Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

♕-3

🌸-Why Eunsang called as "the sweet" psycho

"Yohan, gua pergi dulu ya." Eunsang sudah siap untuk pergi, sudah menggunakan jaket, masker dan pakaian serba hitamnya.

"Weh, terus Jungmo gimana? Dia lagi pengen makan bubur."

"Udah, lo dulu ya beli. Gua harus banget pergi nih."

"Emang lo mau ngapain si?" Tanya Yohan.

Eunsang menatap dengan datarnya "Ngelayat."

"Ngelayat? Jam 10 malem gini?" Yohan masih tidak percaya dengan ucapan Eunsang.

"Udahlah, gua pergi dulu ya."

Eunsang pergi meninggalkan Yohan yang masih kebinggungan.

...

Eunsang melompat dari sebuah gedung, kemudian memasuki sebuah rumah kecil seperti tidak berpenghuni.

"Akhirnya lo dateng juga." Kata seorang Namja yang sudah menunggu kedatangam Eunsang disana.

"Cepat katakan, berapa bayarannya dan siapa korbannya."

"Bayarannya mudah, kalau kau bisa menangkap korbannya bayaranya akan cukup untuk 7 keturuanmu."

"Ya...ya...ya, siapa korbannya?"

"Kim Seokjin, dia tinggal di gedung XXX, mafia yang selalu ingin menghancurkan hidupku." Jawabnya.

Eunsang mengganguk mengerti "Ya, akan aku lakukan tugasku sebaik-baiknya."

Eunsang mengambil shot gun dari tasnya ke saku celanya, tidak lupa dia mengecek pelurunya.

Kemudian Eunsang pergi dan berjalan untuk pergi ke tempat yang dikatakan sebagai tempat tinggal mafia itu.

...

Eunsang berjalan di jalan rumah kecil tempat namja yang ia kunjungi tadi.

"Hei, buka pintunya cepat." Kata Eunsang.

Namja itu segera membuka pintu dengan senyuman kemenangan "Bagaimana? Sudah selesai?" Tanyanya.

Eunsang melepar kantung plastik hitam ke tangan namja itu "Lihat saja isinya."

Namja itu membuka kantung plastik yang diberikan oleh Eunsang, dan kemudian di dalam kantung plastik itu nampaklah kepala Kim Seokjin.

Kepala itu sudah berdarah-darah menjadi saksi kejinya Eunsang yang telah berhasil membunuh kim Seokjin.

Namja itu tersenyum puas kemudian mengambil dompetnta dan memberikan uang yang banyak untuk Eunsang.

"Ini bayaranmu." Namja itu menyodorkan sejumlah uang yang dia miliki untuk membayar jasa Eunsang.

Eunsang mengambilnya kemudian melempar uang itu hingga bertaburan kemana-mana "Enak aja gua dibayar segini."

Namja itu mengeluarkan beberapa lembar lagi namun perlakuan Eunsang juga tetap sama.

"Keluarin semua yang ada di dompet lo buat gua, gua tau uang lo bukan cuman segini." Ya beginilah seorang Lee Eunsang, ketika marah pasti sudah tidak bisa ingat sopan-santun.

"Itu udah banyak! Udah cukup, sana pergi bawa uang lo." Ucap namja itu.

Eunsang mengambil pistol yang sudah ia isi dengan peluru dari kantongnya kemudian mengarahkan pistol itu ke kepala namja itu.

"Lo akan nyesel kalau nggak kasih semua uang lo ke gua." Eunsang menembak kepala namja itu dengan puasnya.

Setelah namja itu dia rasa sudah mati, dia merogoh semua uang yang ada di dompetnya berserta dengan yang ia dapatkan sebelumnya.

"Segampanh ini toh cari duit." Eunsang terseyum puas kemudian memasukan pistolnya setelah mengambil uang-uang tersebut.

Eunsang keluar dari rumah kecil milik namja itu kemudian mengeluarkan korek api yang selalu dia bawa.

Dia menyalakan api itu kemudian membakar rumah itu secara habis-habis tanpa mempedulikan nasib namja itu.

Eunsang segera lari agar dia tidak tertangkap oleh orang-orang sekitar.

"Nanti gua bakalan bantu bayar renovasi rumah kak Seungyeon dari uang ini." Eunsang menghitung uang yang dia dapat, cukup untuk bisa membantu kakak kelasnya itu.

Eunsang melakukan semuanya demi kebaikan orang lain, tapi dia salah.

Bukan begini caranya.

...

"Jinhyuk, pleaseee... Gua butuh pinjeman uang dari lo, rumah gua mau renov." Seungyeon terus membujuk Jinhyuk, berharap Jinhyuk bisa memberinya sedikit pinjaman untuk rumahnya.

"Iya yeon, gua tau rumah lu abis rusak parah. Tapi sumpah, pengeluaran gua lagi banyak. Belum lagi beli keperluannya Jinwoo, haduh abis banyak uang gua." Jinhyuk juga mengeluh akan keadaan ekonominya sekarang.

Seungyeon kemudian bertanya kepada sahabatnya yang lain, Lee Hangyul "Gyul, pinjem duit lo dong."

Oknum bermarga Lee itu kemudian menjawab "Gaada, lagi bokek." Kemudian dia pergi meninggalkan Seungyeon.

"Ah bangsat kau Hangyul." Umpat Seungyeon dengan kesalnya.

Lalu datangnya Eunsang ke kelas Seungyeon "Kak Seungyeon, sini bentar."

"Aduh, Eunsang... Nanti deh gua lagi pusing nih."

"Udah kak, keluar aja sebentar." Eungsang menarik tangan Seungyeon dan dengan pasrah Seungyeon mengikuti kemauan Eunsang.

"Jadi lo mau apa?" Tanya Seungyeon.

Eunsang membuka tasnya kemudian memberikan amplop tebal kepada Eunsang "Diterima ya kak, ini buat bantu renov rumah kakak."

Seungyeon langsung sumeringah kemudian memeluk Eunsang "Uwu priki makasih banyak! Seungyeon sayang Eunsang, makasih makasih banget."

Eunsang terkekeh "Ya, santuy aja kak."

"Dapet darimana uang segini banyak?" Tanya Seungyeon.

Eunsang mencerna kata-kata yang akan dia ucapkan "Um... Kemarin bokap kirim uang bulanan, dilebihin uangnya jadi gua kasih ke kakak aja."

"Makasih ya sang, makasih banget. Gua gatau lagi kalau nggak ada lo."

"Iya sama-sama kak, kalau butuh apa-apa bilang aja ke gua. Insyallah gua bantu." Eunsang mengukir senyum manisnya.

🌸-See you on next episode

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro