Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

5 | Penawaran

3 tahun berlalu dengan cepat, kerjasama tim yang awalnya tidak berjalan dengan baik karena suatu hal akhirnya bisa bersatu walau membutuhkan waktu. Frisly yang sudah hampir 8 tahun bertugas tanpa mangambil cuti seharipun akhirnya mengambil cuti karena desakan rekan-rekannnya. Bahkan yang paling berpengaruh adalah Dyah, musuh bebuyutan Frisly yang akhirnya menjadi sahabat.

Cuaca yang mendukung di pantai Bali yang indah, Frisly menikmati liburan pertamanya sendiri dengan ketenangan batin. Dia sangat menikmati waktu liburannya yang sangat berharga, sendirian dengan hati yang segar.

Angin sepoy-sepoy membuat kedua mata Frisly tertutup perlahan, " ahh, ini adalah kenikmatan dunia yang baru ini kurasakan!" Ungkapnya.

Di tengah sepertiga tidurnya dia mendengar ponsel nya berbunyi dan langsung terbangun dibuatnya, "hallo!" Sapanya.

Awalnya hanya terdengar suara berisik tanpa ada suara orang yang mengobrol dengannya. Setelah menunggu lama, ekspresi wajah Frisly langsung berubah seakan panik, "Halo, Frisly. Ini aku Rangga! Maaf ya, ini aku lagi dipasar. Bagaimana liburanmu?" Tanya Rangga ditelpon.

Raut wajah Frisly langsung berubah lagi karena orang yang menelpon adalah Rangga, "ooh, liburanku sangat menyenangkan! Kamu ganti nomor ga?" Jawab Frisly yang bingung.

"Enggak, aku pakai nomor paketan. Jadi ya berubah, kalau pakai nomor pribadi, ya, tetap sama. Tapi kenapa kok kamu terkejut?" Ucap Rangga.

"Ooh, gak kok, cuma tanya aja," bilang Frisly.

"Frisly, sudah dulu ya, aku sudah keluar dari pasar, mau pulang. Bye Frisly," ucap Rangga sebelum menutup telponnya.

Setelah menutup telponnya Frisly memutuskan untuk kembali kekamar hotelnya untuk beristirahat. Pintu lift terbuka dan didalam ada seorang pria yang aneh berdiri di belakang, Frisly masuk kedalam lift itu tanpa memiliki perasaan aneh. Sebelum pintu tertutup dia bertanya kepada pria itu dia mau kelantai mana tapi dia hanya membalas dengan anggukan yang membuat wanita itu menekan tombol lantai kamar hotelnya. Di tengah perjalanan, perasaan Frisly sangat kacau. Dia banyak berfikiran aneh tentang pria itu, jadi saat sampai lantai ke 4 dia cepat-cepat menekan tombol buka untuk keluar dari dalam lift.

Dia keluar dengan cepat tapi tidak membuat langkah gegabah, agar pria aneh itu tidak curiga. Frisly berjalan dengan langkah cukup cepat menuju tangga darurat, saat dia membuka pintu tangga darurat. Pria itu memegang tangannya dan membuatnya berteriak.

"Diamlah! Aku tidak akan melukaimu!" Suruh pria itu.

Frisly menatap tajam pria itu sampai-sampai dia melangkah mundur menjauh dari Frisly,"mau apa kamu?!" Tanya Frisly dengan nada menantang.

Wanita itu harus bersikap berani dan menantang jika ada sesuatu yang aneh di hadapannya agar mentalnya tidak drop, "kenapa kamu mengejarku?" Sambungnya.

Pria itu, mengambil dompetnya yang ada di saku jaket miliknya dan mengambil sebuah kertas. Kertas itu adalah kartu namanya, dia memberikan kartu namanya kepada Frisly dan memperkenalkan diri, "namaku Kevin Bramasta, seorang direktur di prusahaan mainan Wynstelle di Jakarta," kenalnya, "aku mengikutimu karena ingin menawarkan sesuatu yang akan mengejutkanmu," tuturnya.

Frisly yang tidak nyaman langsung memotong omongan pria itu, "kamu mau menawarkanku mainan? Kau buta? Kamu gak lihat? Aku bukan anak kecil," sahut Frisly dan pergi meninggalkan Kevin.

Baru beberapa langkah Frisly meninggalkan pria itu, dia tiba-tiba berhenti saat pria itu mengatakan sesuatu yang sangat mengejutkannya, "aku tau tujuanmu menjadi seorang detektif! Aku tau kamu juga ingin sekali membuka kembali kasus pembunuhan berantai yang terjadi 3 tahun lalu!" Ucap Kevin yang membuat Frisly berbalik.

"Apa kau bilang?" Tanya Frisly sambil berjalan menghampiri Kevin, "apa mau mu?" Bisik Frisly.

Pria itu mengambil kesempatan saat Frisly sedang emosi. Dia mengajak Frisly ke sebuah restoran di lantai bawah hotel dan membicarakan tawaran apa yang ingin dia tawarkan kepada wanita itu.

"Sekarang bicaralah! Apa mau mu?" Tanya Frisly datar.

Pria itu meminum segelas jus mangga yang dia pesan sebelum berbicara, "jadi begini, nama ku Kevin. Aku diutus oleh atasanku untuk meminta bantuan kepadamu," jelasnya. Dia mengambil sebuah foto dari dalam sakunya dan menyodorkan foto itu ke Frisly.

Frisly yang bingung bantuan apa yang di maksud pria itu berulang kali mencoba membaca raut wajah dari pria itu dan juga, dia mangambil foto yang disodorkan pria itu kepadanya, "aku mau kamu menyelidiki wanita itu! Kamu cari tau tentangnya," ucapnya sambil meminum jus mangganya.

Saat melihat foto itu dan mendengar apa yang di bicarakan Kevin, Frisly tertawa sinis seakan dia sedang di permainkan, "apa kau bodoh?" Tanya Frisly yang membuat emosi Kevin perlahan melunjak.

"Apa maksudmu mengatakan aku bodoh?" Ucap Kevin kesal.

"Iya, kau itu sangat bodoh!" Ucap Frisly, "kau mencari keberadaan ku, kau mencari tahu apa tujuanku, kau bahkan tau aku ingin membuka kembali kasus yang telah ditutup! Tapi kenapa kamu gak cari sendiri wanita ini?" Sambung Frisly yang membuat pria itu terdiam tak berkutik.

Kevin yang telah kehabisan kata-kata karena ucapan Frisly mencoba untuk mencari ucapan lain yang tidak dapat di bantah oleh Frisly, "aku hanya menawarkan sesuatu yang bagus untuk mu! Dengan kamu mencari wanita ini, kamu mendapatkan semua fasilitas yang bisa kamu gunakan untuk membuka kembali kasus pembunuhan itu," ucapnya.

Frisly memandangi foto itu dan mencari tau kenapa pria itu ingin dia menyelidiki wanita ini? Ada apa dengan wanita ini?

"Apa maksudnya dengan fasilitas?" Tanya Frisly.

"Aku akan jelaskan dari awal. Pertama, kamu harus menandatangani kontrak bersama kami untuk penyelidikan ini. Kedua, setelah menandatangani konrak, kamu akan bekerja dengan kami sebagai sekertaris presdir. Disitu kamu akan mendapatkan fasilitas berupa tempat tinggal, gaji sebagai sekertaris, sebuah tempat kerja yang dikhususkan untuk penyelidikan dan kamu otomatis menjadi ketua di badan penyelidik/detektif di perusahaan kami," jelas Kevin.

"Jadi aku harus menjadi seorang sekertaris di perusahaan itu?" Tanya Frisly.

"Iya, kamu harus selalu dekat dengan presdir kami," jawabnya.

"Terus, kenapa kalian tidak meminta bantuan detektif pusat?" Tanya Frisly lagi.

"Kami tidak ingin polisi ikut campur dalam penyelidikan kami," jawabnya lagi.

"Kau tidak mau polisi ikut campur? Tapi kenapa milih diriku? Aku bekerja sama dengan polisi dan jaksa untuk semua kasus ku!" Ungkap Frisly.

"Aku tau itu! Tapi apa kamu bisa mewujudkan tujuanmu itu?" Tanya Kevin.

Kevin mengeluarkan sebuah map yang berisi kontrak dengan perusahaan mainan itu, "pikirkanlah dulu, bawalah ini. Jika kamu mau bekerjasama dengan kami, telpon aku. Ini kartu nama ku" ucapnya dan pergi meninggalkan Frisly di sana.

Setelah pria itu pergi, Frisly hanya terdiam menatap surat kontrak, kartu nama dan foto seorang wanita itu. Dia berfikir apa dia harus menandatangani kontrak atau gak. Sebuah dilema yang harus dia hadapi. Ini adalah kesempatan besar baginya agar tujuannya menjadi seorang detektif bisa tercapai.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro