Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Nightmare - @SufiAL

Nightmare by SufiAL

Premis daria HiiragiIzumi :

Ketika manusia menginjakkan kaki di dunia yang sama sekali berbeda dari planet bumi. dimana planet ini memiliki 2 matahari mengelilingi planet baru itu.

Genre : Humor

============================================================


"Gila! Hot banget!"

Mata Alucard membelalak fokus memandangi majalah di hadapannya. Nafasnya ngos-ngosan. Hidungnya kembang kempis. Keringatnya sedari tadi tak berhenti untuk mengalir.

"Iya, Hot banget." Salah seorang temannya, Lancelot, berceletuk. "Ya mau gimana lagi. Mataharinya saja ada dua."

"Majalah ini sama sekali tidak membantu," kata Alucard dengan nada kecewa. Dia menutup majalah yang bertuliskan pertanda dunia baru itu. "Hah, aku jadi ingin cepat-cepat pulang. Jangan sampai Miya rindu karena itu berat, jadi biar aku saja."

"Beruntungnya kamu punya istri secantik dan sebaik Miya. Apalagi dia setengah elf. Biar umur bertambah tetap awet muda."

"Ahaha, kamu juga cepat cari sana. Fanny apa kabar?"

"Ah, kalau dia, susah. Aku mau yang lebih imut."

Mereka berbincang dengan akrabnya. Meskipun begitu, Alucard tetap tidak bisa mengindahkan hawa panas yang terus menggerayangi tubuhnya. Tempat mereka berada sekarang dikelilingi oleh beberapa pohon lebar dengan bentuk yang terbilang asing dan terasa siap untuk memangsa kapan saja. Namun hal itu tidak menakuti mereka yang terus saja berjalan. Tujuan mereka hanya satu, yaitu mencari jalan untuk bisa kembali ke bumi.

Dunia mulai berubah semenjak ras setengah elf ditemukan lima puluh tahun yang lalu. Bahkan akhir-akhir ini manusia juga digegerkan dengan penemuan jejak atau petunjuk keberadaan para ras raksasa.

Baru beberapa bulan belakangan ini ada sebuah portal yang terbuka di dekat pegunungan himalaya. Portal itu menghubungkan ke sebuah dunia di mana planet menyerupai bumi memiliki dua matahari. Sampai sekarang belum ditemukan pertanda kehidupan di sana. Karena itulah, sebagai agen dari pemerintah, Alucard dan Lancelot ditugasi untuk melakukan pencarian. Sayangnya, mereka malah terpisah dari rombongan karena fenomena alam yang tidak biasa dan kehilangan petunjuk untuk kembali pulang.

"Tapi apa benar kita berada di dunia yang berbeda? Bisa jadi sebenarnya ini juga bumi yang kelihatannya ada dua matahari tapi sebenarnya cuma fatamorgana saja," kata Alucard seraya mengipaskan majalahnya ke arah wajah.

"Entahlah."

"Yah, aku berharap--eh? Alucard! Lihat di depan sana!!"

Beberapa meter di hadapan mereka, ada seorang nenek yang menatap mereka dengan heran. Teriakan Lancelot barusan membuat nenek-nenek yang lain bermunculan dari tempat-tempat seperti atas pohon, bawah tanah, goa, dan lain sebagainya. Nenek itu memiliki perawak yang sama seperti manusia. Rasanya semakin sulit bagi Lancelot untuk percaya bahwa mereka sekarang ada di dunia lain.

"Akhirnya kita menemukan kehidupan di sini! Ini prestasi kita!!"

Lancelot sangat bersemangat. Dia segera berlari ke arah para nenek di seberang, diikuti oleh Alucard tak jauh di belakangnya.

"Baba cuh cih uek eek cuh coh pret."

Salah seorang nenek berujar dengan bahasa yang asing. Alucard kemudian berbisik pada Lancelot.

"Bagaimana ini? Kita susah berkomunikasi dengan mereka."

"Tenang. Serahkan padaku." Lancelot balas berbisik sembari mengacungkan jempol. Dia kemudian berujar dengan senyuman lebar. "Cuh cih pret nyonyonyot ser!"

Tiba-tiba si nenek tersipu, disusul teriakan selebrasi dari nenek-nenek yang lain. Mereka langsung berhamburan mendatangi Lancelot yang sudah bingung setengah mati. Sementara Alucard hanya menatap heran dari belakang.

Si nenek dengan malu-malu mendekap manja tangan kiri Lancelot. Lancelot pun berteriak panik.

"Eh!? Apa ini!? Apa yang terjadi! Kan aku mau bilang kalau kita dari dunia lain lagi berkunjung!"

Alucard menjentikkan jari. "Ah, mungkin kau tadi berkata ingin menikahi si nenek. Begitu ya, jadi nyonyonyot itu artinya nikah."

"Eh! Tidak! Aku maunya nikah dengan perempuan mirip Aoi Sora! Bukan mirip Mpok Nori!"

Lancelot berusaha melepaskan diri dari dekapan sang nenek. Tapi nihil, karena rupanya si nenek memiliki kekuatan fisik yang tidak normal.

Sembari mengacungkan jempol, Alucard berkata, "Selamat atas pernikahanmu. Semoga langgeng."

"TIDAK!!!"

-o-

"Tidaaa--huh, hhhhh ...."

Nafas Lancelot berpacu. Dengan segera ia mengambil sikap duduk dari rebahannya. Keringatnya terus bercucuran. Ia melihat ke sekitar dan mendapati Fanny yang menatapnya heran.

"Lancelot? Kamu kenapa?"

Perlu waktu yang agak lama bagi Lancelot untuk mengenali di mana ia berada sekarang. Setelah mengetahui bahwa di sini adalah kamarnya, ia pun menarik nafas lega.

"Aku barusan bermimpi buruk. Aku dinikahkan dengan nenek-nenek keriput yang ganjen."

"Hee, begitu ya."

"Untunglah semuanya hanya mimpi. Lagipula mana mungkin ada dunia yang punya dua matahari. Ahahaha ...."

"Hah? Apa yang kau katakan? Itu kan tidak mungkin."

"Kau benar ...."

Fanny membuka gorden yang menutupi jendela. Sinar yang terpancar dari sana begitu menyilaukan hingga membuat Lancelot agak kesulitan untuk melihat.

"Soalnya kan harusnnya ada tujuh matahari."

Baju Lancelot serasa ditarik oleh seseorang. Begitu ia menengok ke samping, matanya seketika terbelalak lebar karena ada dua nenek yang tengah menatapnya manja.

"Selamat pagi, Sayang."

"TIDAAAK!!!"

-o-

"Tidaaa--huh, hhhhh ...."

Nafas Lancelot berpacu. Dengan segera ia mengambil sikap duduk dair rebahannya. Keringatnya terus bercucuran. Ia melihat ke sekitar dan mendapati Alucard dan Miya yang menatapnya heran.

"Lancelot? Kamu kenapa?" tanya Miya.

Perlu waktu yang agak lama bagi Lancelot untuk mengenali di mana ia berada sekarang. Setelah mengetahui bahwa di sini adalah kamarnya, ia pun menarik nafas lega.

"Aku barusan bermimpi buruk. Gila, mana mungkin aku menikah dengan nenek-nenek. Lalu di dunia ini matahari kan cuma ada satu. Ahahahaha ...."

Lancelot berdiri dari kasurnya dengan langkah lunglai. Dia beranjak ke kamar mandi, berniat mencuci muka dan menenangkan diri.

Sementara itu, Alucard dan Miya saling bersitatap heran. Mereka berdua mengerutkan dahi. Alucard kemudian berujar setelah menghela nafas berat.

"Huh, tampaknya dia ada masalah rumah tangga dengan kedua nenek di dunia sana. Salah sendiri mau poligami."

.

.

END

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro