Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

In Seoul

Tanaka Midori

Aku membuka-buka sebuah website tentang kerajinan tangan. Aku menyerah. Aku berdiri dari sofa dan menyeret langkah menuju kulkas. Dengan pandangan berbinar, aku mengeluarkan sepotong cheese cake sisa makan malam kemarin.

Ini sudah hari kedua aku berada di Seoul. Tidak banyak hal spesial yang sudah aku lakukan. Sebagian besar waktu aku habiskan di dalam kamar. Hyesung terlalu sibuk untuk menemaniku jalan-jalan layaknya turis. Soonyoung pun ada pekerjaan dari pagi hingga malam.

Kemarin malam, pria itu tiba-tiba datang ke apartemen Hyesung membawa kue sehabis dari pulang bekerja. Hyesung yang terlalu lelah memilih langsung tidur dan membiarkan kami berdua menikmatinya. Aku dan Soonyoung menghabiskan malam itu dengan mengobrol banyak hal. Sayangnya, manajer Seventeen tidak memberi kami banyak waktu. Soonyoung harus segera kembali karena pagi ini ia ada jadwal syuting.

Setelah menghabiskan satu potong kue seorang diri, aku kembali merasa bosan. Aku melihat ke arah sungai Han yang terpampang indah dari jendela apartemen Hyesung. Ah, sudah jauh-jauh ke Seoul, sebaiknya aku menggunakan kesempatan ini untuk bersenang-senang.

Aku berganti pakaian. Kini aku mengenakan rok berwarna merah maroon dan kemeja off shoulder putih. Sebagai pemanis, aku mengenakan flat shoes warna senada dan mengambil tas selempang berwarna putih. Aku mematut diri di depan cermin. Terlihat girly dan innocent.

Pandangan mataku menangkap deretan peralatan make up milik Hyesung di atas meja rias. Hm, karena aku sedang berlibur, dandan sedikit sepertinya tidak masalah. Anggap saja sebagai bentuk apresiasi diri. Selama ada waktu untuk libur, aku harus melakukan hal-hal yang selama ini mau aku lakukan namun tidak sempat.

Pertama-tama, aku meraih alat catok rambut. Kini rambutku sudah kembali menjadi sependek bahu. Aku memang tidak tahan dengan rambut panjang. Panas.

Karena ingin menunjukkan kesan feminime, aku membuat rambut seleherku ini menjadi lebih berisi dan terkesan sedikit bob. Kutata poni pendekku hingga tidak terlihat aneh dan bundar. Untuk sentuhan make up, aku memoles sedikit blush on dan eye-shadow dengan warna cerah dan ringan. Terakhir aku memoles lipstick dengan model ombre, model yang disenangi gadis Korea.

Aku tersenyum puas memandangi pantulan diriku di cermin. Tidak pernah aku tampil serapi ini. Bahkan untuk bertemu dengan Soonyoung pun aku tidak berusaha sekeras ini.

Sekarang aku sudah siap untuk pergi! Aku memasukkan ponsel, dompet, dan beberapa peralatan ke dalam tas selempang. Tak lupa aku menjejalkan kartu akses apartemen Hyesung ke dalamnya. Aku tidak ingin terkurung di luar.

---

Setelah berjalan selama kurang lebih 30 menit, aku melihat sebuah restoran yang tampak ramai dari luar. Bahkan antriannya mengular sepanjang tiga meter. Aku mengingat-ingat penjelasan Hyesung. Sepertinya ini adalah tempat makan terkenal di dekat tempat tinggalnya yang dimaksud oleh Hyesung. Penasaran, aku ikut mengantri di baris terakhir.

Akhirnya giliranku tiba. Seorang pelayan menyapaku ramah menggunakan bahasa Korea. Aku langsung menjelaskan bahwa diriku adalah turis dan memintanya bicara menggunakan bahasa Inggris. Untunglah, dia mengerti dan cukup lancar berbahasa Inggris.

Karena sekarang sedang musim panas, aku memesan naengmyeon, mie dingin. Sebenarnya ada makanan serupa ini di Jepang, namun aku ingin merasakan mie dingin Korea. Selain itu, aku memesan patbingsoo sebagai penyegar lainnya.

Aku memandang berkeliling. Sekarang sedang jam makan siang, tentu saja tempat ini penuh. Apalagi berada di dekat area perkantoran. Kalau menurut testimoni Hyesung sih, ini tempat makan murah yang enak. Semoga saja benar.

Tidak perlu menunggu lama, pesananku sudah datang. Aku berterimakasih pada pelayan menggunakan bahasa Korea. Entahlah apa akan terdengar aneh. Perhatianku sudah tercuri pada hidangan di atas meja.

Aku meraih sumpit dan mengaduk mie di atas mangkuk. Pertama aku menyicip kuahnya. Wah, segar. Tanpa menunggu lama, aku langsung menjejali mulutku dengan makanan ini.

--

Setelah puas mengisi perut, aku kembali berjalan kaki menyusuri area sekitar. Jalan kaki setelah makan adalah metode yang bagus untuk menurunkan isi perut. Apalagi aku baru saja menghabiskan banyak makanan seorang diri.

Aku berhenti ketika melihat sebuah papan advertisement yang menampilkan grup Seventeen sebagai modelnya. Aku tersenyum kecil. Iseng, aku mengeluarkan ponsel dan mengabadikannya dalam bentuk foto. Di Tokyo pun, aku sering menjumpainya. Namun, entah mengapa melihat hal ini di Korea untuk pertama kalinya ada perasaan bangga sendiri.

Bangga karena aku adalah gadis yang disukai oleh salah satu personelnya. Haha. Entah kenapa pikiran ini bisa hinggap di kepalaku.

Puas memandangi iklan itu, aku kembali melangkah menuju halte bus. Kemarin Hyesung sudah mengajarkan bagaimana caranya naik bus tanpa memiliki kartu kendaraan umum. Semoga saja petualanganku ini tidak gagal. Rencananya aku ingin jalan-jalan ke Myeongdong, area ramai yang tidak terlalu jauh dari sini.

Bus yang akan aku tumpangi datang tidak lama kemudian. Aku membayarnya dengan mudah sesuai dengan apa yang sudah Hyesung ajarkan padaku. Aku mendapat kursi kosong di tengah. Selama perjalananan aku tidak henti-hentinya mengagumi pemandangan di luar.

Aku sampai di Myeongdong tanpa kesusahan sedikit pun. Sekarang baru pukul dua siang, masih belum terlalu ramai. Namun jika malam sudah tiba, area perbelanjaan ini akan semakin penuh dan berubah suasananya akibat kerlap-kerlip lampu. Aku melihat-lihat sekitar dan berhasil memborong beberapa benda kecil yang menurutku lucu. Tak lupa aku masuk ke sebuah toko alat kosmetik dan membeli beberapa make up yang hanya beredar di Korea Selatan.

Gosh, aku tidak pernah menyangka jalan-jalan seorang diri seperti ini terasa begitu menyenangkan. Aku sudah lupa caranya bersenang-senang. Setiap hari hanya bekerja.

Ponselku berbunyi. Aku menepi dan mencari benda itu dari dalam tas. Soonyoung meneleponku!

"Yeoboseyo?" sahutku menyapanya.

"Wah, wah. Kau sudah belajar, huh?" kudengar tawa renyah Soonyong dari seberang.

Aku ikut tertawa. "Belum terlalu mahir, jangan berharap banyak."

"Aku akan mengajarimu jika kau mau," katanya. "Ngomong-ngomong, malam ini kau bisa pergi bersamaku, kan?"

Aku mengangguk walaupun tahu Soonyoung tidak bisa melihatku. "Kita sudah membicarakan ini kemarin malam. I am free anytime you are free."

"Baguslah," ucapnya memberi tanggapan. "Aku takut Hyesung akan menculikmu pergi karena Kamis besok adalah hari liburnya."

"Oh iya, benar juga," seketika aku baru ingat jadwal kerja Hyesung.

"Ah, aku harus memberitahumu sesuatu. Rabu malam biasanya Jihoon akan datang ke apartemen Hyesung untuk berkencan. Tapi, tidak tahu apakah mereka akan melakukannya dengan kau ada disana."

Seketika aku merasa kecil. Aku tidak ingin mengganggu kebahagian Hyesung dan Jihoon yang baru saja dekat kembali.

"Bagaimana kalau kita juga kencan di luar?" tawar Soonyoung memecah lamunanku.

"Dimana? Di dorm tidak mungkin? Kau juga belum punya tempat tinggal sendiri kan?" tanyaku heran.

"Di hotel," jawabnya lugas. "Eh, jangan berpikiran aneh-aneh. Kita bisa bermain bersama semalam suntuk. Aku akan membawa banyak hal untuk menghabiskan waktu bersama."

Aku terkikik geli. Aku sudah 27 tahun dan Soonyoung sudah 28 tahun. Sudah bukan hal tabu lagi untuk membicarakan 'hal itu'. Namun, mendengarnya bicara gugup seperti tadi, membuatku geli sendiri dan tidak dapat menahan tawa.

"Hei, apa yang kau tertawakan?" tanyanya protes dengan nada malu. "Jadi, iya atau tidak?"

"Iya," sambarku cepat sebelum Soonyoung berubah pikiran.

"Baiklah. Aku tidak sabar akan bertemu denganmu," ucapnya. "Pekerjaanku sudah selesai. Tinggal menunggu beres-beres sebentar. Kau ada dimana? Biar nanti aku jemput."

"Ah, aku ada di Myeongdong," jawabku. "Sebaiknya kau jangan ke sini. Disini terlalu ramai untuk seorang idol sepertimu. Lagipula aku sudah selesai jalan-jalan dan akan kembali ke rumah."

"Begitu?" tanya Soonyoung memastikan.

"Iya. Aku penasaran bagaimana suasana sungai Han di sore hari," ucapku menjelaskan.

"Kalau begitu, dua jam lagi aku jemput di taman sungai Han yang dekat dengan apartemen Hyesung ya," katanya.

"Siap. Jangan terburu-buru."

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro