Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

21

₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪

₪ ₪ ₪ ₪ ₪

Semua mata memandang Hakan. Sang pria paruh baya berdiri dengan tegap di depan bukaan pintu. Kulitnya tidak kalah gelap dari mereka, keseringan terpapar oleh mentari yang sama. Badannya yang tambun sedikit berkeringat setelah berdiam di dalam rumah yang pengap. Matanya yang dalam dan sipit membuatnya terlihat dingin.

Mereka — tak terkecuali Yuraq — mengantisipasi berita macam apa yang akan atasan mereka sampaikan. Apakah ini berita baik atau buruk?

"Hm!" Pria itu bersiap untuk bicara.

"Begini... mungkin sebagian dari kalian sudah tahu kan? Nah, kali ini aku di sini buat beritahu kalian apa yang terjadi."

Yuraq berpaling pada Samin di sebelahnya. "Kak. Memangnya ada apa?" Yuraq berbisik.

"Entahlah..." Samin menjawab. "Kayaknya beritanya gak sempat sampai ke aku."

Hakan melanjutkan pengumumannya.

"Anak pertamaku — Tullu — dia bakal menikah 2 minggu lagi."

Mendengar berita itu, para buruh yang awalnya menatap dengan tegang dan penasaran kini menjadi lega. Tidak ada masalah dengan ladang atau para buruh, hanya ada keluarga Hakan yang tengah berbahagia.

"Dan sekarang aku butuh beberapa dari kalian buat menemani kami pergi ke rumah pengantinnya," lanjut Hakan. "5 orang buat bantu ngangkat-ngangkat barang."

Perjalanan jauh. Pengumuman itu menarik hati Yuraq karena itulah yang diumumkan. Jika dipikir-pikir, dirinya sudah tidak pernah pergi ke luar kota sejak setahun lalu — beberapa bulan sebelum dia melarikan diri dari kampung halamannya. Dalam hati dia ingin sedikit rekreasi.

"Oh iya... omong-omong perjalanannya lumayan jauh — sekitar 1 mingguan. Kita bakal mampir beberapa kali di tengah jalan."

Sementara Hakan berbicara, para buruh sudah mulai berbisik satu sama lain mengenai pengumuman tersebut.

Kemudian, satu orang mengangkat tangan kanannya ke udara. Pria muda itu berbadan kurus dan rambutnya yang agak pendek acak-acakan.

Hakan menanggapi aba-aba tersebut. "Ya? Ada apa Sunqu?"

"Pengantinnya tinggal di mana Pak?" tanyanya.

"Pengantinnya..." Hakan bergumam sesaat, seakan berusaha untuk mengingat sesuatu atau merangkainya dalam kata-kata. "Pengantinnya tinggal di Daerah Timur¹."

"Berarti kita lewat Pegunungan Timur² ya Pak?" Sunqu bertanya lagi.

"Iya" jawab Hakan datar. "Tapi harusnya gak berat-berat amat sih lewat sana. Soalnya sekarang kan lagi musim panas, jadi saljunya gak tebal dan cuacanya gak terlalu dingin."

Sesudah Sunqu bertanya, tangan-tangan lain diangkat lagi, dan para pekerja bertanya tentang ini dan itu — mengenai perjalanan melewati pegunungan serta pernikahan putra Hakan. Sementara itu, Yuraq diam menyaksikan mereka, termenung akan informasi baru ini.

Pegunungan Timur. Negara ini terhampar di sepanjang sisi barat pegunungan ini. Di mana sang kaisar berkuasa, pegunungan tersebut selalu terlihat di timur. Konon, pegunungan ini bahkan lebih lebar dari negara ini, membentang jauh entah ke mana.

Menurut apa Yuraq pelajari, di sisi timur Pegunungan Timur terdapat hutan belantara yang sangat luas dengan pepohonan yang sangat rapat. Di sana tidak ada hewan-hewan liar khas lereng Pegunungan Timur seperti wik'uña dan wanaku³. Yang tinggal di hutan itu adalah hewan yang lebih 'tidak biasa' lagi. Yuraq tahu akan monyet yang bergelantungan di pohon, makau yang bulu warna-warninya sering digunakan untuk hiasan kepala para imam, tapir dengan hidungnya yang aneh, dan makhluk misterius bertubuh besar dengan bulu yang lebat dan cakar yang panjang.

Dan tentu saja, hutan itu juga dihuni oleh manusia dari beragam suku. Bahkan sebagian dari mereka adalah warga negara Tawantinsuyu sama seperti dirinya. Orang-orang itu tinggal di salah satu dari empat daerah negara ini, yang mereka semua kenal sebagai "Daerah Timur".

"Tolong diam bentar ya," seru sang pemilik ladang. Dia menepuk tangannya beberapa kali. Suasana yang awalnya bising dengan pertanyaan dan bisikan keras kini tenang kembali.

"Aku bakal nunjuk siapa yang akan pergi bareng kami." Kemudian, Hakan mengernyitkan dahinya sambil melihat kiri dan kanan, berusaha memilih orang yang kiranya layak untuk tugas ini. Kepalan tangan kanannya menutup mulutnya.

Sementara itu, Yuraq menanti beberapa patah kata dari sang atasan. Entah dia akan ditunjuk atau tidak bukanlah masalahnya: kalau iya dia akan jalan-jalan, kalau tidak dia tidak harus capek-capekan jalan jauh.

Yang gadis itu permasalahkan adalah jika Samin ditunjuk sementara dirinya tidak. Kalau hal itu terjadi, Yuraq akan tidak punya teman di ladang. Mungkin ada Qispi dan teman-teman Samin yang lain yang menjadi kenalan, namun mereka masih belum seberapa akrab.

Lagipula — Yuraq perhatikan — Samin memang mudah berbicara dengan orang asing atau baru, seperti dengan dirinya waktu itu. Hakan pasti menganggapnya sebagai orang yang berguna buat perjalanan. Sementara itu, dirinya hanyalah anak-anak yang baru dipungut di jalan, dan tentunya tidak punya pengalaman dan kemampuan yang cukup untuk apapun yang ada di perjalanan.

Di saat yang sama, Hakan telah memanggil dua orang. Kemudian, dia menyebutkan nama orang ketiga sambil menunjuk.

"Samin!"

Mata Yuraq melebar. Dalam hati dia agak kecewa. Ternyata dugaannya benar — mereka akan berpisah untuk beberapa minggu. Meskipun demikian — dalam hatinya — gadis itu berusaha meyakinkan dirinya bahwa ini adalah kesempatannya untuk membangun persahabatan tanpa suapan Samin.

Orang keempat sudah ditunjuk. Sekarang orang terakhir.

"Yuraq!"

Gadis itu terinterupsi dari permenungannya. Dia mengangkat kepala dengan muka heran.

ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ

Keterangan:

¹Terjemahan harfiah dari "Antisuyu".

²Pegunungan Andes. Dikenal dalam bahasa Kecua sebagai "Antikuna" yang artinya "(Pegunungan) Timur". "Anti" di sini berarti "Timur", sedangkan "-kuna" adalah imbuhan jamak.

³Kerabat liar lama dan alpaka.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro