Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

☼𝟹.𝟸

Melaju bersama diatas kuda besi. Melewati gedung-gedung yang menjulang tinggi di Roppongi dengan kecepatan melewati batas.

Gemerelap cahaya malam terasa begitu menyilaukan. Mengiringi perjalanan sepasang insan yang terlihat begitu bahagia.

Dengan tangan melingkar erat di pinggang ramping sulung Haitani, [Name] mencoba menikmati sensasi berkendara di malam hari.

Sementara, Ran fokus pada jalanan. Sesakali tangannya bergerak membelai tangan di perutnya.

Laju mulai melambat ketika berbelok kearah kanan dari persimpangan. Hingga akhirnya berhenti sepenuhnya tat kala memasuki area parkir bawah tanah salah satu gedung.

"Mau kemana?" tanya sang gadis tat kala melepas helm.

"Ikut saja."

Tak ada lagi pertanyaan. Ia mengekor dengam tenang. Ran tampak begitu akrab dengan tempat ini. Bahkan beberapa orang terlihat menyapanya dengan sopan.

Pertanyaan kian menumpuk, namun tak berani diutarakan. [Name] terjebak dengan diamnya.

Menaiki lift menuju lantai tertinggi. Rupanya rooftop gedung jadi tempat tujuan.

"Indah bukan?" Ran ingin menunjukkan pesona Roppongi di malam hari. Binar lampu dan kemewahan duniawi yang berpijar menyilaukan.

Hanya anggukan pelan. Ia tak bisa berkata lantaran pandangannya telah terkunci dengan keindahan di hadapannya.

Berbeda dengan sang gadis. Ran lebih memilih tuk menatap maha karya yang berbeda. Bukan gedung-gedung pencakar langit buatan manusia. Tapi maha karya Tuhan yang memiliki nilai estetika yang sulit dijelaskan. [Name].

Mungkin ini jadi alasan kenapa Ran tidak bisa mengalihkan perhatian dari gadis itu.

Sedari awal, [Name] adalah seni. Begitu bermakna juga rumit. Namun jika bisa memahaminya, nilai estetikanya akan terasa.

Dan ketika sudah menemukan makna dan keindahan suatu karya seni, bukankah wajar kalau muncul keinginan tuk memiliki.

"Ran-san, terimakasih banyak!" ia berkata tanpa mengalihkan pandangannya.

"Untuk?"

"Mengajak ku berkendara, dan melihat pemandangan sebagus ini." Nada bicara yang selalu ringan namun penuh ketulusan. "Bukan cuma itu. Terimakasih juga sudah membantuku, terimakasih sudah mengajak menonton film, terimakasih sudah mau berbagi cerita, terimakasih sudah menjadi sekutu. Dan yang paling penting, terimakasih telah datang ke hidupku."

Kupu-kupu berterbangan di dalam perutnya. Membawa sang adam terbang melambung tinggi. Terasa geli  hingga membuatnya tak kuasa menahan senyum. "Terlalu banyak terimakasih."

"Sebanyak kebaikan yang sudah Ran-san berikan padaku."

"Aku? Baik?"

"Aku tidak tahu bagaimana Ran-san diluar sana. Tapi menurutku kau baik."

"Terimakasih banyak."

Cukup lama keduanya hanya diam menikmati pemandangan. Namun dara tidak bisa terlalu fokus lantaran rambut yang menari bersama angin membuatnya terganggu.

Melirik kesamping, sedikit iri dengan Ran dan kepangannya.

"Kenapa?"

"Eh itu... hanya saja, kepangan Ran-san selalu terlihat rapih."

"Mau ku kepang?"

"Boleh?"

"Tentu."

Jemari panjangnya mulai menyisir surai si gadis. Begitu pelan dan hati-hati. Sulung Haitani sudah ahli dalam hal ini. Ia bisa melakukannya dengan cepat. Tapi Ran menghargai momen ini, ia ingin menikmatinya dengan perlahan.

Terasa aneh saat rambutnya disentuh oleh Ran. Seakan ada sengatan listrik yang ajaibnya menyambar ke seluruh tubuh. "Ran-san, sejak kapan suka mengepang rambut?"

"Entah aku tidak ingat. Tapi aku ingat orang-orang bilang gaya rambutku aneh." tawanya terdengar begitu renyah.

"Daripada aneh, ku rasa lebih tepat di sebut unik."

"Wah, kita memang sefrekuensi. Aku juga menganggap ini unik."

"Orang-orang yang bilang aneh mungkin tidak punya selera barangkali."

"Berarti seleramu bagus sama seperti ku. Nah sudah jadi."

Lantas [Name] memutar tubuh. Tidak ada cermin di sini. Namun dia bisa melihat pantulan dirinya dari sepasang manik violet yang Indah. "Bagaimana?"

"Cocok."

Satu kata, dan tanpa ragu Ran Haitani mempertemukan bibirnya dengan milik dara.

Bukan oagutan atau lumatan. Hanya kecupan singkat yang berlangsung beberapa detik. "Terimakasih juga sudah datang ke hidupku. Dan maaf."


——————


.
.

30 april 2022

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro