10. Kejanggalan (2)
"Ya ampun, siapa gadis ini? Kenapa dia tidur dengan wajah babak belur di depan halaman?" ucap Raka. Aksara juga tidak tahu. Dia bahkan tidak mengenal gadis itu siapa. Namun, sisi kemanusiaannya muncul dan segera menghampiri gadis berambut panjang dan babak belur tersebut.
"Raka, sebaiknya kamu panggil Paman Dirga. Sepertinya dia butuh pertolongan. Bagaimana pun, luka fisik ini cukup membahayakan," ujar Aksara.
Selagi Raka memanggil ayahnya, Aksara mengangkat gadis tersebut. Dia cukup kasihan. Dengan baju kumal ini, Aksara menduga jika gadis ini adalah salah satu anak jalanan. Mungkinkah dia berkelahi hingga babak belur? Atau malah bagian terburuknya adalah ketika gadis ini adalah seorang pencuri dan baru saja dikeroyok massa.
"Aksara, bawa dia ke kamar Raka saja dulu, kamar tamu belum pernah paman sentuh lagi. Lalu, Raka, pergi dan ambilkan sekantung es dari dalam lemari es," titah Paman Dirga. Pria dewasa itu benar-benar gerak cepat ketika Aksara sudah menempatkan gadis itu di atas kasur Raka.
Pertolongan pertama untuk luka lebam adalah dengan mendinginkan bagian kulit yang menjadi biru untuk sementara waktu. Ini mencegah luka lebih parah. Pasti gadis ini pun akan merasa sakit ketika bangun nanti. Aksara bisa melihat warna memar gadis itu berwarna agak kebiruan. Sepertinya gadis ini sudah mendapatkannya sejak kemarin atau lusa lalu.
"Ayah, ini kantung es yang Ayah minta," ucap Raka yang datang dengan napas terengah-engah. Sepertinya dia pun turut panik.
Paman Dirga langsung mengambil dam meletakkannya di beberapa bagian yang terluka, gunanya untuk meredakan pembekakkan. Selain itu, aliran darah yang tersumbat pun bisa mengalir lebih cepat. Tidak lama, Paman Dirga meminta keponakannya untuk menggantikan pekerjaan itu. Sementara pria dewasa itu menghubungi seseorang melalui ponselnya. Raka tahu, sang ayah pasti akan menelpon dokter pribadi keluarga Sanjaya sekaligus teman karib ayah tercintanya.
Di satu sisi, Aksara cukup panik. Dia melihat bibiri gadis itu mencoba berbisik. Entah apalah yang tengah gadis itu gumamkan. Namun, Aksara tidak menyangka jika pamannya akan menolong gadis ini sampai-sampai harus menelepon Bu Clarissa, dokter pribadi Keluarga Sanjaya. Jadi ketika dokter tersebut datang, mereka semua dipaksa keluar.
"Ayah, gadis itu mungkin memerlukan pakaian. Apa tidak sebaiknya kita siapkan?" tanya Raka.
"Tidak perlu," balas Paman Dirga, "Ayah sudah meminta Dokter Clarissa membawa satu sampai dua setel pakaian anaknya yang masih layak pakai. Kamu tidak perlu khawatir."
Aksara dan Raka mengangguk. Mereka masih kaget dengan kejadian tadi pagi. Jika ini sinetron, biasanya yang ada di depan rumah itu keranjang dengan bayi di dalamnya. Atau satu kardus dengan beberapa anak kucing yang baru lahir. Namun, apa yang mereka temukan adala gadis remaja. Mungkin umurnya sekitaran Raka. Sungguh menarik.
Seraya menunggu kabar dari Dokter Clarissa, Paman Dirga membuka beberapa topik agar anak-anak tidak tegang. Namun, mereka terlihat tidak begitu bergairah untuk membalasnya. Pria dewasa satu itu pun mengembuskan napas, lalu pamit untuk membuat sarapan untuk mereka berempat. Tentu saja termasuk Dokter Clarissa. Wanita karir itu pasti belum sarapan dan mungkin terbangun karena telepon ayah. Bisa mereka lihat karena Dokter Clarissa masih memiliki kantung mata dan tidak memakai riasan apa pun.
"Aku kasihan sama gadis itu. Kira-kira dia kenapa ya? Sampai babak belur begitu," gumam Raka. Mungkin niatnya untuk bicara sendiri. Namun, saudaranya pun mendengarkan. Ikut menyimak ucapan Raka yang sama seperti di pikirannya.
Gadis itu bisa saja terluka karena dia lemah. Bisa juga karena dipukuli, ini alasan paling logis. Namun, saat tadi meneliti, Aksara melihat ada beberapa luka tebas seperti terkena goresan dan itu pun di bagian lengan. Sudah lama, bahkan hanya ada bekasnya saja. Dia jadi takut jika gadis itu adalah kriminal. Mungkin sebaiknya dia mengusulkan agar Paman Dirga membawa gadis ini ke dinas sosial. Siapa tahu gadis itu akan mendapatkan tempat layak dan media belajar yang cukup baik.
Aksara lalu mencoba meraih ponsel yang ada di dalam saku. Ternyata dia membawa ponsel miliknya sendiri. Daripada berdiam diri, sepertinya dia harus menyegarkan pikiran—meski tidak jadi lari pagi karena khawatir dengan apa yang akan terjadi pada gadis di dalam kamar Raka. Aksara baru ingat, ada hal yang dia lupakan. Dirinya belum membaca artikel tentang Sukma Aditya.
Tidak dia pedulikan saudaranya yang terus mengoceh tidak jelas. Aksara terlalu sibuk mencari berita yang ingin dibacanya. Entah bagaimana tidak tersimpan ke dalam aplikasi pencarian.. Lalu setelah mencari beberapa saat, Aksara pun mendapatkan berita serupa. Dia tidak peduli dengan berita lain yang baru saja muncul. Hal yang ingin dia tahu adalah artikel paling awal.
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Benarkah Sukma Aditya hanya sebuah permainan biasa?
Permainan dalam jaringan yang dibuat oleh seorang developmen Aseres dengan konsep strategi dan manajemen ini cukup menarik anak-anak hingga para remaja semenjak permainan ini muncul ke permukaan pada tahun lalu. Tak jarang orang dewasa yang tidak bisa memainkan permainan ini pun penasaran. Sekeren dan sebagus apa sih permainan di dalamnya?
Baru-baru ini, Sukma Aditya akan merilis sebuah Atma perempuan yang baru. Sinta. Dalam legendanya, Sinta ini diculik oleh rahwana dan ingin dijadikan istri. Namun, dapat dihentikan karena Sri Rama datang pada waktu yang tepat dengan bantuan hanoman. Sayangnya, Atma Ramayana series ini hanya bisa didapatkan oleh orang-orang terpilih saja. Alias limited edition. Nah bagaimana, apakah kamu merasa jika kamu adalah orang itu?
Selain atma baru, Sukma Aditya juga meningkatkan performa dan fitur mereka. Beberapa hari lagi akan diadakan pembaharuan yang meminta izin pengguna terlebih dahulu. Dengar-dengar jika kita menyetujuinya, kesempatan untuk menjadi bagian Ramayana series akan semakin besar. Kenapa harus menunggu lagi? Ayo kita mainkan!
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Aksara tidak tahu harus berkata apa. Membaca artikel ini membuat dia tidak tenang. Entah karena cerita atau Rahwana yang disebut-sebut oleh si pengguna. Bagaimana pun kejadian kemarin masih membekas. Cukup tidak waras hanya dengan memikirkannya. Setahu Aksara, tiap kali melakukan pembaharuan, berarti akan ada misi baru.
Dia tahu, sebagai pemain tingkat atas dan profesional, saudaranya itu pasti akan ikut serta. Namun, dia tidak ingin. Intuisinya berkata agar mereka jauh-jauh dari Ramayana Series. Aksara lalu mengembuskan napasnya. Sejenak dia menatap kembali pada Raka. Laki-laki itu masih bergumam dan memikirkan kondisi gadis di dalam kamarnya.
Aksara pun menghampiri dirinya, lalu menepuk pelan bahu laki-laki tersebut dan berkata, "Raka, aku pikir kita benar-benar harus berhenti memainkan ini."
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro