Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

BAB 13A

Kevin melangkahkan kakinya turun dari tangga dengan ringan meskipun ia membawa banyak buku paket di tangannya. Ia sangat suka belajar, dan papanya menyanggupi keinginannya untuk memiliki guru les. 

Ia mengakui bahwa meskipun ia mendapatkan juara satu, tetapi ia merasa bahwa ini masih belum cukup untuk memuaskan papa dan mamanya. 

Apalagi tiga bulan terakhir ini ia merasa kesulitan untuk mengikuti pelajaran di sekolah. Guru seakan-akan sedang mengikuti balapan sepeda motor. Proses belajar mengajar berjalan dengan sangat cepat, tidak seperti biasanya. Materi pelajaran juga sangat banyak, meskipun ada beberapa materi yang sudah pernah dipelajari ketika ia berada di kelas empat dan lima.

Langkahnya terhenti pada anak tangga kedua terakhir. Semua antusiasmenya runtuh seketika , ketika ia mendapati wali kelas Alexander sedang menggendong Marvel. Apalagi wanita itu mengaku sebagai guru lesnya. Ia tidak mau!

Pasti papanya memiliki hubungan khusus dengan Bu Rachael. Ia sudah melihat itu sebelumnya ketika papanya meminta Marvel meninggalkan kotak bekalnya pada Ibu Rachael dan juga ketika Marvel sedang sakit.

Baru saja papa dan mamanya berpisah, tetapi papanya dengan mudah melupakan mamanya. Ia tidak suka itu. Papa dan mamanya harus bersatu kembali, apapun yang terjadi.

***

Kevin duduk di atas sofa, tidak memerdulikan keadaan sekitar. Meskipun telinganya masih menangkap sayup-sayup percakapan antara Rachael dan Alexander.

Kevin yang penasaran pun mengikuti langkah Alexander yang berdiri sambil memegang ganggang telepon untuk menelepon papa. Panggilannya tidak diterima papa.

Kevin kembali mengarahkan pandangannya ke depan ketika ia melihat Alexander sudah duduk kembali di posisi semula. Kemudian meminta Rachael untuk menelepon papanya.

Kevin yakin seratus persen! Papanya tidak akan menjawab panggilan dari Rachael karena panggilan dari rumah saja tidak diangkat

Meskipun berucap seperti itu di dalam hatinya, namun Kevin tetap ragu. Bagaimanapun juga ia yakin bahwa papanya menyukai wali kelas Alexander. Hah!

Kevin membulatkan matanya ketika panggilan Rachael diterima! Sial!

----

Sudah tiga jam berlalu. Kevin sudah selesai mengerjakan PRnya lalu meletakkan di atas meja dengan posisi terbuka. 

Rachael beringsut mendekati Kevin, dan mengambil buku tulis Kevin sambil sesekali menganggukkan kepalanya ketika ia menemukan jawaban yang benar.

Namun ia mengkerutkan keningnya pada nomor terakhir. Jawaban Kevin salah.

"Kevin. Yang ini salah." Rachael meraih kertas coret pada ujung meja, lalu mencoretkan angka-angka yang benar. 

"Ini lihat ya! Kan Kevin diminta untuk menghitung luas permukaan. Tapi Kevin coba lihat dengan benar." Rachael menunjuk gambar kubus dan balok yang saling menimpa di buku paket. "Lihat bagian atas balok itu tertimpa dengan bagian bawah kubus. Jadi, nanti Kevin cuman harus kurangi jawaban Kevin yang sudah menghitung luas permukaan balok dan kubus dengan dua kali luas persegi."

Rachael mencoret-coretkan beberapa angka pada kertas coret. Meskipun Kevin tidak menyukai Rachael karena alasan pribadi, tapi ia suka dengan cara mengajar Rachael. Ia mengerti.

***

Rasa nyaman terhadap Rachael yang perlahan-lahan timbul, tiba-tiba menurun kembali ketika Kevin yang masih duduk di atas sofa mendengarkan panggilan mama yang ditunjukkan Marvel kepada Rachael. 

Meskipun ia tahu bahwa Rachael juga tidak merasa nyaman, tapi ia tetap tidak suka. 

Kekesalannya bertambah ketika Alexander meminta Marvel untuk memanggil Rachael dengan panggilan mami. Tidak sampai disitu saja... Papanya pulang di saat yang tidak tepat.

Pertahanannya sepanjang hari ini, runtuh saat ini juga ketika ia mendengar papanya memanggil wali kelas Alexander hanya dengan panggilan Rachael, bukan Ibu Rachael lagi.

Air matanya menetes. 

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro