Bagian Kedua : Serpihan 1
Yogyakarta.
"Akhirnya kembali ke sini," batin Mystina. Senyum tersungging sekilas di bibirnya. Pandangannya menyapu seluruh bandara di hadapannya. "Berubah atau tidak, kenanganmu masih tetap sama di hatiku."
Mystina bergegas melangkah meninggalkan bandara setelah sesaat menunggu untuk mengambil tas ranselnya. Lalu naik taksi menuju tempat penginapannya. Dari balik kaca jendela mobil, Mystina mengamati perubahan kota gudeg itu dalam diam.
Bayangan bocah itu kembali datang. Mengisi pikiran Mystina yang hampa.
"Kalau kamu diam saja, orang lain mana tahu apa yang kamu pikirkan," kata-kata bocah itu kembali memenuhi ingatannya. Tanpa sadar, Mystina sudah tersenyum. Ingatan akan bocah berumur sembilan tahun itu kembali terbuka.
**
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro