Sepuluh
Taehyung segera menelepon Jungkook yang sudah terlalu lama di toilet, untuk melanjutkan perjalanan ke tempat berikutnya. Mereka memutuskan tidak turun di National Maritime Museum dan melanjutkan perjalanan ke pantai Songdo.
Pantai yang terletak hanya 3 km dari pusat kota Busan ini, adalah salah satu pantai yang terkenal di Busan saat musim panas. Pantai ini dinamai Songdo yang berarti pulau pinus, mengacu pada taman yang berbatasan pohon pinus.
Mulai tahun 2000, pantai mengalami beberapa kali perbaikan dengan diperluasnya garis pantai dan penambahan beberapa air mancur.
Karena cuaca dingin, mereka berempat hanya berhenti sebentar untuk berfoto dengan bantuan wisatawan lain yang tengah mengunjungi pantai itu.
Hari semakin sore ketika mereka melanjutkan perjanan menuju BIFF Square yang terkenal di dunia perfilman.
"Memang kalian tidak lapar ya?" tanya Jungkook sembari menyesap susu pisangnya. "Aku lapar sekali. Apa kalian tidak ingin makan sup seafood?"
Mereka akhirnya setuju dengan usul Jungkook. Karena jarak BIFF Square dan pasar Jagalchi berdekatan. Mereka memutuskan mengunjungi pasar Jagalchi terlebih dahulu.
Secara umum, pasar ini terbagi ke dalam dua bagian. Bagian pertama adalah pasar yang menjual hasil laut yang sudah dikeringkan, sedangkan bagian yang lain untuk menjual hasil laut yang masih segar. Di bagian ini, semua ikan yang baru ditangkap dan diturunkan dari kapal langsung dijual kepada konsumen. Segala macam hasil laut seperti belut, cumi, kerang, dan gurita tersedia di sini.
"Daebak!"
Taehyung sendiri terpana dengan atraksi yang diperlihatkan para Jagalchi ahjumma yang dengan cekatan mengolah ikan-ikan tersebut, mulai memenggal kepala ikan, memotong menjadi beberapa bagian, dan menyimpannya ke dalam kotak es. Semua dikerjakan dalam waktu yang sangat singkat. Maklum saja, baru kali ini dia ke pasar tradisional.
Setelah menghabiskan sup seafood mereka menemani Taehyung melihat bagian pasar yang menjual seafood kering.
Sebagai buah tangan, Taehyung membeli beberapa ekor cumi yang telah dikeringkan.
"Untuk apa kau beli sebanyak itu?" tanya Jihyun heran. "Memangnya kau bisa masak?"
"Aku kasihan pada Jalgachi ahjumma itu. Lagipula ini untuk ibumu. Pasti ibumu akan senang hati memasakkan untukku," tukas Taehyung percaya diri, karena beberapa kali ditawari makan ibu Jihyun. Jihyung menggeleng tak percaya mendengar kalimat pemuda itu.
Mereka menikmati toppoki seraya berjalan kaki menuju BIFF Square. BIFF adalah tempat penyelenggaraan Busan International Film Festival. Di luar gedung ada banyak gambar tangan artis-artis Korea dan poster-poster film.
Ada 3 bangunan dalam Busan Cinema Centre, yaitu Cine Mountain, Biff Hill, dan Cone Double. Bangunan utamanya Cine Mountain, memiliki 3 bioskop pemutaran film dan satu ruang pertunjukan seni teater yang akan menampilkan pertunjukan terbaik berstandar internasional.
Setiap malam di Busan Cinema Centre diputar diberbagai film berkelas dunia. Saat mereka berempat ke sana, Busan Cinema Centre akan memutar film horror. Jelas-jelas Gaeun dan Jihyun menolaknya.
Gaeun mengajak mereka langsung ke pasar Gukje saja, dengan alasan dia ingin membeli beberapa barang. Pasar ini ibaratnya Namdaemun di Seoul. Di sana pengunjung bisa membeli barang-barang seperti pakaian dengan harga yang lebih murah.
Di seberang pasar Gukje terdapat pasar Ggangtong yang juga dikenal sebagai pasar Bupyeong di mana di pasar ini didominasi dengan penjualan makanan impor dalam kemasan kaleng.
Ada pula tas dan pakaian dengan kualitas yang baik dan harga yang terjangkau.
Salama di pasar Gukje, Jihyun hanya melihat-lihat saja. Sebenarnya dia juga ingin berbelanja seperti Gaeun yang baru saja membeli sebuah blazer fuschia cantik hanya seharga 500 won saja.
"Kau tak ingin membeli sesuatu?" tanya Taehyung ketika melihat Jihyun hanya keluar masuk toko mengekori Gaeun.
Jihyun menggeleng, "Aku tak pantas memakainya.
"Kau mulai lagi seperti itu." Taehyung berdecak sebal, "Belilah sesuatu, aku yang akan membayarnya."
Jihyun menatapnya tersinggung ketika Taehyung berkata demikian. Taehyung yang menyadari arti tatapan Jihyun, langsung berucap, "Jangan tersinggung dulu, anggap saja ini hadiah dari tetangga baru."
"Kau benar-benar perhatian pada Jihyun noona." Jungkook menggumam seraya mengunyah toppoki-nya. Mereka berdua mengabaikannya.
Tak lama kemudian, Gaeun datang membawa beberapa jenis produk kecantikan dalam botol kecil. "Lihat apa yang aku dapat!"
Selain pelembab yang dia bawa, dia mengeluarkan lipstick kecil, pensil alis kecil, bedak dalam kemasan mini, dan lain-lain. Semuanya dalam bentuk mini.
"Kau tak perlu mengeluarkan uang untuk ini semua. Lihat caraku."
Gaeun menyeret Jihyun mendekati sebuah booth parfum yang berada tak jauh dari mereka. Seorang SPG mendekati dan menyapa mereka dengan ramah.
Gaeun sendiri tampak mencoba parfum mereka dan memaksa Jihyun untuk mengikutinya. Dengan menampilkan sedikit aegyo-nya, Gaeun berhasil mendapatkan sampel parfum itu.
"Lihat! Kau hanya perlu mulut manis untuk mendapatkan ini semua." Gaeun tersenyum menyeringai ke arah Taehyung dan Jungkook yang menatapnya takjub seraya bergumam 'daebak' berulang-ulang.
"Aku selalu melakukan ini sejak SMA, dengan begitu aku tak perlu mengeluarkan uang untuk kosmetik," jelasnya pada Jihyun, "Nah, sekarang giliranmu. Coba kau dekati SPG BB cream itu. Fighting!"
Jihyun awalnya menolak, tapi kerana Gaeun terus mendorongnya, akhirnya dia melakukannya juga. Mereka bertiga mengamati Jihyun dari kejauhan.
"Dia terlalu rendah diri dengan penampilannya," gumam Gaeun membuat Taehyung dan Jungkook beralih menatapnya.
Taehyung kemudian mengangguk membenarkan, "Kau benar. Sewaktu kau mencoba pakaian-pakaian itu, aku yakin dia pasti juga ingin mencobanya. Tapi dia merasa tidak pantas memakainya."
"Haengnim, kau benar-benar perhatian padanya. Apa kau tertarik padanya?"
Taehyung mendengus sebal. "Apa seorang teman tak boleh peduli pada temannya? Aku peduli karena aku tahu rasanya rendah diri seperti itu. Aku pernah di posisi yang sama dengannya. Jadi, Jungkook, tolong berhentilah bicara seolah-olah aku peduli karena tertarik padanya."
"Maaf." Jungkook menunduk sekilas, tak enak hati pada orang yang mentraktirnya hari ini.
"Lalu, bagaimana kau bisa keluar daei rasa rendah diri itu? Kenapa kau tak membantunya saja?" tanya Jungkook menambahkan.
Tiba-tiba saja Gaeun menepuk keras bahu Jungkook, membuat pemuda itu meringis kesakitan, "Benar juga katamu. Aku punya ide."
Gaeun pun membeberkan idenya pada Taehyung dan Jungkook dengan suara lirih. Taehyung langsung menyetujuinya, sedangkan Jungkook tampak berpikir sejenak.
"Lalu bagaimana jalan-jalan kita?"
"Sekarang kita ganti rencana jalan-jalannya. Lagi pula kita bisa berjalan-jalan lain waktu," kata Taehyung meenpis kekhawatiran Jungkook.
Pemuda itu pun akhirnya menyetujui ide Gaeun.
Mereka menumpuk tangannya seraya berucap pelan, "Fighting!"
Jihyun sendiri kembali dengan membawa sebotol kecil BB cream yang sesuai dengan warna kulitnya yang tidak begitu pucat.
"Kau berhasil?" tanya Gaeun yang dijawab Jihyun dengan anggukan seraya tersenyum antusias.
"Aku tak menyangka mereka akan memberiku. Mungkin mereka kasihan kerena wajahku bercodet dan kasar."
"Kau mulai lagi," sergah Gaeun seraya menyeret Jihyun beranjak dari tempatnya, "Sekarang ikut kami, kulit wajahmu tak akan kasar lagi."
"Ke mana?"
"Ikut saja, Noona. Kau tak akan menyesal." Jungkook ikut menyeret Jihyun, sementara Taehyung mengikuti mereka dari belakang.
Pemuda itu tersenyum seolah melihat dirinya di masa lalu yang tengah berusaha bangkit. Namun, senyum itu perlahan memudar saat ponsel di sakunya berdering.
Nama 'Seokjin-hyung' muncul di sana.
***
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro