3 - Reuni
"Jadi ... kalian akan berlibur ke mana?" tanya Masaomi kepada pasang muda-mudi yang duduk manis di hadapannya.
Akashi meletakkan cangkirnya di atas meja, lalu membalas, "Aku tidak tahu. Tapi semuanya terserah [name]."
[name] yang disebut-sebut hampir saja tersedak. Gadis itu mengangguk mengiyakan. "Iya, Yah. Aku punya rencana ... ya, walaupun tidak mewah, paling tidak bila kita bersama, itu akan terasa lebih istimewa," terangnya dengan cengiran.
×
"U-Um, maaf, Nona. Apakah ada lagi yang Nona perlukan?" tanya seorang pelayan pada [name], yang kini masih menghubungi teman-temannya.
[name] menimang-nimang, sebelum menggeleng kecil. "Semua tenda yang kuminta, sudah disiapkan, kan? Lalu peralatan dan makanan lain juga sudah ada, kan?" tanyanya yang ditanggapi dengan anggukan.
[name] tersenyum lebar, sangat lebar sampai kedua matanya menyipit. "Nah, kalau begitu semua sudah siap! Terima kasih sudah membantuku," ujar [name] sambil sedikit membungkuk.
"E-Eh? N-Nona tidak perlu, lagipula ini sudah tug-"
"Haha, sudahlah. Bukankah kita keluarga?" potong [name] dengan tawanya, membuat sang pelayan hanya tersenyum halus melihat Nonanya ini.
"Kalau begitu saya duluan, Nona," pamit pelayan itu, meninggalkan [name] yang sudah tak sabar menanti datangnya malam.
"Kau tidak lelah? Kau belum istirahat dari tadi," seru seseorang dari arah belakang dengan kedua tangan memeluk [name].
[name] mendengkus geli. "Bagaimana bisa lelah? Aku hanya menyiapkan beberapa makanan, dan yang lainnya dibantu oleh Kizuki-san dan yang lain, kok," jelasnya dengan kekehan. "Jadi, tidak perlu khawatir. Apalagi sampai memanggil dokter."
Akashi menghela kecil dan mengusap kepala [name] pelan. "Baiklah, aku mengalah. Asal kau tidak berlebihan, aku tidak akan memanggil dokter."
Gadis itu mengangguk, lalu menyikut Akashi pelan. "Sei tahunya ngancam, ih."
×
"Nona, teman-teman Nona sudah tiba," lapor seorang pelayan. [name] langsung berdiri, dengan wajah berbinar. "Benarkah? Kalau begitu, ayo sambut mereka!" seru gadis itu kegirangan, sedikit terburu-buru menuju pintu-bahkan sampai menarik sang pelayan bersamanya.
[name] membukakan pintu-menyambut tamu istimewanya-dan memasang senyum lebar. "Selamat datang!"
Gadis bersurai merah muda tiba-tiba memeluk-tepatnya menubruk-[name] dengan kuat. "O-hisashiburi desu ne~ O-genki desu ka?"
Balik memeluk, [name] hanya bisa tertawa. "Ha'i, ha'i. Genki desu," balasnya dengan dengusan kecil. "Mocchi belum berubah, ya."
Momoi melepas pelukannya. Kedua tangannya bergerak mencubit pipi [name] gemas, dengan wajah anehnya. "Berubah gimana? Justru [name]-chan yang berubah, tahu!"
"Oi, Satsuki. Lepaskan [name]," seru pemuda berkulit gelap sambil menarik Momoi.
[name] mengelus pipinya yang sudah merah. "Tidak sakit, kok. Dan selamat datang semua! Aku rindu kalian, hehe. Jadi maaf kalau aku tiba-tiba menghubungi kalian untuk datang ke sini," terangnya dengan kikuk, merasa tak enak.
Kuroko menggeleng pelan. "Tidak masalah, [last name]-san. Hitung-hitung kita reuni."
[name] mendengus kecil, menatap Kuroko aneh. "Ternyata Kuro-kun belum berubah, ya. Masih memanggilku dengan nama belakang, rupanya," sindirnya langsung, sebelum tertawa dan berkata itu hanya candaan.
"Tapi Kuroko benar, nodayo. Kita sudah lama tidak berkumpul bersama. Tapi bukan berarti aku senang ya, nanodayo," sahut pemuda bermegane di sebelah Kuroko; Midorima.
"Huft, iya deh, iya. Nanti kita akan lebih sering berkumpul lagi." [name] berucap dengan senyum tipis di wajahnya. Mereka kembali berbincang sambil menuju halam belakang, tidak menyadari Kuroko yang menatap [name] dalam.
- reuni.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro