Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

16. Atma

"Lang, kamu bisa buka Sukma Aditya?" tanya Raka penasaran.

Laki-laki yang sedari memeluk lutut itu pun melihat Raka bingung. Dia buru-buru mengeluarkan ponsel dan menekan aplikasi Sukma Aditya. Namun, pemberitahuan gagal koneksi muncul. Notifikasi wajar. Tidak seperti miliknya.

"Kenapa, Ka? Badai kayak gini pasti ganggu jaringan, kita gak bakal bisa login." Raka jelas tahu apa yang dijelaskan Gilang. Namun, kenapa ponselnya bisa?

Memang benar, ponselnya tidak ada sinyal. Mau dia gunakan mode pesawat lalu mematikannya kembali, itu tidak akan ada gunanya. Lalu, dia pun berhenti menatap ponsel dan enggan menjawab ucapan Gilang. Toh, dia juga tidak paham. Jadi Taka mencoba mengaktifkan permainan Sukma Aditya.

Beda dengan Gilang yang muncul pemberitahuan gagal koneksi, Raka justru mendapatkan sebaliknya. Dia langsung disuguhi sebuah kotak ungu dengan tulisan di atasnya. Apa ini? Dia baru melihatnya.

SUKMA ADITYA MENGUNDANG PEMAIN-PEMAIN LEVEL ATAS UNTUK MENYELAMATKAN SEORANG GADIS DARI BADAI

TERIMA TOLAK

Raka penasaran dengan apa yang akan terjadi jika dia menerimanya. Karena jika dia tolak, dia yakin pasti akan ada muncul pertanyaan ulang. Dia tidak mau melewatkan kesempatan. Jadi dia menekan tombol terima begitu saja tanpa berpikir panjang.

SELAMAT ANDA MENDAPATKAN ATMA SEMPATI.

TERIMA

Layar ponselnya menampilkan kembali pesan ketika kotak itu pecah. Dia tidak kenal siapa itu Sempati. Namun, tidak ada opsi lain. Dia harus menerimanya. Raka penasaran, sebenarnya bagaimana mungkin ini semua bisa terjadi? Beberapa kali lingkaran yang berputar-putar pun muncul. Seperti yang dia duga ini masalah koneksi. Dia tidak seharusnya berbangga hati kalau ponselnya bisa menangkap sinyal lebih baik dari yang lain. Karena nyatanya sama saja.

Namun, tiba-tiba sinar yang begitu terang muncul dari ponselnya. Sampai membuat dia harus menutup matanya. Entahlah apa yang terjadi. Meski ada efek, biasanya tidak akan sampai mengganggu mata. Tentu ini karena ponselnya tidak menggunakan kecerahan layar berlebih. Aneh sekali. Dia rasa ini sudah cukup. Tidak ada sinar berlebih yang muncul, jadi untuk memastikan dia mulai mengintip. Benar saja, tidak ada sinar itu.

Ponselnya lalu menampilkan kolom misi yang dia lihat sebelumnya.

============
Misi Tidak Terduga!
Penyelamatan gadis dalam badai!

Hadiah yang diperoleh :
Atma permanen
============

Perlahan dia ingin bertanya pada Gilang. Akan tetapi, laki-laki itu tidak bergerak. Tubuhnya berhenti bergerak. Raka coba melihat yang lain, sama. Anehnya kenapa semua menjadi warna hitam dan putih seperti pelajaran seni rupa di kelas satu?!

Hanya suara minta tolong dan angin yang tidak berhenti. Dia tidak tahu harus melakukan apa. Raka kembali melihat ponselnya. Apa ini karena sinar yang muncul tiba-tiba tadi? Apakah ini karenanya? Oh ataukah ini hanya ilusinya saja?

Ponselnya memperlihatkan Atma bernama Sempati. Dia baru pertama kali melihatnya. Jelas ini termasuk ke dalam pembaruan di Sukma Aditya. Dia menekan asal karakter tokoh di dalam permainan tersebut. Lalu partikel emas keluar dari ponselnya. Oke ini sudah jelas tidak masuk akal.

Partikel-partikel itu mulai membentuk sesuatu. Seekor burung yang tidak pernah dilihatnya. Jika dibandingkan dengan yang ada di ponselnya, itu sangat mirip. Jadi inikah Sempati? Kenapa bisa keluar dari dimensi balok yang pintar ini? Ini benar-benar tidak masuk akal. Raka tidak tahu tahu harus melakukan apa, karena satu-satunya yang bergerak hanya dia-jika Sempati itu tidak termasuk.

Raka bergerak ke tepian, tetapi Atma Sempati itu turut mengikutinya. "Kenapa kamu mengikutiku?"

"Gaak, Gaaak."

Meski Sempati berbicara, Raka tidak dapat memahami ucapannya. Dia bukan pakar hewan yang bisa menjinakkan hewan. Dia juga minim dalam kecerdasan naturalis, kenapa harus dihadapkan dengan Atma ini? Seolah memahami, Atma itu mendekat dan mengambil ponsel Raka.

"Hei, kembalikan!" Tentu saja Raka akan berteriak. Sempati tidak menuruti ucapannya, justu burung itu malah membawa kabur ponsel itu dengan parunya.

Sempati layaknya burung raksasa yang kuat. Dengan kecepatan di atas rata-rata, burung itu menabrak pintu ruang bengkel yang sebelumnya sudah terkunci rapat. Bahkan burung itu terbang menembus angin kencang. Raka tidak mengerti, tetapi akal sehatnya sudah hilang. Dia lebih mementingkan ponselnya. Hanya ponselnya.

Raka mengejar Sempati hingga melewati lapangan, berputar di sekitar taman dan berakhir di sekitar gedung kosong tempat Romi menghilang. Sempati berhenti terbang, ia menyerahkan ponsel itu kembali pada pemiliknya.

"Ah, terima kasih. Akhirnya kamu nurut juga ... tunggu dulu! Kenapa dari tadi aku tidak terbawa arus angin?!" Raka berteriak keheranan. Dia lalu melirik pada burung raksasa yang seolah tengah menatapnya bosan. Entahlah perasaannya berkata begitu.

"Gaak Gaaak!" Burung itu kembali membeo dan mengepakkan sayapnya. Beberapa kali menengadah.

Raka pun turun menengadah, dia melihat seekor monster aneh. Tidak jelas bentuknya. Namun sepertinya mengerikan. Dia kembali melihat Sempati, burung yang masih membeo. Tidak tahu apa maunya.

"Kamu mau aku melawannya?" tanya Raka usil.

Sempati mengangguk. "Gaak! Gaaak!"

"Aku bukan manusia super. Gimana bisa melawannya?! Oh ayolah, lagi pula kapan aku tersadar dari mimpi ini," keluh Raka seraya dia memasukkan ponsel ke sakunya.

"Gaak!" Sempati berteriak. "GAAK! GAKK! GAAK!"

Raka mencoba memahami apa yang dimaksud oleh burung besar itu. Namun, semakin dia mencari tahu, semakin dia kebingungan. Berulang kali dia melirik pada Sempati dan monster di atasnya. Karena tidak dibalas, Sempati menggunakan parunya untuk memindahkan Raka ke punggung badannya.

"Hei kamu ini tidak sopan sekali!" ucap Raka kesal, tetapi dia langsung berpegang erat pada bulu-bulu Sempati. Burung Raksasa ini menakutkan. Jatuh darinya saja bisa mengakibatkan patah tulang. Dia harus berhati-hati.

"Gaak!" ujar Sempati. Raka tidak begitu paham, tetapi segera aja dia melingkarkan tangan pada leher burung raksasa tersebut seraya mencari posisi nyaman.

"Aku bahkan tidak mengerti bagaimana caranya melawan monster itu! Kenapa kamu seakan memaksaku untuk melawannya!"

"Gaak, gaaa? Gaak!" jawab Sempati.

"Apa yang kamu maksud ponselku? Seolah aku sedang bermain game?" tanya Raka penasaran.

Sempati mengangguk. "Gaak!"

Raka tidak tahu apakah dia harus membenarkan ucapan Sempati atau tidak. Namun, segera dia membuka ponselnya lagi. Dengan tangan sebelah berpegangan erat. Sempati membawanya terbang, ini mendebarkan.

Ponsel itu menunjukkan beberapa tombol ulti yang biasa digunakan dalam mode penyeranga. Tunggu, ini mirip bermain Sukma Aditya. Bedanya hanya ini terlihat nyata. Seolah pemain memang berada di kanyataan, oh ini mimpi yang luar biasa. Sepertinya setelah membentur meja Raka pingsan.

Raka mencoba menekan salah satu tombol di sana, bergambarkan anak panah yang menyorot ke atas. Sempati segera saja terbang dengan cepat, hingga membuat Raka lebih mengeratkan pegangannya.

"Oi, oi! Jangan ngebut! Hei, kamu gak tau seberapa menakutkannya ini bagiku?!"

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro