Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

1 | Pembunuhan berantai

Malam hari yang begitu gelap dan sunyi membuat ketenangan bagi sebagian orang agar dapat beristirahat dengan tenang. Frisly Armeta seorang detektif perempuan yang masih bertugas dimalam hari karena kasus yang harus dia selesaikan dalam waktu 3 hari membuatnya harus begadang demi memecahkan masalah. Dia meneliti semua berkas yang dia terima dari kepolisian dan juga data-data yang dia dapat dari surve lapangan yang dia lakukan tadi pagi.

Tok...tok...tok...

Seseorang membuka pintu ruang kerja Frisly, "detektif Cha, kami mau pulang! Kamu gak pulang?" Ajak Radit teman satu tim Frisly.

Frisly menengok kearah Radit dengan setumpuk berkas di hadapannya," kamu pulang aja, aku akan tetap disini dulu. Sebentar lagi aku akan pulang," suruh Frisly.

"Ooh, oke. Jangan sampai gak pulang lo!" Ucap Radit sambil menutup pintu ruang kerja Frisly.

Setelah hampir satu jam setelah dia berbicara dengan Radit, akhirnya Frisly memutuskan untuk pulang dan beristirahat. Sebelum pulang, dia merapikan seluruh berkas yang berantakan di meja kerjanya. Dia berjalan keluar dari ruang kerjanya dan tak lupa untuk mematikan lampu. Saat berjalan keluar kantor, suasana begitu sepi dan sunyi. Lampu lobi yang redup membuat suasana menjadi sangat mencekam.

Di depan pintu masuk gedung kantor, wanita itu berdiri terdiam sambil menatap langit yang gelap,"aku harap malam ini tidak ada badai," pinta Frisly dan melanjutkan jalannya menuju rumah.

Di tengah perjalanan pulang, tiba-tiba saja hujan turun dengan lebatnya. Frisly yang saat itu tidak membawa payung harus menerobos lebatnya hujan badai itu. Dia berlari menerobos derasnya air hujan dan tak sengaja menabrak seorang wanita yang tiba-tiba muncul di hadapannya.

Prak!!!

"Maafkan aku!" Pinta Frisly kepada wanita yang dia tabrak.

Wanita itu berlari seperti sedang tergesa gesa dan meninggal Frisly yang terjatuh di sana dengan meninggalkan sebuah amplop. Frisly bangkit dan mencoba mengejar wanita itu untuk mengembalikan amplop itu kepadanya.

"Hai!!! Kau meninggalkan sesuatu!!!" Teriak Frisly sambil mengejar wanita itu.

Jauh sudah Frisly mengejar wanita itu tapi dia menghilang seperti tertelan bumi ditengah hujan lebat malam itu. Frisly tak habis pikir apa yang telah terjadi dengan wanita itu, kenapa dia berlari begitu kencangnya seperti sedang dikejar orang. Dia memutuskan untuk pulang dan berhati hati dijalan.

***

Setelah badai yang terjadi tadi malam, saatnya mentari cerah yang menyinari dunia. Pulang paling akhir dan datang paling awal adalah kebiasaan Frisly sejak lama. Para rekan kerjanya yang baru datang pun terus menggelengkan kepala mereka saat melihat wanita itu mencoret coret papan tulis yang berisi kasus yang sedang mereka kerjakan.

"Selamat pagi, pagi yang cerah dan detektif Cha sudah datang di awal pagi," gumam Rangga yang melihat semua hasil kerja Frisly di papan tulis.

"Apaan sih, gak jelas!" Ucap Frisly.

Frisly mengambil beberapa berkas dan foto dari dalam laci meja kerjanya dan memberikan berkas itu ke Radit dan Rangga yang melihat papan tulis yang penuh dengan alur kasus yang mereka selidiki.

"Coba kalian teliti ini, terus kalian mulai mencari barang bukti lainnya yang dibutuhkan oleh jaksa," suruh Frisly.

"Detektif Cha! Kita baru datang, ini juga belum waktunya untuk bekerja!" Jelas Radit.

Frisly yang mendengar itu, menghentikan semua pekerjaannya dan menatap tajam Radit," kau mau kita dipecat?" Tanya Frisly sambil menepuk pundak Radit. Radit yang begitu ketakutan menghadapi Frisly hanya terdiam dan menggelengkan kepalanya,"kalau kamu gak mau di pecat! Cepat kerjakan!!! Jangan banyak omong!" Tagas Frisly yang hampir membuat Radit mati berdiri.

Semua anggota tim yang ada disana melakukan tugas mereka dengan sangat teliti dan penuh kekompakan. Dengan bimbingan yang diberikan Frisly kepada rekan kerjanya mereka bisa cepat menyelesaikan banyak kasus. Kali ini mereka menangani kasus tentang perampokan toko emas yang terjadi seminggu yang lalu. Mereka harus menyelesaikan penyelidikan hari ini karena besok adalah persidangan akhir dari kasus ini. Mereka hanya harus mencari bukti benda tumpul yang dipakai oleh pelaku untuk merusak dan melukai pemilik toko emas itu pada saat perampokan yang terekam CCTV. Barang bukti berupa barang curian dan tersangka sudah diamankan.

***

Telepon kantor berbunyi saat mereka sedang mengadakan rapat setelah persidangan berlangsung. Frisly meminta izin kepada rekan kerjanya untuk mengangkat telpon itu.

Setelah mengangkat telpon itu, Frisly menatap semua rekan kerjanya dengan wajah bingung.

"Kamu kenapa?" Tanya Rangga yang sedang membaca kasus baru mereka.

"Tidak apa apa," jawab Frisly.

Mereka melanjutkan rapat dan tiba-tiba datang atasan mereka membawa kasus baru yang harus mereka kerjakan.

"Tuan Chandra, apa yang membuatmu datang kesini?" Tanya Frisly sambil menyuruh tuan Chandra duduk.

Tuan Chandra hanya terdiam tanpa bicara dan menghidupkan Tv yang ada di kantor Frisly. Betapa terkejutnya Frisly dan rekannya yang melihat liputan berita yang memberitakan tentang pembunuhan berantai yang terjadi tak terlalu lama ini.

"Kalian aku beri tugas untuk menyelidiki kasus ini sampai selesai. Aku percaya dengan kerja kalian yang sangat memuaskan di beberapa kasus belakangan ini," perintah tuan Chandra kepad Frisly dan rekan kerjanya.

Tanpa berfikir panjang Frisly menerima tawaran itu dan meninggalkan kasus yang lain. Frisly menerima tawaran untuk menyelidiki kasus pembunuhan berantai ini karena dia ingin menjadi seorang detektif wanita pertama yang dikenal oleh banyak orang. Dalam melaksanakan misinya, dia sampai tidak tidur selama 2 hari. Dia selalu berada di dalam kantornya tidak pulang. Teman-temannya sudah berusaha menyuruhnya untuk istirahat tapi tidak dihiraukan olehnya.

"Detektif Cha! Kau istirahatlah, nanti kamu sakit kalau terus begini!" Bujuk Rangga dan Radit.

"Hari ini aku akan kelapangan apa kalian mau ikut?" Tanya Frisly yang mengabaikan ucapan Radit dan Rangga.

"Detektif Cha!!!" Ucap resah Rangga dan Radit.

"Apa!!!" Teriak Frisly.

Frisly tidak menghiraukan ucapan yang di lontarkan oleh kedua rekan kerjanya tersebut dan pergi kelapangan untuk melakukan penyelidikan. Diikuti oleh kedua rekannya yang terus mengomel karena Frisly tidak mendengarkan apa yang mereka ucapkan membuat Frisly kesal.

"Apa kalian tidak bisa diam!!!" Teriak Frisly yang marah.

Saat melakukan penyelidikan dilapangan, mereka menemukan bukti beruoa senjata tajam yang sama persis dengan yang mereka temukan di tempat pembunuhan yang pertama. Sebuah pisau berukuran 13cm yang ditemukan dengan bercak darah menjadi barang bukti tekuat yang bisa digunakan untuk persidangan nantinya.

"Kapan terjadinya pembunuhan yang di TKP ke 2?" Tanya Frisly.

"Tanggal 13 Maret," jawab Radit sambil mencari barang bukti lainnya.

Frisly yang saat itu hanya bisa terdiam saat mendengar jawaban dari Radit. Dia berfikir keras dan mencoba mengingat susuatu yang menurutnya janggal.

"Apa kejadian itu saat hujan lebat, di jalan cempaka nomor 20?" Ujar Frisly.

"Iya itu benar!" Ucap Rangga yang melihat frisly kebingungan.

"Emangnya kenapa Fris?" Tanya Rangga sambil memegang pundak Rekannya tersebut.

"Tidak papa, kebetulan saat itu aku lewat disana waktu pulang dari kantor," ucap Frisly lalu melanjutkan lagi penyelidikannya.


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro