Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Page 6

.
.
.

Hari terakhir summer camp, kau dan Izumi masih saja belum berbaikan sedikitpun. Yah, lebih tepatnya saat Izumi mengajakmu berbicara, kau langsung menghindar. Mengabaikan pemuda yang satu itu bukanlah hal yang mudah apalagi pernah di suatu malam ia hampir saja meng-kabedon dirimu.

Percakapan tidak bisa terjadi di antara kalian berdua. Selalu saja seperti itu semenjak kejadian di pantai.

Ini membuat Izumi merasa cukup frustasi. Sepertinya, kehilangan kesempatan untuk berbicara denganmu adalah hal yang membuatnya merasa paling buruk. Walaupun ia tidak mengatakannya secara langsung namun itu terlihat jelas dari raut wajahnya.

"Sampai kapan lagi akan seperti ini, uzai!" gerutunya.

Belum sempat ia menyelesaikan segala keluhannya, tiba-tiba saja irisnya mendapati Makoto sedang tertawa lepas bersama dirimu. Entah apa yang memenuhi dadanya sekarang ini. Perasaan kesal bercampur kecewa menjadi satu. Ia mengerutkan dahinya, tak suka.

Apakah ia kesal karena Makoto tertawa seperti itu saat bersamamu daripada dengannya atau malah sebaliknya? Ia kesal denganmu yang tertawa lebar saat bersama lelaki lain?

"Chotto. Apa yang kalian berdua lakukan disana, hm?" tanyanya, menginterupsi kalian berdua.

Makoto tersentak kaget. Lalu tertawa canggung. Sedangkan dirimu menunduk, diam sembari memainkan kedua jarimu.

Sadar akan aura tak mengenakan dari Izumi, kau menengadahkan kepala. Dan benar saja, tatapan tak bersahabat ditujukan padamu. Kau menegak ludah, gugup, wajahmu memerah. Entah karena takut atau teringat akan kejadian kemarin. Lantas kau membungkuk dengan cepat.

"A-aku akan segera pergi. Nikmati waktu kalian berdua!" pamitmu dan lekas meninggalkan Izumi dan Makoto berdua.

"Eh! [Name]-chan! Tunggu!" cegah Makoto.

Greb!

"Kau mau kemana huh, gadis merepotkan?"

Izumi menahan tanganmu. Mencengkramnya dengan kuat seolah tidak ingin membiarkan
kau pergi.

"Yuu-kun, bisa tinggalkan kami sebentar? Ada yang harus kubicarakan dengannya," titah Izumi. Tanpa basa-basi lagi, Makoto meninggalkan kalian berdua.

"Kenapa, Izumi-senpai? Bukannya Makoto-kun lebih penting bagimu?"

Tak!

Izumi menyentil dahimu, lalu memperlihatkan senyum sinis. "Memang benar kalau Yuu-kun itu penting bagiku. Tapi, tidak ada yang lebih penting mengenai diriku yang stress akan perlakuanmu kemarin. Juga, kata-katamu menggangguku, chou uzai. Dan... kenapa kau menghindariku, hah?!"

Kau tersentak kaget ketika mendengar nada Izumi yang tinggi, membentakmu, mencengkram lebih kuat pergelangan tanganmu. Kau mengaduh kesakitan namun tak digubrisnya.

Mencoba menyembunyikan air matamu, kau menunduk.

"Izumi-senpai baru beberapa hari selama summer camp merasakan bagaimana jadinya seperti aku. Diabaikan oleh pasangannya sendiri. Dan sekarang... kau seperti ini layaknya merasakan setiap hari, hiks."

Sadar, Izumi melepaskan cengkramannya. Mengacak surainya sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Kau mulai menangis dan ia tidak tau harus menenangkanmu seperti apa.

Dengusan kasar ia hembuskan. Ia memelukmu.

"Dengar, aku minta maaf selama ini menyakiti hatimu. Jadi, berhentilah menangis, ok?" bujuk Izumi masih dalam posisi kalian saling berpelukan.

Kau mengangguk lalu menengadahkan kepala, mendapat ide.

"Hari terakhir summer camp tanpa Makoto-kun, bisa? Aku ingin kita lebih dekat, boleh?" Melihat wajahmu, Izumi memalingkan wajahnya. "Asal kau tidak menunjukkan wajah seperti itu, chou uzai."

Kau tersenyum, dan kalian berdua pun berjalan di pantai bersama―lagi. Yah, setidaknya liburan musim panas kali ini tidak berakhir buruk kan?

.
.
.
―END―

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro