Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Minggu, 15 Juli 2018

Minggu, 15 Juli 2018 (23:59)

Mungkin dulu sudah menjadi kebiasaanku suka menyapa seseorang terlebih dahulu, atau saat itu menjadi kebiasaanku menyapamu saat sore hari di mana biasanya kamu kembali dari musala di sekolah, dan aku duduk di tempat bernama Markas Jambu dekat dengan markas PMR-ku dan markas OSIS-mu. Menyapa hanya sekadar senyuman, atau terkadang kamu berucap, ''Belum pulang, Sei?'' Kubalas dengan cengiran, "Hehe, iya, Kak." Hanya percakapan kecil seperti itu.

Aku lupa di mana awalnya aku menjadi tertarik denganmu—yang kuingat kita memulai percakapan lewat messanger di sore hari, dan saat itu kamu sudah lulus. Hanya percakapan kecil, bahkan di situ kamu terbuka padaku tentang rencana hidupmu, dan percakapan itu beralih pada media chat masa kini.

Kamu yang dengan sukarela memberi banyak buku pelajaran saat aku sedang dalam tingkat akhir menengah atas. Iya, semenjak itu semangat belajarku meningkat karenamu—bahkan bisa lulus dengan nilai baik, dan aku berterimakasih atas itu. Meminjami buku motivasi yang bagiku terlalu berat tapi kucoba untuk membacanya—ah, ada satu catatan yang membuatku tersenyum saat itu, tentang rencana kecil harianmu yang tertulis dipotongan kertas kecil.

"Fotocopy ... Mengembalikan buku ke si X ...."

***

"Selamat pagi menjelang siang yang panas:)"

Sebuah pesan kecil—di suatu hari—yang mampu membuat diri ini lebih bersemangat di hari itu.

***

Kita pernah bertemu dua kali dengan durasi yang cukup panjang. Awalnya aku terlalu canggung dan mengajak seorang teman, tapi yang ada aku hanya diam, hehe, maafkan aku saat itu. Tapi beruntungnya ada kesempatan lain kita bisa berbicara, saat hari kamu memberiku buku-buku pelajaran milikmu.

Kamu pernah mempersilahkanku untuk berkunjung ke rumahmu saat hari raya, tapi hal itu tak kunjung terwujud, dan kita sudah dalam masa yang berbeda saat ini.

Ada hari di mana kita saling mengatakan tentang apa yang kita rasa satu sama lain.

"Saling sayang ga harus pacaran, kan?" katamu.

Ya, benar. Juga memang saat itu aku tidak sendiri. Hal yang benar-benar kusesali hingga saat ini.

Jika saja aku mengenalmu lebih awal, atau jika saja aku saat itu masih sendiri, jika saja aku tidak mengedepankan egoku, mungkin saat ini kita masih bisa berkomunikasi dengan baik. Aku yang salah, aku yang terlalu terburu-buru. Keadaan juga yang tidak tepat untuk mempertemukan kita. Tapi penyesalan seperti apa pun tidak akan merubah apa-apa bukan? :)

Semoga kamu di negeri seberang sana baik-baik saja—ah, atau mungkin sudah kembali?

Semoga kamu mendapatkan pendamping yang benar-benar indah—fisik maupun hati dan keimanannya.

Terima kasih sempat mengisi hidup ini.

[Seira, yang tiba-tiba merindukanmu]

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro