. Aku hanya sedang ingin berusaha saat ini. Jika aku memang gagal pada akhirnya nanti, aku harus siap dengan itu."
"Kau tidak perlu menunggu sampai nanti, kau bisa menjadi pacarku sekarang!" Angelica melihat ke arahku dan menarik lengan seragamku dari samping. Memaksaku untuk saling bertatap wajah, saling melihat mata masing-masing secara mendalam. Gadis itu kemudian menyambung, "Aku masih menyukaimu. Jika kau menerimanya maka kita bisa kembali pacaran saat ini juga."
"Kau serius menyukai orang sepertiku secepat itu?"
"A-apa maksudnya?" Angelica malah bertanya balik karena merasa bingung.
Aku dengan terpaksa harus melanjutkan kalimatku agar ini semua bisa segera berakhir. "Kau bisa menyukai laki-laki lain secepat itu saat masih berpacaran denganku. Padahal, yang kau lihat hanya apa-apa saja yang ada di luarnya. Setelah kau mengetahui apa yang ada di dalam laki-laki itu, kau merasa muak dan ingin kembali padaku karena merasa kalau aku ini lebih baik daripada laki-laki itu."
"Apa maksudmu? Aku tidak mengerti, bisa dipersingkat saja?"
"Kau terlalu sembarangan saat meletakkan hatimu pada seseorang. Jika kau terus begitu, maka hatimu akan hancur karena sering dibuat patah. Paham dengan maksudku?"
Angelica hanya diam, membatu ketika aku memberikannya pertanyaan yang seperti itu. Tidak ada yang bisa dia katakan atau sanggah sehingga aku merasa bisa menyambung kalimat tadi.
"Aku memberimu kesempatan untuk bisa mengenal diriku lebih dalam dengan bergabung pada Klub Tidur Siang. Aku juga tidak ingin sembarangan meletakkan hatiku padamu, makanya aku ingin mengenalmu lebih dalam sebagai seorang teman. Pada akhirnya nanti, terserah padamu. Apakah aku ini layak dalam penilaianmu, atau apakah aku ini tidak layak, aku bisa menerimanya. Aku hanya tidak ingin menjadi pacarmu secepat itu saat kita belum saling mengenal secara mendalam."
Untuk yang kesekian kalinya setelah semua penjelasanku yang mungkin berbelit-belit, Angelica menghela napas dan mencoba untuk berpikir jernih. Gadis itu kini menyerah dan berkata, "Iya, deh, iya. Terserah saja. Padahal kita hanya ingin pacaran, tetapi rasanya seperti segmen perkenalan sebelum menikah."
"Yah, soalnya aku ingin menjadi suamimu. Kalau bisa, sih. Makanya aku tidak ingin buru-buru dengan segera berpacaran dan malah berakhir tragis seperti sebelumnya. Aku ingin semuanya berjalan lancar sampai akhir."
Angelica berdiri, menarik rambutku dengan tenaga, dia sedang menjambak rambutku dan aku bisa merasakan emosi mengalir dari tangannya. Gadis itu kini berkata, "Barusan, kau bilang ingin menjadi suamiku? Sadari posisimu, anak kelas dua SMA! Buat dirimu pantas jika memang ingin menjadi suamiku. Ini adalah prolog yang bagus untuk hubungan kita, lanjutkan dengan berbagai bab yang menarik!"
"Ya, aku pasti akan menunjukkan banyak hal menarik selama kau bersama denganku di Klub Tidur Siang! Akan aku urus administrasi untukmu mendaftar! Bisa tolong isi formulirnya?"
---TAMAT---
---PENUTUP---
Aku tengah mengurusi pendaftaran untuk Angelica dengan ketua OSIS. Sama seperti sebelumnya ketika aku mengurusi pendaftaran untuk Dio dan Tobi, kami sedang duduk di ruangan OSIS yang sangat megah saat ini.
"Begitu, jadi dia bergabung dengan Klub Tidur Siang, ya?" tanya ketua OSIS padaku sambil mengecek dan mengurasi formulir pendaftaran Angelica. Laki tampan yang rambutnya dibelah tengah itu kemudian menyambung, "Hei, Okta. Tahu alasan kenapa aku secara sengaja memutuskan hubungan pacar dengan Angelica?"
"A-aku tidak tahu, me-memangnya kenapa?"
"Itu karena kau sudah menolak proposal OSIS yang menawarkan Klub Tidur Siang untuk menjadi Klub Pioneer."
Aku sama sekali tidak mengerti dengan maksudnya. Membuatku menyampaikan tanya karena semuanya masih terlihat buram di pikiranku. "A-apa maksudmu."
"Dengan membuat Angelica patah hati, aku pada awalnya berharap agar kau sebagai mantan pacarnya akan merasa senang dan berpihak padaku. Ketika kau berpihak padaku, aku pikir kau pasti bisa dengan mudah membawa Klub Tidur Siang pada Klub Pioneer. Sayangnya, semua perhitunganku meleset. Kau memang orang yang sulit ditebak, Okta."
Merasa emosi, aku secara spontan menarik kerah seragam ketua OSIS sambil berkata, "Beraninya kau mempermainkan Angelica seperti itu, dasar laki-laki busuk!"
Menanggapinya, ketua OSIS menggenggam lenganku dan itu adalah genggaman yang sangat kuat sampai tanganku merasa sakit. Tidak berniat untuk melepaskan tanganku, ketua OSIS kali ini berkata, "Aku pasti akan membuat Klub Tidur Siang menjadi Klub Pioneer. Meski harus menggunakan cara kotor dan tidak manusiawi, aku akan melakukannya. Camkan itu."
"Aku tidak peduli," jawabku sambil melepaskan kerah seragam ketua OSIS. Aku kemudahan berbalik, meninggalkan ruangan OSIS sambil berkata, "Jangan lupa diurus formulir pendaftarannya Angelica! Banyak hal yang harus kami lakukan di dalam klub."
---TERIMA KASIH UNTUK DUKUNGANNYA---
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro