[WONWOO] The War Begin
Wonwoo merapatkan baju luarannya. Kedua tangannya terbenam di dalam saku jaket. Sungguh pilihan yang salah untuk keluar dari kamarnya yang hangat di tengah malam seperti ini. Ia sedikit menyesal karena memilih jalan-jalan di area lobby hotel yang terbuka di tengah udara dingin malam hari.
Langkahnya berhenti. Ia mendengar suara wanita yang amat dikenalnya. Buru-buru ia bersembunyi di balik salah satu pilar bulat di dekatnya.
"Terima kasih, aktor Kang. Aku tidak menyangka bahwa kau hobi membaca buku-buku novel seperti itu," ucap Areum dengan nada ceria.
"Ah, yah... mungkin banyak orang yang tidak percaya bahwa aku suka membaca novel romance, kau orang pertama yang kuberi tahu. Awalnya aku ingin agar hal itu tetap tersembunyi, tapi aku gagal. Tidak mungkin aku diam saja ketika dapat bertatap muka dengan salah satu penulis kesukaanku," balas Kang Sungwoo sambil menggaruk dagunya dengan jari telunjuk.
Dari tempatnya berdiri, Wonwoo dapat mendengar percakapannya dengan jelas. Pria itu melirik jam tangan. Sudah pukul setengah satu dini hari dan mereka masih berdua saja. Memangnya acara makan malam berlangsung hingga selarut itu?
"Kalau begitu, kita berpisah disini aktor Kang," kata Areum sopan. "Besok syuting masih berlangsung. Banyak sekali scene yang akan melibatkan peranmu."
"Benar juga," balas Kang Sungwoo tersadar. Pria itu melanjutkan, "Kalau begitu sampai bertemu besok pagi. Aku sangat menikmati diskusi kita malam ini."
Areum tertawa kecil. "Baiklah. Selamat malam, Aktor Kang."
"Selamat malam, Penulis Yoon."
Areum dan Kang Sungwoo saling bertukar salam sopan dengan menganggukkan kepala. Keduanya melanjutkan langkah masing-masing ke arah yang berlawanan. Begitu yakin bahwa Artis Kang sudah berjalan agak jauh, Wonwoo keluar dari tempat persembunyiannya. Dengan langkah-langkah lebar ia menyusul Areum yang asyik berjalan santai menuju kamarnya.
"Yoon Areum!"
Kedua tangan Areum mengatup di depan dada dengan refleks. Ia terkejut oleh suara berat yang tiba-tiba memanggilnya dengan jarak begitu dekat. Setelah tahu siapa si pelaku, raut wajah gadis itu berubah 180 derajat. Tanpa berniat untuk meladeni ucapan Wonwoo, Areum melanjutkan langkahnya yang tertunda.
"Ya! Tunggu dulu!" Wonwoo menarik pergelangan tangan Areum dengan keras hingga gadis itu jatuh menabrak dada lebarnya. "Kenapa kau sangat bebal sih?"
Areum terdiam di tempatnya. Sepersekian detik kemudian ia tersadar dan menarik diri dari Wonwoo. Ia menoleh ke arah lain, tak mau pria di hadapannya tahu bahwa wajahnya merona merah akibat perbuatannya barusan.
"Aku tidak punya urusan denganmu, jadi kau bisa pergi dari sini," balas Areum dengan nada dingin. Gadis itu berusaha terdengar kuat dan lantang, namun suaranya yang bergetar meruntuhkan niatnya semula.
Wonwoo menghela napas berat. "Baiklah aku memang bukan siapa-siapa bagimu. Aku hanya ingin mengingatkan satu hal. Tidak baik pulang tengah malam dengan seorang laki-laki berdua saja. Apalagi aktor Kang punya banyak fans diluar sana. Kau bisa jadi bahan bully para penggemar yang kekanak-kanakan."
"Apa urusanmu? Lagipula aku dan aktor Kang hanya memiliki hubungan sebatas teman," balas Areum. "Aku pun bisa menjaga diri. Jadi kau tidak perlu khawatir."
Setelah menyelesaikan kalimatnya, Areum kembali berbalik badan. Ia merasa menang setelah melihat raut wajah terkejut Wonwoo. Gadis itu bahkan tidak berusaha menunggu balasan Wonwoo atau sekadar mengucapkan salam perpisahan.
"Tidak bisakah kau melihatku?"
Langkah Areum terhenti. Kali ini Wonwoo tidak meninggikan nada bicaranya. Pria itu terdengar sangat frustasi.
"Baiklah. Aku tidak bisa melarangmu untuk ingin dekat dengan siapapun. Hubungan kita pun berakhir karena aku mengambil andil dalam membuat masalah," lanjut Wonwoo sambil menatap nyalang punggung Areum. "Aku hanya ingin kau tahu bahwa perasaanku padamu belum berubah. Aku tidak berniat untuk melupakannya."
Areum menarik napas panjang. Kedua matanya sudah memburam karena genangan air mata. Gadis itu mengepalkan kedua telapak tangannya kuat-kuat. Ia tidak ingin kalah dengan kalimat Wonwoo barusan. Selama ini Areum sudah berusaha keras untuk tidak menumpahkan air matanya lagi hanya karena masalah percintaan. Dalam hati Areum menguatkan kembali niatnya yang sempat goyah.
"Lalu? Untuk apa kau mengatakan itu semua?" balas Areum dengan suara bergetar. "Itu masalahmu. Selesaikanlah sendiri. Aku tidak peduli."
Tanpa menunggu lebih lama, Areum kembali melanjutkan langkahnya. Ia tidak peduli apakah Wonwoo mendengar ucapannya atau tidak. Ia harus menyelamatkan harga diri. Areum tidak ingin Wonwoo tahu bahwa dirinya lagi-lagi meneteskan air mata untuk pria itu.
---
"Penulis Yoon, mengapa matamu sembab?" tanya Aktor Kang dengan akrab.
"Aku menonton drama semalaman dan menangis karenanya," kilah Areum. Ia mengambil tempat duduk di sebelah kursi milik Sutradara Song yang belum datang. "Cepat berlatih. Aku tidak ingin kau mengambil take berkali-kali," lanjut Areum dengan nada bercanda.
Dari kejauhan Wonwoo mengamati kedua orang itu dengan kesal. Tangan kanannya tanpa sadar meremas botol air mineralnya yang telah kosong. Ilsung sampai heran sendiri. Manajer artis itu mengikuti arah pandang Wonwoo, mencari tahu penyebab kemarahan Wonwoo.
"Kau cemburu karena Song Yewon-ssi dan Sutradara Song terlihat akrab?" tebak Ilsung. Pria itu menepuk pundak kanan Wonwoo penuh simpati. "Kalau kau melakukan pekerjaanmu dengan baik, Sutradara Song pun akan melihatmu dengan mata terbuka penuh."
Wonwoo memberikan lirikan sinis kearah hyung-nya itu. "Arraseo. Aku akan bekerja keras hingga menjadi aktor yang menawan dan dapat menarik hati semua orang."
"Aku suka semangatmu!" balas Ilsung dengan membara.
Wonwoo hanya menunjukkan senyum miringnya. Manajernya itu sungguh tidak tahu apa-apa. Karena tidak tega melihat kepolosan hyung-nya hancur, Wonwoo memutuskan untuk mengikuti alur pikir Ilsung. Bahkan Ilsung tidak menyadari bahwa Wonwoo membalas ucapannya dengan nada sinis.
"Jeon Wonwoo-ssi," sapa Yewon. Wonwoo mendongakkan kepalanya, melihat ke arah sang aktris yang entah sejak kapan sudah berada di sisi kursinya. Ilsung yang bisa membaca keadaan, segera berdiri dan mempersilahkan Yewon duduk di sebelah Wonwoo.
"Terima kasih," ucap Yewon pada Ilsung. Gadis itu duduk dan menoleh ke arah Wonwoo. "Jeon Wonwoo-ssi, maukah kau berlatih denganku?"
"Bukankah kau akan beradu peran dengan aktor Kang? Giliranku masih lama," jawab Wonwoo.
Yewon memberikan bahasa isyarat dengan sebelah tangannya. Ia menunjuk ke arah Areum dan Kang Sungwoo yang tampak asyik berbincang. Sesekali Areum tertawa sembari menutup mulutnya dengan sebelah tangan, sang lawan bicara pun tampak puas karena dapat membuat mood Areum kembali membaik.
"Sepertinya Aktor Kang sedang mendiskusikan sesuatu dengan Penulis Yoon," kata Yewon enteng. "Kalau begitu, kita bisa latihan dulu kan? Ada satu scene dimana Woojin mengutarakan perasaannya dengan susah payah pada Jang Geum. Kurasa kau masih butuh banyak latihan agar dapat menunjukkan emosi dengan lebih kuat."
Wonwoo menepuk dahinya pelan. Wonwoo bahkan lupa bahwa hari ini ia harus memerankan bagian tersulit dari drama ini. Pria itu membuka-buka skrip naskah drama yang sedari tadi berada di genggaman tangannya namun tidak ia baca sedikit pun karena terlalu fokus memperhatikan Areum di kejauhan.
"Baiklah, mohon bimbingannya Song Yewon-ssi."
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro