Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

2

Saat mereka sudah di dalam ruang itu Aleeya berkata "Aku akan melakukan misi itu sendirian." hal itu membuat Penny terkejut.

"Tidak bisa, kau akan bersama dengan agen yang lain juga, misi ini cukup berbahaya." ujar Penny.

"Kau sendiri dengarkan, apa kata Jude. kalau ada seorang mata-mata di MI6, dan aku tidak akan mempercayai siapa pun." ujar Aleeya dengan tegas.

"Tapi jika kau pergi sendiri, itu juga sama saja berbahaya. Kau tahu, kalau ini adalah misi yang sangat berat. Maka karena itu aku mengirim Jude dan kau, tapi kau lihat sendiri sekarang. Apa yang telah terjadi dengannya?" ujar Penny yang marah.

Aleeya menunduk, saat mengingat saat Jude harus gugur dalam misi yang bersamanya. Dia masih ingat saat Jude tersenyum untuk terakhir kalinya, Aleeya meremas tangannya saat mengingat hal itu.

Penny yang melihat Aleeya masih terpukul, lalu memegang tangan Aleeya. "Leeya, aku tahu kau pasti masih merasa bersalah karena tidak bisa melindungi Jude, Tapi ini semua bukan salahmu." ujar Penny menatap Aleeya.

"Jika kau ingin membalas dendam untuk kematian agen Jude, maka kau harus memiliki beberapa Team untuk menolongmu. Untuk menghadapi mereka, kau boleh menentukan siapa yang akan kau ajak menjadi partnermu. Tapi aku juga akan tetapi memilih agen terpercayaku."

Aleeya menatap mata Penny, "Baiklah, tapi jika dia mengangguk misiku. Aku tidak akan segan-segan untuk membunuhnya, karena aku tidak tahu siapa yang menjadi mata-mata di sini." ujar Aleeya

"Hm baiklah. Aku akan menyuruhnya untuk segera kembali ke markas." ujar Penny yang berjalan keluar dari ruangan itu. Aleeya yang mendengar perkataan Penny *Tunggu jangan bilang yang dia maksud adalah orang itu* batin Aleeya.

Saat Aleeya ingin memanggil Penny, dia sudah pergi terlebih dahulu. Akhirnya Aleeya kembali ke ruangannya. Aleeya menatap meja kerjanya, di sana terdapat beberapa foto dirinya dengan teman-temannya dan juga seseorang yang sangat Aleeya cintai.

Aleeya menatap foto itu, dia masih ingat di mana saat foto itu diambil. Saat pertama kali mereka berdua menyelesaikan misi untuk pertama kali dalam satu Team.

.
.
.
.
.
Flashback

.
.
.
.
.

"Ooh ini dia pasangan yang tidak bisa akur, akhirnya bisa menyelesaikan misi dengan baik, walau mereka berdua harus sedikit ribut dulu." ujar Robert sambil memeluk bahu Jude.

Aleeya hanya memutar bola matanya, "Selamat Aleeya, kau berhasil untuk misi pertamamu." ujar Penny, Aleeya tersenyum.

"Saya, hanya melakukan apa yang harus dikerjakan." ujar Aleeya masih sedikit canggung dengan atasannya. "Ooh ayolah Leeya, jangan kaku seperti itu." ucap Robert sambil merangkul Aleeya.

"Ayo semua kita ucapkan selamat untuk Agen Aleeya yang menyelesaikan misi dengan sangat baik." ujar Robert dan semua orang bersorak.

Sedangkan Jude, "Hey itu juga berkat aku, yang membantunya dalam menyelesaikan misi ini. Jadi aku juga harus diberi hadiahkan?" ujar Jude.

Yang lain tidak memperdulikan Jude dan tetap memberikan selamat untuk Aleeya, Jude merasa kesal saat itu. Tetapi dia sedikit tersenyum saat melihat wajah bahagia Aleeya, karena dia berhasil untuk menyelesaikan misinya.

Tanpa mereka sadari, Jude masih terus tersenyum kepada Aleeya. Hal itu tidak luput dari mata Robert, dia langsung merangkul sahabatnya itu "Wow,  tidak biasanya kau tersenyum seperti itu pada seorang wanita. Biasanya kau selalu menunjukkan senyum palsu mu itu sobat?" Jude yang menatap Robert hanya memutar bola matanya.

Setelah itu, Robert memaksa untuk Jude dan Aleeya berfoto bersama, untuk kenang-kenangan misi pertama bagi Aleeya. Awalnya Aleeya menolak, tetapi dia terus dipaksa  dan akhirnya Aleeya dan Jude berhasil berfoto berdua, walaupun di foto itu.

Aleeya melipat kedua tangannya di depan dada, sedangkan Jude, memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana dan menatap ke arah lain. Di foto itu, mereka berdua sama-sama sedikit tersenyum, walau tidak melihat ke arah kamera.

.
.
.
.

Flashback End.

.
.
.
.

Aleeya menaruh kembali foto itu, dia berjalan ke suatu ruangan yang berada di samping ruangan miliknya. Dia menatap ruangan itu dengan pandangan kosong, dia berjalan ke arah meja. Aleeya duduk di kursi milik Jude, Aleeya melihat barang-barang yang berada di atas meja itu.

Di sana Aleeya melihat Foto Jude bersama dengan rekan-rekannya di MI6, Aleeya mengangkat foto itu. Lalu selembar foto terjatuh.

Saat Aleeya mengambil foto itu, betapa terkejutnya dia. Saat melihat itu adalah foto dirinya yang sedang tersenyum.

Foto itu diambil saat ulang tahun Aleeya, rekan-rekan Aleeya dan Jude membuatkan kejutan untuk Aleeya. Aleeya meneteskan air matanya, saat menatap foto itu. "Kenapa kau harus pergi secepat ini Jude" ujar Aleeya menangis.

Foto itu basah oleh air mata Aleeya, setelah itu Aleeya kembali menaruh foto itu dibalik bingkai tersebut.

Saat Aleeya berdiri, dia melihat selembar kertas di bawah meja. Aleeya mengambil kertas itu dan betapa terkejutnya dia, saat melihat isi dari kertas itu.

Aleeya langsung melipat kertas itu, dan memasukkan ke sakunya. Dia berjalan keluar dari ruang itu dan berjalan ke dalam ruangnya sendiri.

Aleeya menatap setiap sudut ruangnya, dia melihat ada sesuatu yang aneh. Aleeya berjalan ke arah mejanya, dia memeriksa semua sudut ruangnya dan menemukan alat penyadap.

Saat itu Aleeya mencari lagi alat-alat itu, dia berhasil menemukan semua penyadap yang berada di ruangannya. Dan juga kamera kecil yang dipasang si bingkai lukisan.

*Siapa yang menaruh benda ini semua?* batin Aleeya. Lalu Aleeya membawa semua benda itu, kepada Susan.

"Susan" ujar Aleeya, lalu Aleeya menyerahkan selembar kertas di pada Susan. 'tolong lacak siapa yang menyadap ruanganku, dan jangan bilang siapa-siapa, kau cukup berpura-pura aku menyapamu saja' tulis kertas itu.

Susan mengangguk sebagai jawaban, "Leeya bagaimana kalau nanti malam kita pergi ke bar, kita sudah lama kan tidak kumpul bareng-bareng lagi?" ucap Susan.

Aleeya sedikit berpikir lalu, "Baiklah, kita ketemu di tempat biasa oke." ujar Aleeya berjalan meninggalkan meja Susan.

Aleeya berjalan keluar kantornya, saat itu Aleeya merasa kalau sedang dimata-matai oleh seseorang. Aleeya berjalan di antara orang-orang, lalu dia berbelok ke arah gang kecil.

Saat itu muncul beberapa orang yang menghadang Aleeya, "Siapa kalian?" ujar Aleeya, "Kau harus mati di sini Miss." ujar salah satu dari mereka yang mengeluarkan pisau.

Dia mulai menyerang Aleeya, dan Aleeya berhasil menghindari serangan itu. Aleeya menendang perut pria yang memegang pisau dan pria itu terjatuh, temannya yang lain pun juga ikut menyerang Aleeya.

Aleeya menghajar satu persatu dari mereka, mereka berempat menyerang Aleeya dengan membabi buta. Tetapi Aleeya masih bisa mengatasi ini semua, sehingga tiga dari mereka sudah tumbang oleh Aleeya.

Dan seorang lagi, dia mengeluarkan pistol yang dia sembunyikan *Pistol FN 57,  (pistol ini memang menggunakan caliber berukuran 5,7mm., sedangkan FN nya berasal dari kata (Five-Seven)). Senjata pistol yang berasal dari Belgia* batin Aleeya.

Aleeya berhasil menghindar dari serangan itu, Aleeya mengeluarkan Pistol yang berada disaku jaketnya. Aleeya mulai membidik ke arah tangan pria itu.

Dorr!!

Aleeya berhasil menembak tangan pria itu, dan saat itu Aleeya langsung menyerangnya, dengan membanting pria itu.

"Siapa yang menyuruh kalian menyerangku?" ujar Aleeya sambil mengarahkan pistolnya ke arah wajah pria itu.

Pria itu terlihat ketakutan, "Aa..akku Tt..iiddakk tahu siapa dia" ucap pria itu yang ketakutan.

"Sebutkan ciri-cirinya?" ujar Aleeya, "Aku Tt..iiddakk melihat mukanya dengan jelas, yang pasti dia tidak ingin kau menyelesaikan tugasmu itu. Hanya itu yang dia katakan pada kami." Aleeya menatap mata pria itu, untuk mengetahui dia berbohong atau tidak.

Saat melihat semua tingkah lakukannya, Aleeya tahu mereka hanya preman-preman kelas rendah.

*Sial pasti salah satu dari mereka yang memberitahu, kalau aku akan menyelesaikan misi ini." batin Aleeya.

Lalu Aleeya menghubungi Chris, dan menyuruh menghubungi pihak polisi. Saat para polisi tiba keempat pria itu sudah Aleeya ikat, Chris melihat ke arah orang-orang itu dan menemukan sepucuk surat.

'Chris tolong kan urus mereka, mereka tiba-tiba menyerangku dengan menggunakan pistol dan pisau. Kau cukup katakan pada pihak polisi kalau itu hanya kejahatan perampokan saja.' ujar Aleeya di kertas itu.

"Di mana kau sekarang Leeya?" ucap Chris, lalu para polisi membawa keempat orang itu dan Chris ikut untuk mengurus masalah tersebut.

Di kejauhan, "Kau, pasti tidak akan menyerah semudah itu kan agen Shadow?" ujar pria misterius itu, saat melihat polisi yang memasukkan para penjahat itu ke dalam mobil.

Pria misterius itu menyengir dan menekan tombol yang berada ditangannya, dan saat itu mobil polisi yang membawa para penjahat itu meledak.

Duarr!!!

Tbc...

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro