Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab 1b

Kyomi berusaha untuk menarik motornya, sayangnya tenaganya sudah terkuras habis untuk bekerja dan motor menolak untuk bergeser.

"Pak, bi-bisa minta tolong? Bantu aku pindahin motor ini," ucapnya dengan terengah pada laki-laki yang sekarang berdiri berkacak pinggang di depan mobil. Kyomi masih berusaha tapi gagal. Akhirnya hanya berdiri dengan kaki gemetar. "Pak, tolong."

Laki-laki itu menjawab dingin. "Siapa bapakmu?"

"Eh, panggilan 'pak' sebagai sapaan sopan. Kalau begitu aku ganti. Kak, bisa minta tolong?"

"Aku tidak punya adik!"

Jawaban ketus dan singkat dari laki-laki itu membuat Kyomi kesal. "Aku minta tolong, apa susahnya, sih?"

Laki-laki itu tidak menjawab sampai terdengar derap langkah. Muncul dua laki-laki dari arah jalan dan mereka ternganga melihat perseteruan motor dan mobil.

"Pak, apa yang terjadi?" Laki-laki berkacamata bertanya dengan bingung.

Laki-laki yang dipanggil 'pak' menunjuk Kyomi. "Gadis bodoh itu membuat mobilku hancur!"

Kyomi ternganga, begitu pula dua laki-laki yang baru datang. Salah seorang di antara mereka memakai seragam yang sepertinya seorang sopir.

"Aduuh, kalau diservis berapa biayanya? Bisa jutaan ini."

"Tentu saja, belum lagi pengerjaannya yang tidak sebentar." laki-laki berkacamata menimpali.

Kyomi makin gemetar di tempatnya berdiri. Tadinya ia mengira bisa lepas dari amukan Cahaya karena motornya tidak terjatuh mengenai aspal. Sialnya, justru menimpa mobil mewah yang harganya bisa tujuh turunan tidak terbeli olehnya. Ia memejam, berusaha mencari jalan keluar dari masalah ini. Memikirkan tentang melarikan diri, tapi teringat akan motor Cahaya. Ingin pura-pura pingsan, tapi takut tidak ada yang menolong. Ia bahkan berencana untuk pura-pura jatuh dan amnesia. Semua rencana pura-pura itu terhenti dari otaknya saat bertatapan dengan laki-laki tinggi pemilik mobil. Pandangan laki-laki itu dingin dan mencekam, membuat Kyomi tanpa sadar menggigil ketakutan. Ia menghela napas panjang, bersiap-siap teriak kalau sampai dianiaya.

"Kamuu!" Hardik laki-laki itu.

Kyomi membuka mulut. "Aargh, jangan bunuh aku. Jangaaan!"

Lalu hening. Tiga laki-laki menatap Kyomi tidak tanpa ekpresi. Sadar kalau sudah berlaku konyol, Kyomi meneguk ludah dan berujar pelan.

"Pak, sa-saya bersedia menanggung kesalahan. Sa-saya ingin bertanggung jawab pada Anda."

Laki-laki itu mengamati Kyomi luar dalam. "Siapa namamu?"

"Kyomi Ayura Utama Putri Sejawat Abadi."

Laki-laki itu mengerjap. "Aku tanya nama aslimu!"

Kyomi mendongak. "Itu nama asli, Pak. Memang bapak saya aja kurang kerjaan. Mencantumkan namanya di belakang nama saya. Nama bapak saya Sejawat Abadi."

"Terseralah. Kamu kerja di kafe ini?"

"Iya, Pak. Baru hari ini dan langsung kena masalah. Apa menurut Anda, ini hari sial untuk pemilik bintang Leo?"

Kyomi kembali menutup mulut saat laki-laki di depannya menyipit. Rasa dingin menjalari tubuhnya. Laki-laki itu menoleh pada orang berkacamata di belakangnya.

"Aiman, siapkan perjanjiannya. Gadis ini harus membayar tagihan perbaikan sampai lunas. Minta datanya yang lengkap dan kalau sampai terbukti palsu, penjarakan saja!"

Kyomi merintih dalam hati, membayangkan hamenrus membayar utang yang jumlahnya tidak sedikit. Bagaimana kalau ia tidak bisa melunasi? Apakah laki-laki itu akan menjualnya ke hidung belang? Atu menculik dan mengambil organ vitalnya? Berbagai pikiran mengerikan berkelebat dan tanpa sadar Kyomi merinding.

Kafe sudah tutup, mereka memilih restoran fast food 24 jam untuk membuat surat perjanjian.Laki-laki berkacamata yang bernama Aiman membuat surat, mengeprintnya, dan membawa sebuah materai. Kyomi mau tidak mau merasa heran karena Aiman melakukan semuanya dengan cepat dan rapi. Apakah laki-laki itu terbiasa membawa printer dan materai? Diam-diam Kyomi mengamati dua laki-laki di depannya. Ternyata, laki-laki dengan mata sedingin setan adalah si boss sedangkan yang berkacamata dan bernama Aiman adalah asisten. Sedangkan yang berseragam ternyata sopir dan menunggu di mobil. Kyomi menatap motor yang terparkir di halaman dengan sedih. Ia merasa nasib baik sedang tidak berpihak padanya.

"Kyomi, kamu baca ini dulu." Aiman menyodorkan beberapa lembar surat perjanjian pada Kyomi.

Merasa sudah pusing dan ingin menangis, Kyomi membaca semuanya secara cepat lalu mengangguk. "Saya setuju."

"Kamu yakin?" Laki-laki bertampang sangar di depannya bertanya.

"Iya, Pak. Yakin tiga ratus persen."

"Kenapa tiga ratus? Banyak amat?" celetuk Aiman.

"Yah, seratus kurang, Pak. Lagian, jaman sekarang uang seratus dapat apaan, sih? Saya juga bingung untuk apa uang seratus dicetak?"

"Ehm!"

Kyomi menutup mulut, menandatangi dengan cepat. Menatap laki-laki yang berdehem. "Sudah, Pak."

Laki-laki itu mengeluarkan kartu nama dari tas dan memberikannya pada Kyomi. "Hubungi aku kalau kamu merasa punya uang lebih dan ingin melunasi utangmu!"

Kyomi menerima kartu nama warna putih mengkilat dengan jari gemetar. Tanpa sadar, bibirnya merapal nama di kartu.

"Raylee Anderson, Direktur Utama."

Ternyata ia berurusan dengan orang yang sangat kaya raya.

"Pak Ray, nggak ada niat sedekah untuk kaum duafa?" tanya Kyomi coba-coba.

Raylee mengernyit. "Apa maksudmu?"

Kyomi meneguk ludah. "Maksud saya adalah, Pak Ray seorang direktur kaya raya. Bukankah menolong fakir miskin dan anak terlantar itu wajib. Jadii—"

"Jangan harap!" desis Rayle. Membungkam apa pun yang ingin keluar dari mulut Kyomi.

Tidak ada gunanya meratapi nasib, Kyomi harus menerima kenyataan kalau dirinya kini menanggung utang puluhan juta di hari pertama bekerja. Tidak bisa mengelak karena Raylee bisa menyeretnya ke penjara kalau ingkar. Kyomi mendesah, teringat akan ramalan yang dibacanya di media sosial tentang nasib bintang Leo. Ternyata benar kalau hari ini adalah hari sial bagi gadis berbintang Leo.

**

Extra

Aiman meninggalkan Kyomi dan Raylee untuk merokok. Ia menatap mereka dari kejauhan dan bicara dengan si sopir.

"Gadis itu minta dikasihani, katanya anak terlantar."

Si sopir mengernyit. "Benarkah? Kasihkan sekali. Lalu?"

"Nggak ada lalu-lalu, emang kamu percaya anak terlantar pegang ponsel android canggih? Yang benar saja!"

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro