Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

☼𝟹.𝟷

Sudah beberapa minggu, [Name] tidak bersua dengan Ran. Bahkan pesan dan panggilannya selalu berakhir diabaikan.

Kebetulan yang mempertemukan mereka di jalanan ramai pun berhenti bekerja.

Kalau boleh jujur, ia merasa kehilangan.

Rindu akan rambut panjang yang terkepang rapih. Tentang bagaimana lelaki itu tersenyum mengejek. Dan tampilannya dalam seragam geng yang menurut [Name] terlihat begitu keren.

Tidak tahu harus bagaimana. Satu-satunya jalan hanya bisa berharap pada keajaiban.

"Ah haitani-san?!" Entah ini keajaiban atau bukan.

"Kau rupanya, apa?"

Bukan sulung yang ia jumpa, tapi bungsu. Namun ada kemungkinan Ran berada disekitar sini bukan. "Lama tidak berjumpa. Apa kau sendirian?"

"Mencari aniki?"

Tersenyum kecil. Dara agak malu didapati begitu.

"Sayang sekali, dia tidak bersamaku sekarang."

"Apa belakangan ini dia sedang begitu sibuk?"

"Ya lumayan. Ada masalah di geng."

"Begitu rupanya."

"Aku pergi dulu--"

"Tunggu!"

Rindou mengangkat alis, sedikit kesal dengan tingkah gadis didepannya. Sok akrab sekali, pikirnya.

"Bisa tolong sampaikan salamku untuknya. Dan juga..."

"Juga apa? Cepat katakan."

"Tolong beritahu kepada dia, untuk membalas pesanku."

———

Entah sudah berapa kali, gadis itu membenturkan kepala keatas meja belajar. Ia masih merutuki kebodohannya saat bertemu dengan Rindou siang tadi.

Siapa dia, menyuruh Ran untuk membalas pesan.

Ah memalukan.

Tentunya lelaki jangkung itu tidak punya kewajiban apapun. Hubungan mereka bahkan abu-abu, berteman pun bukan.

"Ah memalukan --aw!"

Bersamaan dengan dering ponsel yang berbunyi mendadak, dara terjungkal dari atas kursi. Terlalu terkejut. Tadinya ingin mencaci maki penelepon, tapi urung lantaran melihat nama siapa yang tertera disana.

"Halo?!" langsung dijawab dengan penuh antusias.

Suara tawa renyah dari seberang terdengar begitu merdu ditelinga dara. Mengalahkan komposisi musik gubahan maestro terkenal.

"Apa ada yang lucu?"

"Tidak. Hanya saja sudah lama aku tidak mendengar suaramu."

"Aku juga."

"Bagaimana, apa masih ada yang mengganggu?"

Ia menggeleng. Konyol memang, padahal lawan bicara tak bisa melihatnya. "Ini semua berkat Haitani-san. Justru banyak penjilat yang mencoba dekat denganku."

Lagi, ia tertawa. "Abaikan saja."

"Itu yang ku lakukan."

"Tadi kau bertemu Rindou?"

"Ah i-iya." ia teringat tindakan bodohnya. Tunggu... mungkinkah panggilan ini bersumber karena pesannya.

"Maaf ya, aku tidak pernah membalas pesanmu. Disini benar-benar sibuk."

"Maaf, tapi... Apa Haitani-san meneleponku karena pesan dari Haitani-san?"

"Aku jadi bingung. Siapa yang kau maksud dengan Haitani. Kenapa tidak sebut saja dengan nama kecil."

"Siapa? Adiknya Haitani-san?"

"Aku. Terserah dengan Rindou."

Dara terdiam.

"Bukankah lebih baik memanggilku dengan nama kecil. Aku pun memanggilmu dengan nama kecil. Impas bukan."

"Tapi itu kan..."

"Aku bukan tipe orang yang memusingkan hal seperti itu. Jadi tak usah ambil pusing."

"... kalau begitu, Ran-san?"

"Sekali lagi."

"Ran-san."

"Bagus."

Dalam diamnya, [Name] membayangkan ekspresi seperti apa yang saat ini tengah ditampilkan sang kharisma Roppongi.

"Kenapa diam saja?"

"Ah tidak, itu... hanya sedang melamun."

"Akhir pekan nanti kau luang?"

"Sepertinya luang."

"Mau bertemu denganku?"

"Untuk?"

"Entah, aku hanya ingin melihat wajahmu."

—————


.
.

30 april 2022

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro