Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

☼𝟸.𝟹

"Haitani-san?"

Agak sedikit terkejut tat kala bertemu dara dalam situasi tak terduga. Ran masih dalam balutan seragam tenjiku dengan tangan katan memegang baton metal kebanggaan.

Takdir memang begitu suka berkelakar rupanya.

Haitani bungsu menatap dua manusia Yang nampak terkejut bergantian. Matanya berakhir memicing pada gadis asing. "Aniki, kau mengenalnya?"

"Ya begitu." Violet tak berpaling dari dara yang masih terjebak dalam keterkejutan. "Rindou, kau pulang saja lebih dulu."

"Eh?!"

"Aku ada urusan mendadak." Lantas setelah mengatakan itu, ia menghampiri dara, kemudian menariknya menjauh dari kerumunan. "Kita harus bicara."

Keduanya melipir diantara halayak. Melewati kerumunan orang. Mengabaikan panggilan dari sulung Yang terus menyerukan nama sang kakak.

Hingga akhirnya keduanya berhasil mengasingkan diri. Memasuki sebuah gang kecil tak jauh dari tempat jumpa.

"Maaf." Genggaman pada pergelangan tangan dilepas. Keduanya saling berhadap. "Baru pulang sekolah?"

"Ah itu... iya."

"Tidak ada yang mengganggumu?"

Menggeleng.

"Bagus."

"Haitani-san... kau anggota geng?"

Sedikit gugup mungkin, sampai tanpa sadar memainkan kepangan dengan tongkat. "Seperti yang kau lihat. Aku tidak ada maksud untuk menyembunyikan ini."

"Begitu ya."

"Kau tidak takut?"

"Kenapa harus takut. Haitani-san memang anggota geng, tapi itu tidak menghapus fakta kalau kau telah menolongku." Begitu mantap tanpa ada jeda dalam perkataannya. "Kalau kaget sih tentu saja. Tapi daripada takut, aku justru senang."

"Kenapa?"

"Aku jadi lebih tahu banyak tentang Haitani-san."

Dadanya berdesir aneh. Menghantarkan gelora panas pada pipi dan menerbangkan ribuan kupu-kupu yang tertidur dalam dirinya. Kharisma Roppongi merasakan musim semi dibawah sengatan mentari musim panas.

"Haitani-san?"

"Mau lebih banyak tahu tentangku?"

"Kalau kau berkenan."

"Boleh. Dengan satu syarat." Senyum melengkung lebar. Membentang dari pipinya yang di hiasi mawar pink. "Kau juga harus menceritakan tentang dirimu."

Begitu saja tertawa. Indah dan berkilau terlihat di iris violet. "Tidak ada yang menarik dari hidupku."

"Tapi bagiku cukup menarik."

Seperti biang lala, kali ini dara yang dibawa ke Puncak tertinggi. Bertemu dengan bungah manis pertama dalam masa remajanya. Seolah tak terjadi apapun, ia menutupi perasaan dengan senyum kecil.

Punggung lebar bersandar pada dinding. Sejurus dengan mata menatap intens lawan bicara. "Kalau begitu, fakta pertama, aku anggota geng."

"Kalau itu aku sudah tahu tadi."

"Geng Tenjiku."

"Oh, aku tidak tahu."

"Aku punya adik. Dan dia juga anggota geng."

"Yang tadi itu?"

"Iya. Sebelumnya juga sudah pernah bertemu kan."

"Iya. Tapi adiknya Haitani-san terlihat kurang ramah."

Gelak tawa ringan tiba-tiba terhenti tat kala sebuah ide brilian melintas di benaknya. "Bagaimana kalau kau ku perkenalkan ke adikku?"

———

"Rindou, ini [Name]-chan. [Name]-chan ini adikku, Rindou."

"Sa-salam kenal."

"Ya."

Canggung, situasi paling canggung yang pernah [Name] jumpai dalam hidupnya. Kalau bisa, ia ingin lari dari tempat ini sekarang juga.

Walau memiliki DNA yang sama. Kepribadian kakak-adik didepannya sangatlah bertolak belakang. Ran jauh lebih mudah diajak bicara. Sedangkan Rindou, respon singkat menjelaskan semuanya.

Kalau sulung tidak membuka topik lebih dulu. Mungkin sampai tempat ini tutup, mereka akan terus mengatupkan mulut rapat-rapat.

Dan dari semua itu, yang paling [Name] tidak suka adalah tatapan mengintimidasi milik Rindou. Seolah dara pernah melakukan kesalahan saja.

"Jadi dia alasan aniki selalu sibuk belakangan ini."

"Maaf?"

"Rindou, kau sudah pernah bertemu dengannya kan?" dengan santai, Ran merebut jatah si bungsu untuk membuka suara.

"Hah? Kapan?"

"Saat kita memberi pelajaran pada pada para pecundang itu."

Sesaat, Rindou terdiam. Menggali memori terpendam dalam ingatan. "Aku tidak ingat."

Ran menghela napas singkat. Sedang [Name] tertawa canggung, kentara sekali kalau dipaksakan.

"Aniki?"

"Ya?"

"Boleh aku bertanya."

"Silahkan."

"Apa kalian berdua berpacaran?"

—————



.



21 april 2022

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro