Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab 10

Sudah tiga puluh menit Rachael membolak-balikkan tubuhnya dengan tidak tenang di atas kasur. Hari ini sudah hari ketiga menjelang hari keempat ia menganggur, dan ia masih belum terbiasa. Bahkan pada hari pertama ia menganggur, ia dengan refleksnya bangun pagi lalu memakai pakaiannya untuk berangkat ke sekolah, di tengah perjalanan ia baru tersadar bahwa ia sudah tidak mengajar lagi. Huh!

Dan tiga hari ini, ia habiskan dengan tidur, bangun, makan, menonton acara televisi yang tidak ia simak dengan baik, makan dan berakhir tidur lagi. Hah!

Rachael memutuskan untuk bangun, saat melihat jam ponselnya baru menunjukkan pukul sembilan malam. Ia kelaparan.

Ia berjalan keluar dari kamarnya menuju dapur, mengambil roti tawar dari dalam kulkas lalu mengoleskannya dengan selai coklat dan memanggangnya sebentar di dalam microwave.

Sambil menunggu rotinya selesai dipanaskan, Rachael mengambil susu kotak dari dalam kulkas dan menuangkan isinya ke dalam gelas.

Setelah bunyi ting terdengar, Rachael membawa gelas susunya menuju microwave, lalu mengambil rotinya yang sudah panas dengan tangan kanan.

Ia berjalan keluar dari dapur sambil mengunyah roti. Rachael duduk di atas sofa ruang tamu, meletakkan susunya di atas meja dan mengambil remote TV. Menyalakan TV dan mengganti channelnya beberapa kali. Sudah tidak ada acara gossip lagi, film seru juga tidak ada, semua saluran televisi sudah ia coba dan ia hanya mendapati iklan yang sedang ditayangkan.

Rachael menonton iklan yang sudah mulai menayangkan konten-konten dewasa, seperti rokok. Telinga Rachael menangkap bunyi alarm dari ponselnya, lalu ia bergegas masuk ke dalam kamar untuk mengambil ponselnya.

Ia sendiri tidak ingat ia ada memasang alarm. Saat ia sudah menemukan ponselnya yang terletak di atas nakas, ia menyalakan screenlock ponselnya. Dan mendapati label alarmnya bertuliskan, Ulang tahun Celine.

Ah! Kenapa ia bisa lupa? Sepertinya ia harus bergadang malam ini, supaya ia bisa mengirim pesan selamat ulang tahun kepada Celine pukul dua belas malam tepat.

Rachael mematikan alarmnya, lalu mendapati pesan yang baru masuk lima belas menit yang lalu. Pesan dari papa Alexander.

"Malam Rachael, bisakah besok kita bertemu di kafe terdekat dari sekolah Alex saat makan siang? Saya dengar Anda sudah berhenti mengajar di sekolah.
Saya ingin menawarkan pekerjaan kepada Anda." Baca Rachael. Ia nemang terbiasa membaca sesuatu dengan menyuarakannya, termasuk belajar maupun membaca novel.

"Baik,papa Alexander" balas Rachael dalam pesannya.

Tidak lama kemudian, ponsel Rachael berbunyi kembali, menandakan bahwa ada pesan yang masuk. Balasan dari Jonathan.

"Besok ya, pukul 12.00." Baca Rachael setelah membuka pesan tersebut.

"Iya." Balas Rachael lagi, singkat.

"Jangan lupa ya, di kafe dekat sekolah Alexander. Saya tunggu." Pesan balasan dari Jonathan lagi.

"Iya." Rachael mengetik pesan balasan dengan kasar, kesabarannya sudah mulai habis. Jika ia mendapatkan pesan balasan lagi, ia memutuskan , sepenting apapun pesan itu ia tidak akan membalasnya lagi!

"Yakin bisa kan? Saya tunggu ya!"

Hah! Rachael membanting ponselnya ke atas kasur, sikap Jonathan di luar perkiraannya. Ia mengira bahwa Jonathan yang tidak akan mengirim pesan balasan, tetapi nyatanya pria itu yang sibuk membalas pesan Rachael dengan pesan-pesan yang tidak penting.

Apakah kata 'iya' tidak meyakinkan?

Rachael naik ke atas kasur, mengambil ponsel yang tadi dilemparnya. Lalu mendapati pesan dari Jonathan ,lagi, yang berisi "Night".

Rachael mengabaikan pesan tersebut, lalu mengetikkan kalimat "Happy Birthday Celine! Sorry kecepetan, aku udah ngantuk mau tidur. Jadi gak bisa nunggu sampai tengah malam lagi. Daripada terlambat atau lupa, lebih baik kecepetan kan?"

Rachael merebahkan badannya di atas kasur, ia tidak ingat lagi tentang televisinya yang belum sempat ia matikan tadi. Ia sudah kehabisan tenaga menghadapi Jonathan, ia memilih untuk tidur.

----

Jonathan sudah memandangi ponselnya beberapa kali, tetapi ia tidak mendapatkan balasan dari Rachael. Ia hanya mendapatkan balasan singkat, 'baik', 'iya' lalu 'iya' lagi.

Ia ragu akan Rachael yang membaca pesannya, apakah wanita itu membaca pesannya dengan baik atau tidak. Bahkan Rachael tidak menanyakan waktu maupun tempat. Kata 'makan siang' itu terlalu umum, bisa jam sebelas , dua belas ataupun jam satu siang. Dan ya Tuhan! Banyak sekali kafe yang berada di sekitar sekolah Alexander.

Baiklah! Biarkan saja Rachael mencarinya besok. Jonathan memutuskan untuk mengirimi Rachael pesan singkat lagi, "Night."

----

Jonathan sudah bangkit dari kursinya, lalu mengambil jas hitam tadi pagi disampirkannya di lengan sofa, lalu memakainya. Ia merapikan letak jam tangan di pergelangan tangannya sambil melirik sekilas arah jarum jam. Pukul 11.30.

Jonathan berjalan keluar dari ruangannya, lalu menyampaikan beberapa pesan kepada sekretarisnya, menanyakan jadwalnya serta memberitahu sekretarisnya untuk memundurkan jadwal meetingnya untuk tiga jam kedepan.

Ia menaiki lift untuk turun menuju lantai di mana ia memarkirkan mobilnya. Lalu mengendarai mobilnya menuju tempat dimana ketiga putranya sedang menimba ilmu.

Jonathan sudah melewati kompleks sekolah. Ia mengendarai mobilnya dengan pelan, mencari kafe terdekat dari sekolah.

Setelah menemukan kafe yang menurutnya paling dekat dengan sekolah, ia memarkirkan mobilnya lalu berjalan memasuki kafe.

Kafe dengan wangi kopi yang pekat, serta berdindingkan wallpaper coklat dengan lampu gantung berwarna orange. Kafe yang cukup nyaman serta dingin.

Jonathan mengirimkan pesan kepada Rachael untuk memberi tahu bahwa ia sudah sampai. "Saya sudah sampai. Kafe BlackBean."

Seorang pelayan menghampiri Jonathan, menawarkan menu kepada Jonathan dengan ramah.

"Cappuccino." Pesan Jonathan setelah melihat-lihat buku menu yang disodorkan. Lalu pelayan itu pergi setelah mencatat pesanan Jonathan.

Jonathan sedang mengedarkan pandangannya ,mengamati kafe. Sampai matanya menangkap kedatangan Rachael yang sedang mendorong pintu masuk.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro