Survival Kit-2
Dengan kecepatan bak siput, akhirnya motor bututku sampai di rumah menjelang magrib. Lantunan murrotal surat-surat pendek terdengar dari pengeras suara satu-satunya masjid di perumahan ini. Kupasang standar samping motor dengan dorongan kaki kiri sebelum turun untuk membuka gembok pagar.
“Tita, sudah sampai, Sayang. Turun, yuk!” Kuguncang bahu Tita pelan sampai gadis cilik itu mengangkat kepala dari lipatan kedua tangannya yang bertumpu di atas kepala motor. Ia memang ketiduran sepanjang jalan. Itulah sebabnya aku tak bisa memacu motor lebih dari 40 km/jam.
“Ngantuk sekali ...” Tita mengucek mata dengan wajah cemberut, merasa terganggu karena dibangunkan. Supaya cepat, aku pun segera meraih pinggangnya dengan satu tangan dan mengangkat ia ke pinggul. Sementara tangan yang satu membawa tasku, tas sekolah Tita, dan juga tas berisi boneka dari Dokter Ferdi. Setelah semua terangkut, barulah aku berjalan terseok-seok menuju pintu depan.
SEGERA TERBIT DALAM BENTUK E-BOOK
NANTIKAN DI PLAYBOOK DAN GRAMEDIA DIGITAL
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro