Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

❃02: Anak ku, Iruma [Name]

Kelopak mata [Name] dengan cepat, menampilkan manik emerland di tengah kegelapan kamar tidurnya. Gadis perempuan itu spontan mengambil posisi duduk. Keringat mengalir di dahinya. Napas anak itu terlihat tidak beraturan. Wajahnya nampak pucat. Matanya menatap sekitarnya dengan sorot ketakutan. Sekelebat bayangan ayahnya yang tengah menyiksanya muncul.

Bunga tidur yang mengerikan. [Name] merasa lega sekarang ia bukan berada di  rumah lamanya. Namun rasa takut masih tertahan akibat gelapnya kamar yang ia tempati. Seingatnya ia tidur tadi keadaan lampu kamarnya hidup.

[Name] bergegas keluar dari kamar dengan selimut menutupi seluruh badannya. Keadaan di luar kamar lebih gelap. Seluruh lampu di ruangan itu mati. [Name] duduk di pojok ruang tengah dengan tubuh gemetaran. Kedua tangan mungilnya saling memeluk tubuh sendiri.

Suara derit pintu terdengar, Jyuto kekuar dari kamarnya masih dengan wajah mengantuk. Suara derap langkah dan pintu yang terbuka kasar membangunkannya. Ia berniat memeriksa apa yang terjadi. Manik emerland tanpa bingkai kacamatanya samar-samar menemukan gundukan tertutup selimut hijau di pojok ruangan.

Mendekat, perlahan Jyuto singkap selimut yang menutupi tubuh gemetaran [Name]. Jyuto membawa tubuh [Name] ke dalam dekapannya. Dengan cepat [Name] membalas pelukan ayah barunya itu. Bunga tidurnya tadi terus terbayang-bayang di kepalanya.

"Apa yang kau lakukan disini? Mimpi buruk?" tanya Jyuto pelan–lebih seperti bisikan.

[Name] tak menjawab, namun pelukannya semakin mengerat di tubuh Jyuto. Jyuto kembali berdiri tegak, membawa [Name] ke dalam gendongannya. Tubuh kecil [Name] tak memberikan beban berarti bagi Jyuto. Dibawanya anak manisnya itu ke kamar.

Perlahan [Name] diturunkan di atas kasur, kemudian ia ikut naik dan menyamankan posisinya di samping [Name]. Kembali dipeluknya tubuh mungil [Name], memberikannya usapan lembut di punggungnya. Perlahan [Name] kembali terbuai ke alam mimpi.



✤Daddy Sugar✤

Pagi datang lebih cepat dari yang [Name] duga. Gadis itu mengambil posisi duduk, kemudian menguap pelan. Rasa kantuk membuatnya ingin kembali menutup matanya. Jyuto yang berada di sudut kamar tengah memakai pakaian kerjanya. Bibirnya menyunggingkan senyum, merasa lucu dengan wajah bantal sang anak. Selesai memakai kemejanya, Jyuto kemudian berjalan ke samping kasurnya, mendekati [Name]. Mata anak itu kembali terjaga saat Jyuto menarik pelan tangannya agar turun dari kasur.

Dengan perlahan Jyuto melepaskan piyama yang digunakan [Name]. Jyuto berjalan menuju lemari pakaiannya, mengambil sebuah handuk. Ia kembali kehadapan [Name]. Masih dengan kantuk yang tersisa [Name] menerima handul yang diberikan Jyuto. Dengan langkah malas ia berjalan menuju kamar mandi.

Jyuto hanya diam menatap kepergian anaknya menuju kamar mandi. Pandangan Jyuto tak lepas dari punggung [Name] hingga tubuh mungil itu hilang karena pintu kamar mandi menutup pandangannya. Hening. Tak terjadi apa-apa setelahnya.

Namun, sedetik kemudian.

"AYAH MESUM! JANGAN MEMBUKA BAJU ORANG SEMBARANGAN!"

Jyuto tertawa mendengar teriakan melengking dari dalam kamar mandi. Rupanya anak itu baru sadar.



✤Daddy Sugar✤

[Name] menatap heran sang ayah. Sudah lebih dari 15 menit Jyuto berdiri, hanya menatap kulkas yang terbuka di hadapannya dengan dahi mengerut. Tak ada satu pun bahan makanan di dalam kulkasnya. Ia baru ingat bahwa setiap harinya jarang sekali makan di rumah hingga isi kulkasnya hanya bir kaleng saja. Makan di rumah pun ia hanya memakan mie instan. Pandangannya berlabuh pada meja makan, sang anak sedari tadi sudah duduk dengan manis menunggu sarapan.

Beberapa kali Jyuto menangkap senandung kecil dari mulut [Name], sepertinya gadis itu bosan. Jyuto terdiam, berpikir sejenak menimang keputusan yang tidak akan membuatnya terlambat bekerja nantinya. Menutup kembali kulkas di depannya, kaki jenjang Jyuto melangkah menjauh dari dapur, memasuki kamarnya. Pria itu kembali kembali keluar dengan badan terbalut coat hitamnya.

[Name] dengan cepat turun dari kursi, menatap bingung ayahnya, "mau kemana?"

Jyuto tertawa kikuk. "Ayo makan diluar! Ayah lupa membeli bahan makanan."

[Name] tak menjawab, namun kakinya tetap bergerak mengikuti Jyuto dengan langkah konstan. Jyuto memelankan langkahnya, mensejajarkan diri dengan sang anak. Tangannya dengan lembut menggenggam tangan [Name], seolah menuntun anak berusia 5 tahun.

Keduanya memasuki mobil dinas Jyuto. Dengan penuh kasih sayang Jyuto memasangkan sabuk pengaman anaknya. Menyalakan mesin mobil, mobil dinas Jyuto mulai keluar dari pekarangan pribadi rumahnya.

"[Name], nanti setelah makan kau akan ayah titipkan di rumah teman ayah mau?" tanya Jyuto.

[Name] menoleh, "eh? Boleh saja, Yah."

Jyuto tersenyum. Tangan kirinya melepas pegangannya pada setir mobil, kemudian mengelus pucuk kepala [Name]. "Anak pintar."

Gadis kecil itu hanya tersenyum senang saat Jyuto memujinya.

"Sebagai hari pertama mu, kau bebas memilih menu sarapan hari ini!"

"Benarkah? Mau karage!"

Tbc ...

Mew, aku back~
Ini pengganti buku sebelah yang bentar lagi mau tamat hehe~

4/5/2020

♪Aohitsugi Keyara

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro