Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

2 | Terjebak

Setelah berhari hari bekerja mencari barang bukti dan motif pembunuhan berantai kemarin. Frisly merasa sangat kelelahan sampai-sampai dia harus pergi kerumah sakit untuk mendapat perawatan. Dalam perjalanan kerumah sakit dengan ditemani Rangga, Frisly mendapatkan telepon misterius dari nomor tak dikenal yang sekali pakai.

"Berhantilah mencari tau tentang keberadaanku, jika kamu masih mau hidup!" Ucap seorang pria misterius di telepon.

Setelah mendengar perkataan itu, Frisly meminta Rangga untuk memutar balik arah mobilnya menuju TKP pertama yang diduga tempat persembunyian tersangka pembunuhan tersebut. Rangga yang tidak mau temannya itu terus bekerja, terus menolak permintaan dari Frisly.

"Kenapa tidak mau putar balik?" Tanya kesal Frisly.

Rangga fokus menyetir,"kenapa? Seharusnya aku tanya kekamu kenapa?" Ucap Rangga,"Fris, kamu memang membutuhkan waktu istirahat! Setelah menemui dokter, aku langsung mengantarmu pulang kerumah ibumu agar menyuruhmu istrihat!" Ujar Rangga.

Frisly yang kesal mencoba untuk membuka pintu mobil ditengah perjalanan. Untungnya Rangga telah mengunci pintu itu dengan otomatis, jadi Frisly tidak bisa membukannya.

"Jangan bertingkah macam-macam! Aku tau kau gila pekerjaan dan juga pangkat! Tapi jangan seperti ini juga kali." Tutur Rangga yang hampir sampai di lapangan parkir rumah sakit.

Rangga memarkirkan mobilnya,"ayo keluar, Frisly! Kalau kamu bertingkah seperti ini, akan aku masukan kamu di rumah sakit jiwa! Kamu mau?" Ujar Rangga yang membuat Frisly nurut.

***
Hasil pemeriksaan kesehatan Frisly dan Rangga sudah selesai. Benar yang Rangga dan Radit duga, Frisly mengalami kelelahan karena sudah bekerja terlalu keras hingga tidak tidur sama sekali. Rangga yang mengetahui hasil tes kesehatan temannya itu langsung membawa Frisly kerumah ibunya yang tak jauh dari rumah sakit.

"Kau mau membawaku kemana?" Tanya Frisly bingung.

"Nanti juga kamu akan tau," ucap datar Rangga.

Mereka berdua akhirnya telah sampai di sebuah rumah yang sederhana dan di depan rumah terlihat ada seorang wanita tua sedang menyapu halaman rumah.

"Kenapa kamu membawaku kesini?" Tanya Frisly sambil menatap tajam.

Rangga membalas dengan tatapan sinisnya, lalu menarik keluar wanita itu dari dalam mobilnya.

Kedatangan mereka berdua disambut baik oleh wanita tua itu yang merupakan ibu dari Frisly.

"Hallo tante, apa kabar?" Sapa Rangga sambil mencium tangan ibunya Frisly.

"Kabar baik nak, kamu apa kabar Ga?" Ucap ibu Frisly sambil menepuk pundak Rangga pelan.

"Saya baik tante," ujar Rangga manis.

"Frisly? Ibu kangen sama kamu nak!" Ucap Ibu Frisly sambil memeluk putri kesayangannya itu.

Frisly melepas pelukan ibunya dengan sangat kencang yang seakan dia tidak nyaman sama sekali dengan pelukan seorang ibu. Setelah sesi sapa menyapa telah usai, Ibu Frisly menyuruh Rangga dan Frisly untuk masuk dan duduk untuk minum teh dan makan. Ibu Frisly dikenal baik kepada semua orang tapi Frisly beranggapan bahwa itu hanya sandiwara ibunya untuk mendapat simpati banyak orang.

"Jadi gini tante, saya mau Frisly tinggal disini beberapa hari untuk beristirhat. Jika dia terus menerus tinggal di rumahnya dia pasti akan bekerja sampai lupa waktu" jelas Rangga.

"Emang gitu sih anaknya nak Rangga, selalu ingin menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat walaupun harus tidak tidur semalaman," ujar Ibunya Frisly.

Frisly yang saat itu ada didapur sedang menyiapkan makanan, dia mendapat telepon yang sama seperti tadi yang membuatnya penasaran siapa yang berani bermain main dengannya. Dengan pesan yang sama dan suara yang sama, membuat Frisly begitu geram. Dia ingin mengetahui siapa orang dibalik ini semua.

***

Setelah beberapa hari istirahat dirumah ibunya, Frisly akhirnya bisa terlihat segar kembali saat datang kekantornya. Semua rekan satu timnya yang melihat itu pun sangat senang karena melihat Frisly seperti Frisly bukan Frisly seperti orang gila yang acak-acakan.

"Selamat lagi semua!!!" Sapa Frisly.

"Selamat lagi!" Balas rekan-rekannya.

Frisly duduk di meja kerjanya dan menikmati kembali bangaimana indahnya pekerjaan yang telah dia tinggal beberapa hari yang lalu.

"Apa kalian sudah mendapatkan bukti baru?" Tanya Frisly yang masih menikmati nyamannya kursi yang telah lama dia tinggalkan.

"Kami masih meunggu hasil tes DNA dari pisau yang telah kita temuakan beberapa hari lalu," ucap Radit yang sedang menempel foto barang bukti yang mereka temukan dan menyambungkannya ke kasus itu," dokter Amel bilang hasilnya akan keluar hari ini jam 9 pagi!" Lanjut Radit.

"Jam 2 nanti?" Ucap Frisly lalu menatap jam dinding yang ada di hadapannya," berarti 30 menit lagi hasil tesnya akan keluar!" Tutur Frisly dan bersiap siap untuk pergi.

"Kau mau kemana?" Tanya Rangga yang melihat Frisly keluar dari kantor.

Dengan perasaan riang gembira, Frisly berjalan di lorong menuju lokasi dokter Amel untuk mengambil hasil DNA dari senjata tajam yang dia temukan.

Ditengah perjalanan, dia seperti merasakan ada seseorang yang mengikutinya sedari tadi dari belakang. Saat menengok kearah belakang, wanita itu tidak sama sekali melihat seorang pun dan melanjutkan perjalananya. Di tengah perjalanan dia mendapatkan telpon misterius yang membuat nya terkejut dan mencari dimana asal panggilan telepon itu. Seperti yang di duga sebelumny, orang yang menelepon itu orang yang sama seperti saat itu didalam mobil Rangga. Wanita itu langsung mematikan panggilannya dan melanjutkan perjalanan. Setibanya di depan lobi dokter Amel. Dia duduk dikursi tunggu, dia menyelidiki kasus pembunuhan berantai itu dengan seorang jaksa yang terkenal yang membuatnya merasa terhormat dengan melakukan pekerjaannya.

"Detektif Cha! Apa kamu yang akan mengambil hasil tes DNA nya?" Tanya dokter Amel yang membawa hasil laporan tes DNA tersebut.

"Iya, aku yang mengambilnya," ujar Frisly.

Dokter Amel memberikan hasil tes itu ke Frisly. Setelah mendapatkannya dia langsung pergi kembali ke kantormya.

Setibanya di kantor, Frisly dan teman teman membuka hasil tes itu bersama sama. Betapa terkejutnya mereka saat tahu bahwa hasil tes itu sangat diluar dugaan mereka.

"Apa-apaan ini! Kenapa hasil nya begitu berbeda" pekik Radit saat membaca hasil tes DNA itu.

"Apa mungkin ada dua pelaku di balik ini? Atau jangan-jangan ada lebih dari dua?" Ujar Radit yang seketika berubah.

"Tidak! Pelakunya hanya satu! Aku yakin tentang itu!" Gumam Frisly sambil menatao kosong.

Tiba-tiba tuan Chandra datang dan menyuruh Frisly untuk menutup kasusu ini karena sangat berbahaya jika terus dilanjutkan. Frisly dan rekan kerjanya bingung dengan apa yang dikatakan tuan Chandra itu kepada mereka.

"Kenapa mendadam sih pak, kita sudah hampir bisa memecahkan kasusu ini?!" Tutur Frisly.

"Pokoknya saya ingin kasus ini ditutup! Mulai hari ini, tugas kalian bukanlah menangani kasus ini lagi. Tapi kasus yang lain!" Tegas tuan Chandra, "saya harap kalian jangan coba-coba menyelidiki atau membuka kasus ini lagi, semua bukti yang telah kalian dapatkan kalian sembunyikan dan jangan sampai media tau tentang ini. Mohon kerjasamnya untuk mengubur kasus ini dalam-dalam," pinta tuan Chandra kepada Frisly dan teman-temannya.

Frisly yang tidak terima dengan keputusan yang dibuat tuan Chandra, mencoba membujuknya tapi hasilnya nihil, tidak akan ada yang bisa diubah jika keputusan itu sudah bulat. Kasus pembunuhan berantai ini ditutup rapat-rapat tanpa ada cela sedikitpun.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro