Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

34. Tidak Mungkin

Playlist: Anyone - Seventeen

34. Tidak Mungkin


Majikan lo minta anter pulang.

Gratis, nggak pake pake ongkir. Soalnya gue nggak suka Pikachu, tapi kalau Summer Airlangga gue mau.

    Ps. Kalau lo maksa ganti, mumpung masih awal bulan nih, jadi pacar gue aja gimana?  🥰

    "Thunder kalau sehari aja nggak godain Summer, bisa demam kayanya." Summer menggeleng pelan, tersenyum geli membaca sticky notes di tangannya, merasa mulai terbiasa dengan godaan konyol cowok itu. 

Tulisan tangan Thunder sama sekali tidak rapi, lebih mirip tulisan dokter senior, tapi entah kenapa Summer merasa itu malah membuatnya lucu. Karena itu, Summer kembali menempelkannya di mug Pikachu yang juga ia temukan ketika membuka tas ranselnya—kemudian meletakkannya di atas meja belajar.

    Meraih ponsel, Summer memotret mug Pika-pika berserta catatan Thunder dengan angle dan filter yang tepat, lalu mengunggahnya ke IGS. Hal yang tadi juga ia lakukan pada snow globe pemberian Winter.

    Thank you so much @thunder.dean! ^^ Pika-pikanya lucu bangett, Summer suka. Tapi, buat jadi pacar Thunder nanti aja ya. Nunggu tanggal 30 Februari jadiannyaaa 😆

    Lagi, Summer tersenyum. Kali ini karena membaca captionnya sendiri. Padahal dulu godaan yang Thunder berikan padanya kerapkali membuatnya kesal, tapi sekarang, entah kenapa Summer jadi lebih suka membalas godaan itu dengan godaan yang sama.

    Summer beralih melihat isi direct massagenya begitu IGS-nya terunggah, lalu tanpa sengaja melihat DM Thunder yang kini berada di urutan paling atas. Ternyata ada pesan dari Thunder yang belum dia baca karena tidak ia sadari. Sejak pemberitaannya dengan Thunder di akun-akun e-sport, bukan hanya followers Summer yang naik drastis, tapi juga DM instagramnya.  

Thunder.dean

Majikan kamu manggil


Rupanya Thunder mengiriminya pesan soal mug Pikachu tadi.

Melihat mug yang kini sudah ada padanya, Summer merasa sudah sangat terlambat untuk membalas pesan itu, karena itu Summer berniat mengabaikannya.

Namun, belum sempat Summer menutup pesan Thunder, tanda jika tag-nya tadi sudah dilihat cowok itu tampak lebih dulu.

Thunder.dean

Berarti udah jadian dong kita? 🥰

Huh?

Maksudnya?


Summer membalas pesan Thunder, kurang paham dengan maksud cowok itu.


Thunder.dean

Nunggu tanggal 30 kan katanya?

Nih 🥰

https://pak.pandani.web.id/2017/02/ternyata-tanggal-30-februari-pernah-ada.html

Lama juga ya kita jadiannya, udah dari tahun 1712

Btw, berhubung ngerayain annivnya bakal susah soalnya tanggalnya udah ga ada lagi, geser tanggal anniv kita jadi hari ini gimana? 😍🥰


Masih tidak mengerti, Summer memilih menekan tautan website yang diberikan Thunder.

Artikel tentang tanggal 30 Februari yang pernah ada di kalender Swedia pada tahun 1712 muncul di tautan yang dibuka Summer.

Ya ampun! Bisa-bisanyaaa....

Summer hanya bisa menggeleng, tersenyum geli melihat bisa-bisanya cowok random itu menemukan hal serandom ini.

Gabisaaaa

Tanggal 30 Februari yang itu kan Summer sama Thunder aja belum lahir.

Gimana coba jadiannya?

Harus tanggal 30 Februari yang baru.

Thunder.dean

Dih. Padahal sama-sama tanggal 30 😒

Gabisa-gabisaaaa

Ga samaaa

Oh oke.

Gampang-gampang. Bisa gue atur. 

Yang penting syaratnya harus ada tanggal 30 Februari aja kan? 🥰

Yaa

Eh, bentar!

Kalau Thunder lagi mikir buat cetak kalender sendiri yang ada tanggal 30 Februarinya, itu juga nggak boleh!!!

Thunder.dean

Duh, sayang aku kok tahu banget sih aku mau ngapain? 🥰

Gini nih kalau beneran jodoh 🥰🥰

Yuk gas ngeng deh jadi pacar 🥰🥰🥰

Puji Tuhan! Finally punya juga gandengan 😍😍😍😍

Nggaaakk

Apaan pacar-pacar

Btw makasih Pika-pikanyaaa

Summer sukaa 🦋🫶

Sama-sama, Sayang 🥰❤️

Heh!

Nggak usah pake sayang!

Sama-sama, Ayang 🥰🥰❤️

Itu juga nggak boleh! 😠

Maunya apa dong? ☹️

Sweeatheart? Baby? Cupcakes? 🥰🥰🥰

Ah! Emang panggilan maling susu pisang udah paling bener 😏😏

Thunderrr!!!! 😠😠😠😠😡😡😡😡

    Berbeda dengan rentetan emoticon marah yang dia kirim, Summer malah terkekeh geli sendiri membaca pesan-pesan itu. Tapi alih-alih menanggapi pesan Thunder yang kembali masuk, Summer lebih memilih menutup Instagram—lalu memasukkan ponselnya ke ransel. Sadar jika dia akan membuat Rain menunggu lama jika terus saja menanggapi Thunder.

    Usai berkaca untuk memastikan seragam sekolahnya sudah rapi, Summer meraih ranselnya dan keluar dari kamar, lalu bergegas menuju dapur untuk mengambil infused water yang sudah ia isi  sebelumnya untuk Rain. Katanya, itu bagus untuk tubuh, apalagi Rain juga masih sakit.

    "Non Summer bikin apa? Sini biar Mbok aja yang bikinin." Ucapan Mbok Nurlam terdengar begitu Summer mengambil tumbler bening dengan kepala pikachu dari lemari es.

    "Nggak, Mbok, makasih. Summer cuma mau ambil ini aja buat Rain." Summer mengangkat tumblernya sementara satu tangannya yang lain menutup pintu lemari es.

    "Oh, yo wes. Ada yang dipengen lagi? Biar sekalian ini mbok bikin sambil bikinin kopi buat Aden Winter."

    "Nggak usah, Mbok. Summer mau langsung berangkat a—" Ucapan Summer tergantung, ketika tiba-tiba saja kepalanya terpikirkan sesuatu. "Summer mau dibikinin kopi juga deh Mbok, tapi tolong dimasukin termos kecil ya biar pas nyampek sekolah masih hangat."

    "Loh, Non Summer bukannya gabisa minum kopi?"

    "Bukan buat Summer. Summer mau kasih kopinya ke temen, dia soalnya tiap pagi kelihatan ngantuk mulu."

    "Oh yaudah, habis ini Mbok kasih ya kalau udah jadi."

    "Okay, Mbok. Summer ke ruang makan dulu ya, udah ditunggu Kak Winter. Makasih ya Mbok."

    "Sama-sama, Non...."

***

    "Daripada kamu join cheers lewat Freya, mending aku aja yang minta kepala sekolah kasih perintah buat masukin kamu. Takutnya nanti ada apa-apa, tau sendiri Freya gimana," ucap Rain ketika dia dan Summer berjalan menuju pintu depan rumah Summer, di mana Mercedes-Maybach S580 4Matic dan sopir Rain sudah menunggu.

    Hari ini mereka memang berangkat diantar sopir karena tangan Rain belum pulih betul. Dan ketika Summer mengatakan ia berencana menemui Freya untuk bergabung ke cheers lagi—persis seperti yang Rain minta kemarin, tentu saja Rain senang. Dia sudah bisa membayangkan dia dan Summer akan beraktifitas sama seperti dulu, hal yang tentunya diharapkan akan membuat jarak yang mulai muncul antara dirinya dan Summer menghilang.

    Namun, di sisi lain mendengar Summer akan melakukan itu dengan cara meminta Freya menerimanya, tentu saja Rain khawatir. Rain tidak menutup mata akan pertikaian yang terjadi antara Summer dan Freya. Ia tentu saja tidak mau Freya menggunakan keinginan Summer yang ingin bergabung untuk menekan cewek ini.

    Summernya harus aman. Rain ingin segala jalan yang Summer lalui selalu nyaman.

    "Nggak usah, Rain. Summer bisa kok coba ngomong ke Freya. Lagian Freya tingkahnya gitu ke Summer karena Summer yang awalnya nggak mau join kan. Harusnya kalau Summer akhirnya ikutan, dia nggak bakal aneh-aneh lagi."

    "Iya kalau gitu. Kalau dia gunain itu buat neken kamu gimana?"

    Senyum geli Summer terbit ketika cewek itu mendongak menatap Rain. "Tuan muda Ganendra nggak boleh nethink duluuu."

    "Tapi kan—"

    "Dibilangin Summer bisaaa. Yakin deh, ngomong sama Freya pasti lebih gampang dibanding ngomong sama Papa."

    "Eh iyaa." Ucapan Summer membuat Rain mengernyit, baru teringat akan hal yang memang lebih penting. "Om Jeremia udah ngizinin?"

    Summer menggeleng. "Belum sih, Summer belum sempet ketemu Papa. Sibuk banget kayaknya. Summer rencananya mau bilang nanti pulang sekolah."

    "Mau aku temenin ngomongnya?"

    "Nggak usah. Summer bisa kokk."

    "Okay." Rain terkekeh, sementara sebelah tangannya yang tidak sakit terangkat untuk membelai puncak kepala Summer. "Yang udah mandiri, jangan terlalu cepat gede"

Tentu saja itu mengundang pekikan Summer, khawatir perbuatan Rain akan merusak tatanan rambutnya yang sudah dicepol ala space bun itu berantakan; padahal bisa jadi itu hal yang diinginkan Rain.

    Summer cantik, selalu cantik. Selain itu, di mata Rain cewek ini sangat lucu. Masalahnya, dengan rambut model seperti itu—Rain merasa Summer jadi tampak lebih lucu lagi, menggemaskan. Persis seperti kelinci yang ingin Rain peluk sendiri. Membayangkan ada orang lain yang akan berpikir seperti dirinya ketika melihat Summer yang seperti ini—membuat Rain sebal sendiri.

    Namun, tetap saja Rain tidak mungkin melarang Summer untuk sesuatu yang cewek ini sukai. Ini hidup Summer. Rain tahu, dia memang kadang tidak bisa menahan tingkah egoisnya, melarang Summer dekat dengan Thunder atau meminta Summer untuk tidak memiliki teman dekat cowok seperti dirinya lagi misal—tapi tetap saja, di hal-hal lain, Rain tahu betul ia benar-benar harus menahan egonya untuk tidak melarang Sumer melakukan yang dia inginkan.

    "Non Summer. Ini minumannya ketinggalan."

    Rain baru akan masuk ke mobil menyusul Summer, ketika suara Mbok Nurlam terdengar, sementara wanita paruh baya itu tampak muncul dari pintu rumah Summer dengan tergesa.

    "Eh, iya Mbok! Summer lupa. Makasih yaa, ucap Summer sembari meraih botol tumblr hitam dan botol bening Pikachu itu dari jendela.

    "Iya Non, sama-sama."

    "Nih Rain,"  ucap Summer  sambil mengulurkan botol minuman Pikachu berisi infused water ketika mobil mereka mulai melaju. "Ini minuman sehat, cocok buat orang yang lagi sakit. Summer spesial bikinin buat Rain."

    Rain tersenyum, bergegas meraih botol itu. "Makasih ya," ucap Rain.

Namun, Rain lantas mengernyit melihat tumbler hitam yang dipegang Summer, sedikit merasa bingung. Apa ini tidak tertukar? Summer suka Pika-pika. Kenapa malah memberikan botol minuman yang ini padanya?

"Yang itu apa?" Rain akhirnya bertanya, berniat memastikan.

"Minuman juga," ucap Summer sambil tersenyum. "Rain pokoknya harus habisin minuman yang Summer kasih ya! Kalau nggak, Summer marah."

Rain mengangguk, senyumnya makin lebar. Ternyata botol minum mereka memang tidak tertukar.

***

    Sayangnya, ternyata senyum Rain tidak bertahan lama.

    Jam istirahat pertama, saat akan menuju ruang OSIS, dia berpapasan dengan Thunder. Cowok itu tampak memegang erat tumblr yang sama persis dengan yang dibawa Summer tadi pagi.

    Tidak. Bisa jadi itu hanya tumblr yang mirip. Memangnya untuk apa Summer memberikan minumannya pada cowok tengil ini?

    Tapi, tetap saja. Sekalipun dengan pemikiran yang demikian, tanpa sadar tatapan Rain terus saja tertuju pada tumblr Thunder.

    Thunder yang merasakan tatapan itu menatap Rain balik, bahkan menghentikan langkah. "Lihat apa lo?" tanya Thunder. Lalu, seakan menyadari tatapan itu tertuju pada tumblr miliknya, cowok itu terkekeh geli. "Ohhh, ini? Dari kesayangan gue."

    "...."

    "Katanya biar gue nggak ngantuk kebanyakan begadang. Emang punya kesayangan yang perhatian itu enak ya," kekeh Thunder lagi.

Lalu, usai memberikan Rain tatapan mengejek, cowok itu melangkah pergi.

Rain tidak bisa melepaskan pandangannya dari punggung Thunder yang mulai menjauh, Tumblr itu tidak mungkin yang dibawa Summer tadi pagi kan?





TO BE CONTINUED.

TULIS EMOTICON KALIAN SOAL PART INI DI SINI DONGG!!

KAPAL RAIN - SUMMER SPAM KOMEN DI SINII

KAPAL THUNDER - SUMMER SPAM KOMEN DI SINII



Holaaaa! Skyliners apa kabar nih?

Udah ya berapa purnama nih Dy nggak update Summer Rain hehe?

Maaf banget baru bisa update sekaranggg. Semoga kalian masih betah nungguin cerita ini yaa ^^

Btw, thank you so muchhh buat 700K lebih viewersnyaaa! Aaaaaa, nggak nyangka buat teenfic pertama Dy, Dy bakal dapet viewers seginiii. Makasih juga buat kalian yang udah share Summer Rain kemana-mana sampai banyak yang baca!

LAST, SPAM NEXT YANG BANYAK DI SINI KALAU KAMU MASIH NUNGGUIN NEXT PART ^^

Dy Putina

Istri Sah Kim Mingyu

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro